imunisasi itu kan hanya mencegah, jadi anak bisa tetap kena. Anak saya 
meskipun sudah di imunisasi campak, dia tetap kena campak. Kata DSA-nya ya 
karena itu imunisasi cuman salah satu alat untuk mencegah, selebihnya kita 
serahkan pada yang diatas



Bunda Nisa <[EMAIL PROTECTED]> 
01/16/04 06:56 AM
Please respond to
[EMAIL PROTECTED]


To
[EMAIL PROTECTED]
cc
[EMAIL PROTECTED]
Subject
Re: [balita-anda] Anak Jadi Rewel Jangan Dianggap Remeh! - RUBELLA






Mbak... kalau boleh minta infonya... apakah anaknya temen mbak ini sudah 
diimunisasi MMR ? Karena bukannya salah satu tujuan imunisasi ini adalah 
untuk mencegah kena virus rubella (MMR = Measles, Mumps, Rubella).
Thanks ya... saya tunggu infonya....

Bundanya Annisa & Kevin

Elida Basaria <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Dear Netters,

saya forwarkan email dari rekan kantor saya untuk menjadi bahan renungan 
dan informasi kita bersama.

Salam,
Elida, Mamanya Arya & Nike

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Teman-teman semua.



Dari hati yang paling dalam, saya dan istri mengucapkan terimakasih atas 
semua bantuan, simpati, dan doa teman-teman atas musibah yang menimpa anak 
saya Lila Narita yang berumur 22 bulan. Peristiwa ini sangat mengagetkan 
saya dan juga teman2, karena selama ini anak saya selalu sehat dan lincah. 
Semoga musibah seperti ini tidak pernah terjadi pada keluarga teman2 
semua.



Thanks to Mita, Wilsa, Threes, Santoso, Yusuf, Miki, Sachlani, mbak Rini, 
Pak Rijanto, Pak Edy, mbak Betsy, Tito, Ina Indah, Indra, Alfred, Gilbert, 
Azhari, Ali Fahmi, Ervina, Liesma, Agus Efendi, Prima, Henki, Pak 
Harmanto, dan rekan-rekan kerja lain yang tidak bisa saya sebutkan satu 
persatu yang telah membantu mempercepat tindakan/keputusan yang diambil 
oleh saya dan istri yang saat itu sedang kalut dan panik dengan memberikan 
berbagai saran/informasi baik sebelum dan selama di rumah sakit. Dukungan 
terhadap pekerjaan dan doa yang tulus dari teman-teman semua telah 
menjadikan kondisi anak saya semakin membaik dan mudah2 an tidak terlalu 
lama lagi anak saya akan kembali normal.



Re: Anak Jadi Rewel Jangan Dianggap Remeh!



Beberapa bulan yang lalu saya pernah mendapat email dengan bunyi subjek di 
atas dan peristiwa yang serupa entah pada milis apa, namun email tsb saya 
cari sampai sekarang tidak ketemu juga. Barangkali ada teman yang 
menyimpan email tsb silahkan forward ke saya, saya ingin bertukar 
pengalaman dengan keluarga tsb.

Sekedar untuk berbagi pengalaman, berikut kronologis kejadian yang kami 
alami. Barangkali teman-teman bisa mem-forward pengalaman ini kepada 
mereka yang membutuhkan agar bisa mencegah musibah serupa lebih dini.



1. Sekitar 5 hari sebelum Idul Fitri, Lila mulai rewel dan ingin selalu 
digendong ibunya. Bila ada gelagat mau dilepas atau diturunkan dia 
mencengkeram kuat-kuat ke baju atau bahu, menunjukkan tanda bahwa dia 
sangat takut untuk turun ke lantai. Beberapa hari itu dia juga sangat 
ketakutan terhadap tayangan2 iklan tertentu di tv, takut melihat kucing, 
ayam, dan meronta-ronta kalau dilihat orang lain. Padahal selama ini dia 
biasa bermain sendiri dgn mainan, dan suka mengejar ayam, kucing, dsb.



2. Selama libur Idul Fitri tgl 25-28 Nov di luar kota sangat sulit mencari 
praktek dokter anak. Akhirnya tgl 28 Nov saya bawa dia ke RS Advent di 
Bandung. Setelah dicek keseluruhan tubuhnya oleh dokter anak tidak 
ditemukan adanya kelainan kecuali sariawan di mulut. Dokter hanya 
memberikan vitamin dan amoxilin.



