Dokter ini kok nulisnya enteng banget ya? Seperti nggak ada beban.... Apa cuma perasaan saya saja?
> ---------- > From: Wanda Pradipta[SMTP:[EMAIL PROTECTED] > Reply To: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Friday, February 20, 2004 7:48 AM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [balita-anda] TURUT BERDUKA CITA > > maaf, > dokter h. hindra irawan satari itu adalah betul dr.Hinky yang praktek di > RSPI dan juga praktek di RSCM kan? > > ----- Original Message ----- > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Thursday, February 19, 2004 8:29 PM > Subject: Re: [balita-anda] TURUT BERDUKA CITA > > > > > > :-) > > > > Allah .... meletakkan alam ini dalam keseimbangan yang sangat baik. > > > > Semua yang berlaku di bumi ini menurut akan Hukum Allah yang juga adalah > Hukum Alam .... > > > > Jika kita menyebrang jalan tidak menggunakan jembatan penyebrangan dan > kemudian tertabrak ... itu bukan takdir tapi kebodohan > > > > Jika kita menyebrang jalan menggunakan jembatan penyebrangan dan > kemudian > ada mobil terbang dan kita tertabrak ... itu baru takdir .. > > > > Manusia menciptakan sistem - sistem dalam hidupnya untuk membuat > hidupnya > nyaman... > > > > Jika sistem tidak berjalan .... bukan salah nya Tuhan .... tapi salah > manusia .... > > > > Kasus - kasus pada RS yang bermasalah lebih banyak disebabkan pada > faktor > sistem RS kita yang masih mementingkan segi bisnis .........belum pada > integritas pelayanan, > > > > Kita harus pandai memisahkan mana takdir dan mana kebodohan dan > kesombongan para dokter .... > > > > Hendri > > > > ----- Original Message ----- > > From: Bunda Nisa <[EMAIL PROTECTED]> > > Date: Thursday, February 19, 2004 0:29 am > > Subject: Re: [balita-anda] TURUT BERDUKA CITA > > > > > Dear All, > > > bukan saya bermaksud membela RSPI ya... > > > tapi kebetulan DSA dan Dokter Kandungan saya juga dari RSPI... > > > alhamdulilah semuanya lancar-lancar saja... > > > > > > yang namanya ajal bisa dimana saja... kapan saja... dan smua > > > rahasia Allah semata. > > > dan dokter bukan tuhan maupun dewa... manusia berusaha... Allah yg > > > menentukan...Apa yg menurut manusia baik... belum tentu menurut > > > Allah baik... > > > > > > <" > > > target="l">http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0402/19/090700.htm> > > > Dr. Hindra Irawan Satari, "Dokter Bukan TUHAN atau DEWA..." > > > > > > Jakarta, KCM > > > > > > Jumlah penderita demam berdarah (DB) di seluruh Indonesia, hingga > > > Rabu (18.2) mencapai 8.135 orang. Korban meninggal terus > > > berjatuhan mencapai 161 orang. Sebagian besar kasus DB menimpa > > > anak-anak. > > > > > > Berikut ini wawancara dengan Dr. H. Hindra Irawan Satari (49), > > > dokter spesialis anak-konsultan, Master of Tropical Pediatric, > > > dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropis Departemen Ilmu Kesehatan > > > Anak FKUI-RSCM > > > > > > Mengapa lonjakan kasus deman berdarah (DB) sedemikian tinggi tahun > > > ini? > > > Kami menyebutnya sebagai kejadian luar biasa (KLB) nasional. Dalam > > > bahasa Inggris disebut outbreak (angka kejadian dalam periode > > > tertentu dua kali lipat atau lebih dibanding periode sebelumnya). > > > > > > Mengapa tahun ini? Pertama, pada musim hujan ini, kelembaban dan > > > tempat perindukan nyamuk, membuat virus ini berkembang biak secara > > > cepat. Kedua, orang-orang lebih banyak tinggal di rumah, sementara > > > nyamuknya istirahatnya di dalam rumah, seperti di baju-baju yang > > > tergantung. Jadi ya memang virusnya banyak, masyarakatnya rentan > > > infeksi, kewaspadaan masyarakat, petugas kesehatan juga kurang. > > > > > > Penyakit ini ditularkan karena gigitan nyamuk. Meski ada penderita > > > demam berdarah tinggal bersebelahan, tetapi tidak ada nyamuknya, > > > ya tidak bakal menularkan ke sebelahnya. Faktor tempat perindukan > > > nyamuk yang tidak terjaga, menyebabkan nyamuk tetap > > > berkembangbiak. Perilaku masyarakat, ditambah petugas kesehatan > > > yang seharusnya mengingatkan, memimpin, dan mengawasi, tidak > > > jalan, mengakibatkan semua pihak terlena. Karena