Dear Mom and Dad, Sekedar nambahin, idealnya mungkin ibu2 harus selalu berada disisi anak2 nya dan mengawasi mereka tumbuh dan kembang, tapi yang jadi permasalahan adalah kita ngak selalu ideal, karena kebanyakan ibu2 yang berkerja juga untuk membantu keluarga biar survival. Mungkin dengan membaca email ini kita tetap harus ingat untuk selalu mengatur waktu dan memberi perhatian kepada keluarga semaksimal mungkin, mungkin karena itulah kenapa Surga berada dibawah telapak kaki ibu,
Regards, Mama Laela ----- Original Message ----- From: Yulia Nuryanti To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 26, 2004 3:29 PM Subject: Re: [balita-anda] Mahalnya Sebuah Karir Saya menanggapi forwardan email tsb tidak ada unsur memojokkan ibu bekerja, justru memang mengingatkan kita sebagai ibu bekerja bahwa keluarga itu No.1. Kehancuran kehidupan anak2 dari artikel tsb kan akibat orangtuanya lebih mementingkan pekerjaan ketimbang keluarga. Ini masalah prioritas, dan dari yang saya baca atau tonton di tv, hampir semua orang sukses dan bahagia, memprioritaskan keluarga. Kalaupun bisnis rumahan, toh belum tentu anak2 kepegang, atau minimal terawasi, bisa jadi kan, kalau misalnya toko sedang sibuk2nya... Kalau menurut saya, ya bismillah saja, jalani hidup dengan sikap terbaik, dan perlunya manajemen waktu maaf kalo ada yang kurang berkenan -------Original Message------- From: [EMAIL PROTECTED] Date: Monday, January 26, 2004 03:52:48 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Mahalnya Sebuah Karir sorry mo nambahin, sebenarnya didalam hati setiap ibu ingin mengurus anaknya sendiri sehingga dapat terus mengamati trus pertumbuhan buah hatinya setiap hari,kadang2 saya merasa jenuh juga bekerja sementara buah hati saya ada di rumah ada solusinya nggak yach menghasilkan uang tapi anak tetap terurus sorry kalau tidak membantu banyak -------Original Message------- From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tuesday, January 27, 2004 6:25:47 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Mahalnya Sebuah Karir Dear Rekan Milis BA, Saya juga punya uneg-uneg yang sama dengan mbak Ayu mengenai ibu bekerja yang sering menjadi tumpuan kesalahan apabila sesuatu yang kurang baik terjadi pada anak.Pada jaman sulit seperti sekarang ini wanita juga harus berperan dalam membangun ekonomi keluarga dikarenakan kondisi yang tidak menentu, untuk antisipasi apabila salah satu kena PHK ( misal), wanita bisa menutupi kekurangan keuangan dalam keluarga.Bagaimana kalo yang kerja cuma suami trus terjadi sesuatu yang saya contohkan diatas ( jangan sampai lah yaa) sedangkan kita tidak bekerja...mungkin ada sebagian wanita memilih kerja dirumah sambil ngurus anak, tapi tidak semua bisa melakukannya...but btw sebenernya saya pengin yang seperti itu,( usaha apa yach moms and dads), justru sekarang ini saya masih ingin mencari Job di tempat lain yang lebih baik ( memungkinkan tidak ya, sementara saya sudah ibu2 an dan punya anak ) Sorry moms and dads, ini malahan curhat. Maaf bila tidak berkenan. .. Wening Email : [EMAIL PROTECTED] ----- Original Message ----- From: "Ayu Samantha" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Milis Balita Anda" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, January 26, 2004 1:57 PM Subject: [balita-anda] Mahalnya Sebuah Karir > Banyak banget ya cerita begini yg berkesan memojokkan wanita bekerja. > Wanita bekerja itu tidak bersalah. Toh bekerja buat keluarga juga. Maaf, > saya bukan menyalahkan yang mem forward, mungkin ada hikmah yg bisa > diambil, tapi buat saya pribadi, cerita2 begini bikin persepsi seolah2 > wanita bekerja adalah salah. > > Padahal, namanya urusan anak adalah 100% di Ayah, 100% di Ibu. Artinya, > tanggung jawabnya sama2, antara suami dan istri, bukan melulu ibunya > yang disalahkan apabila ada kejadian2 yang tidak enak terhadap anaknya. > Trus Bapaknya kemana? Apalagi, di cerita ini, suaminya kena stroke. Nah > kalo bukan Ibunya yang kerja dan cari duit, mau makan dan hidup dari > mana? > > Contoh kasus, banyak wanita sukses yang juga sukses dalam rumah tangga. > Tapi, tidak sedikit juga wanita sukses yang keluarganya berantakan. > Atau, Ibu Rumah Tangga yang dedicate terhadap keluarga dan anak2nya, > tapi..tetep aja anaknya brengsek. > > Banyak faktor yang menyebabkan gagalnya pendidikan anak.Takdir. Cobaan > dari yang di atas, lingkungan sekitar, kurang hangatnya hubungan dengan > keluarga, dll. Tapi yang jelas, bukan karena Ibu bekerja. Maaf, jangan > ada yg terseinggung, karena ini hanya pendapat pribadi saya. > > Regards, > Ayu S. > > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] . ____________________________________________________ IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here