3. Namun sifat rewel yg luar biasa itu tidak ada perbaikan juga. Famili yg 
melihat lantas mengajak saya ke beberapa orang pinter karena mungkin dia 
selalu melihat sesuatu yang menakutkan. Sampai kembali di Jakarta, segala 
macam pengobatan medis dan non medis terus dicoba tapi sama sekali tidak 
ada kemajuan. Bahkan selama di rumah gejala semakin parah, suaranya 
seperti orang kesurupan siang malam selama berhari-hari, dan badan semakin 
kurus. Perlu dicatat bahwa selama itu dia tidak pernah mengalami demam 
suhu tinggi atau pun gejala pilek atau flu yang bisa mendorong saya 
kembali periksa ke RS.



4. Tidak tahan dg kondisi tsb dan atas informasi teman ttg RS anak yang 
lengkap maka tgl 19 Des saya bawa dia ke RS HK. Pagi hari ketika di rumah 
setelah mandi, kedua matanya menjadi selalu melihat ke kiri, cengkreman 
tangan selalu sangat kuat takut lepas dari gendongan ibunya. Setelah antri 
di RS dan giliran diperiksa, dokter lalu membawa dia ke bagian UGD. Di 
sana diperiksa lagi mata dg senter dan ternyata mata tidak berkedip, lalu 
semua tangan dan kaki diketok-ketok dg palu ternyata juga tidak ada 
refleks. Deg! Saya kaget -- baru sadar bahwa kondisi anak saya sudah 
separah itu. Dokter menyatakan anak saya harus rawat inap di sana. Saat 
malam di RS mau diberi makan ternyata leher dan punggung sudah lumpuh juga 
sehingga badan dan kepalanya harus dipegang supaya makanan bisa masuk 
kerongkongan. Padahal pagi waktu akan berangkat, tangan dan kaki masih 
kuat semua karena masih meronta atau mengamuk, leher juga masih kuat 
karena sering menghindari sendok waktu dikasih makan.



5. Dokter meminta untuk CT scan dan keesokannya diketahui telah terjadi 
pengerutan otak bagian depan dan atas: atropi lobus fronto parietalis. 
Menurut dokter gangguan otak di bagian ini menyebabkan motorik tangan dan 
kaki jadi lumpuh dan mata buta. Ditanya apa penyebabnya, dokter mengatakan 
biasanya karena infeksi oleh virus atau bisa juga penyakit degeneratif. 
Ditanya apakah ada kemungkinan kembali normal, dokter mengatakan biasanya 
sudah sembuh paling jadi anak idiot. Namun 5 hari dirawat di RS tersebut 
tidak pernah jelas virus apa yg dimaksud. Setiap kali kami bertanya pada 
suster dan dokter apakah pernah menangani penyakit seperti ini mereka 
selalu mengatakan, "Memang kasus seperti ini jarang ya..!".



6. Karena khawatir dan ingin mendapatkan perawatan terbaik untuk anak, 
maka atas bantuan teman-teman di kantor yg selalu saya update/diskusi 
mengenai kasus yang menimpa anak saya, akhirnnya saya mendapat rujukan 
profesor dokter ahli saraf yang pernah menangani kasus serupa di RS MMC. 
Atas bantuan teman-teman kantor juga maka pada tgl 23 Des saya pindahkan 
anak saya ke RS MMC. Pada hari itu juga dokter mengambil sampel darah dan 
air seni untuk dilakukan berbagai macam test. Beberapa hasil test 
menunjukkan bahwa air seni dan darah masih normal, namun hasil test TORCH 
yang diterima tgl 30 Des ditemukan bahwa virus rubella Ig G positip 580 
iu/ml. Virus ini yang diperkirakan menyebabkan infeksi pada otak. Dengan 
bantuan seorang prof dokter ahli virus [virulog/imunologi] dari Makmal UI 
maka dibuatkan resep untuk menangani virus rubella tsb. Ditanya dari 
binatang apa virus ini berasal? Dokter bilang bukan dari binatang tapi 
dari manusia, orang dewasa yg pilek bisa mengandung virus lain
selain virus influenza.



