Bacaan sore, copas dari milis sebelah. Aku punya teman bernama Pita, seorang yang cerdas dan berprestasi dalam pekerjaannya. Pita terus mengejar impiannya hingga suatu saat ia mendapatkan seorang suami yang sama-sama berprestasi. Bertepatan dengan diangkatnya Pita menjadi staf diplomat dan selesainya suami meraih gelar doktor, lahirlah seorang anak laki-laki buah cinta mereka , Eka namanya. Pita semakin sibuk dengan pekerjaannya sedangkan Eka baru berusia 6 bulan.Pita sangat sering meninggalkan Eka pergi dari satu kota ke kota lain. Aku pernah bertanya kepadanya,"Bukankah Eka masih terlalu kecil untuk ditinggalkan?", Tidak, aku sudah mempersiapkan segalanya dan semua pasti berjalan baik", jawab Pita. Dibawah perawatan baby-sister dan pengawasan kakek-neneknya, Eka tumbuh menjadi anak yang cerdas dan lincah.Meskipun kedua orangtuanya begitu sibuk, namun Eka bisa memahami kesibukan mereka. Suatu hari, Eka pernah meminta seorang adik kepada kedua orang tuanya. Kedua orangtuanya menjelaskan tentang kesibukan mereka yang belum memungkinkan untuk memberikan Eka seorang adik. Kali ini, Eka lagi-lagi mengerti kondisi orangtuanya, ia mengerti seperti orang dewasa. Sehingga Pita menyebutnya "malaikat kecil"Pada suatu hari Eka tidak mau dimandikan baby sisternya, ia sangat ingin dimandikan mamanya. Selama kurang lebih seminggu ia mengajukan hal yang sama ingin dimandikan mamanya tetapi semua itu tidak menjadi kenyataan karena terlalu sibuknya Pita. Sampai suatu sore, aku dikejutkan oleh telepon sang baby sister . Ada kepanikan di dalam suaranya, " Bu, Eka sakit demam dan kejang-kejang. Sekarang ia di UGD". Tanpa pikir aku langsung menuju UGD, tetapi semua sudah terlambat. Tuhan telah memanggil Eka, malaikat kecil yang lincah, pintar , pengertian.Saat kejadian. mamanya sedang meresmikan kantor barunya. Dalam keadaan terpukul, Pita pulang kerumah dan satu-satunya yang ingin ia lakukan adalah memandikan malaikat kecilnya Eka. Keinginan untuk memandian Eka memang tercapai, walaupun keadaan tubuh yang terbujur kaku. Ia memandikan Eka diiringi deraian air mata dan rintihan pedih," Ini mama sayang . . . . mama yang memandikan Eka". Tubuh kecil Eka telah tertimbun tanah, tetapi kami masih berdiri membisu disana. Aku membiarkan Pita mengucapkan kata-kata yang bisa menghibur dirinya sendiri atas kepergian Eka-nya.Hening sejenak, sebelum Pita akhirnya tertunduk,"Bangun Eka, Mama mau mandikan Eka, berikan mama kesempatan sekali lagi, . . ."rintihan itu begitu menyayat kalbu, tapi semua sudah terlanjur. Penyesalan selalu datang terlambat dan kesempatan yang sama tidak akan pernah terulang.
Berbuat baik dan nyatakanlah kasih selama masih ada kesempatan. Itulah perintah TUHAN. AMIN. Powered by Telkomsel BlackBerry®