7. Selama dalam perawatan di RS mata anak saya selalu melihat ke kiri dan 
jarang bergerak ke arah lain. Karena penasaran ingin tahu seberapa parah 
kerusakan indra penglihatannya, maka dokter menyarankan untuk brain 
mapping test di RS HS. Hasil tes tgl 4 Jan ternyata menunjukkan bahwa sama 
sekali tidak ada kontak baik otak kiri maupun otak kanan -- yang artinya 
mata telah buta total.



8. Namun beberapa hari kemudian mata mulai bergerak dan saat email ini 
ditulis (15 Jan 04) mata anak saya gerakan dan penglihatannya sudah normal 
walaupun belum dilakukan brain mapping test lagi. Sebagai indikasi, mata 
bereaksi ketika diajak berkomunikasi dan dia selalu menangis kalau 
perlahan2 ibunya pergi ke luar ruangan. Saat ini semua tangan, kaki, dan 
leher sudah mulai bisa bergerak dan makin kuat walaupun masih tergeletak 
karena belum bisa duduk kembali dan leher belum bisa tegak tanpa ditopang. 
Perkembangan tangan dan kaki kiri sudah cukup maju, bisa pegang dan 
mengontrol mainan. Tangan dan kaki kanan gerakannya masih lemah dan belum 
bisa melakukan kontrol dengan baik. Beberapa hari terakhir dia berusaha 
beguling ke kiri dan ke kanan, persis seperti bayi yg baru lahir kembali. 
Itu sudah kemajuan yang sangat berarti bagi kami. Alhamdulilah!



Sekedar cerita, dokter imunolog yang menangani anak saya telah beberapa 
kali punya pengalaman menangani kasus virus rubella atau cmv. Kedua virus 
ini yg seringkali merusak sistem saraf pusat dan seringkali pasien tidak 
menunjukkan gejala demam tinggi atau pilek, tapi seringkali seperti orang 
kesurupan berteriak-teriak. Pada orang dewasa misalnya ada pasien pria 
umur 24 yg matanya tiba-tiba juling, atau juga ada pasien yg tiba-tiba 
budek atau buta. Contoh lain, ada gadis umur 16 habis pulang camping 
kelelahan, namun keesokan harinya tidak bisa dibangunkan karena ternyata 
sudah lumpuh total dan buta. Kedua orang tua gadis ini juga dokter. 
Setelah berobat ke sana kemari termasuk berbagai pengobatan alternatif 
tidak ditemukan juga kemajuan sekian lama. Akhirnya bertemu dengan dokter 
ini dan setelah di test darah rupanya terdapat kandungan virus rubella. 
Sekarang gadis tsb sudah sembuh dan jadi seorang dokter di Jakarta. Cerita 
lain lagi, ada ibu hamil yang selalu seperti kesurupan dan
pernah 2 kali naik ke atap genteng tengah malam, untung tidak jatuh. 
Setelah di test darah ternyata mengandung virus cmv dan alhamdulilah bayi 
telah lahir selamat, juga ibunya.



Saya sulit membayangkan bagaimana parahnya akibat penyakit ini bila 
terjadi di kota-kota kecil. Menurut dokter tsb, virus rubella atau cmv 
kadang ditemukan pada darah anak-anak yg autis, orang yg terbelakang 
mental, atau orang gila. Seorang anak yg autis dan diketahui terdapat 
rubella atau cmv perlahan-lahan membaik setelah virus tsb ditekan 
perkembangannya. Secara teori, kerusakan neuron tidak bisa diperbaiki, 
beda misalnya dengan luka di tangan dimana sel-sel bisa tumbuh sampai 
kembali normal. Perkembangan otak manusia secara teori terjadi sampai umur 
17 th, artinya kerusakan otak pada pasien dengan rentang umur 0-17 th ada 
harapan bisa sembuh karena otak masih berkembang.



Barangkali pengalaman kami ini bisa jadi pelajaran berharga buat 
teman-teman semua. Saat ini hari demi hari, saya dan istri dengan 
harap-harap cemas melihat perkembangan anak kami cukup pesat. Atas doa dan 
dukungan dari banyak teman-teman baik kami, kami semakin optimis dia bisa 
kembali normal.

Mudah-mudahan. Insya Allah!



Salam,



Tonny & Tati

Email: [EMAIL PROTECTED]

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Yahoo! Hotjobs: Enter the "Signing Bonus" Sweepstakes

Kirim email ke