terlena, > > > dokternya nggak ngeh, orangtuanya nggak waspada, sehingga banyak > > > kasus kecolongan dan terlambat ditangani. > > > > > > Perilaku macam apa yang mengakibatkan nyamuk pembawa virus demam > > > berdarah Aedes aegypti dan Aedes albopictus, berkembang biak? > > > > > > Tempat perindukan, perkembangbiakan nyamuk yang tidak terjaga. > > > Nyamuk ini berkembang di air jernih yang tergenang, yang tidak > > > terkena sinar matahari dan tidak berhubungan dengan tanah. Jadi > > > bukan air comberan. Bak mandi, tempat reservoir, dak, lampu dan > > > kaleng bekas, vas bunga, ban bekas, atau rumah yang tidak > > > ditinggali, rumah yang lagi dibangun. Ini yang harusnya > > > dibersihkan dengan "3M". Kalau toh sudah dilakukan, tapi hanya 1-2 > > > rumah saja, ya percuma, sebab lingkupnya kan 100 meter. Sebaiknya > > > dibersihkan semua, berangkat dari rumah masing-masing. Kalau tidak > > > ada kewaspadaan itu, ya nyamuknya akan tetap berkembang biak. > > > > > > Bagaimana mendeteksi sedari awal seseorang terkena DB? > > > > > > Penyakit ini menimbulkan demam seperti gejala-gejala infeksi > > > saluran napas. Pada tiga hari pertama, mau diperiksa darah setiap > > > hari juga tidak kelihatan. Hari pertama, pasti tidak terdeteksi. > > > Hari kedua, juga pasti tidak terdeteksi. Hari ketiga, sulit untuk > > > dideteksi. Pada hari pertama sampai ketiga, biar pun di cek > > > darahnya berulang-ulang tidak akan terlihat penurunan jumlah > > > trombosit, atau kebocoran pembuluh darah. Paling-paling, setelah > > > hari keempat, baru terlihat ada perubahan dalam darah. > > > > > > Dan ketika terdeteksi, sudah terlambat ditangani? > > > > > > Penyakit ini ?kan berjalan dari yang paling ringan sampai yang > > > paling berat. Nah, pada hari keempat itu, kondisinya bermacam- > > > macam. Ada yang berada dalam fase penyembuhan, ada yang jatuh > > > dalam shock, ada yang jadi tambah sakit. Virus ini menyerang > > > pembuluh darah, karena pembuluh darahnya bocor, si penderita > > > kehilangan trombosit, yang berperan dalam pembekuan darah. Karena > > > bocor, si anak jatuh dalam shock, kekurangan cairan. Pada saat > > > itu, anak tidur terus, panasnya turun, orangtua berpikir anaknya > > > sudah sembuh, padahal jatuh dalam keadaan shock. Kalau tidak > > > ditanggulangi, shock akan berlarut-larut, dan menimbulkan > > > pendarahan. Kalau sudah terjadi pendarahan anak itu sulit > > > tertolong. > > > > > > Karena pada tiga hari pertama sulit dideteksi, dokter jadi sering > > > salah diagnosis ya? > > > > > > Lha kalau pada hari pertama, dokter melihat anak itu batuk, ya dia > > > akan bilang sakit influenza. Lagi pula belum tentu si anak hanya > > > menderita satu penyakit. Ada DB plus typhus, ada DB plus amandel, > > > ada DB plus bronkitis, ada juga DB plus infeksi saluran kencing. > > > > > > Bagaimana caranya mendeteksi DB lebih awal? > > > > > > Gejala klasik DB adalah panas tinggi antara 39-40 derajat celcius > > > selama 3 hari berturut-turut. Selanjutnya, anak itu akan tidur > > > terus, tidak mau makan, tidak mau minum, tidak mau bermain, sakit > > > perut, tangan atau kakinya dingin seperti es. Kalau sudah demikian > > > anak ini masuk dalam fase kritis. Penanganan harus dilakukan > > > antara 24-48 jam. Kalau sudah sudah cukup minum, sudah diinfus, > > > pada hari ke7 ke-8 sudah sehat seperti sediakala. Saya selalu > > > bertanya pada orangtuanya, "Ibu demamnya hari apa?", kalau > > > demamnya hari Rabu berarti hari Rabu depan sudah harus sembuh. > > > > > > Karena tidak ada obat DB, yang diobati hanya gejalanya? > > > > > > Sampai sembuhnya pun kita hanya mengobati gejalanya. Karena DB > > > disebabkan virus yang tidak ada obatnya. Kalau pembuluh darahnya > > > bocor dan si penderita kekurangan cairan, obatnya ya minum. > > > > > > Tahun ini kok tingkat kematiannya lebih tinggi dari tahun-tahun > > > sebelumnya? > > > > > > Sejauh ini, angka kejadiannya memang banyak, tetapi angka > > > kematiannya tidak tinggi. Lebih banyak yang sembuh ketimbang yang > > > fatal. Katakanlah kasus kita ada ribuan, yang meninggal kan > > > belasan. Tetapi tentu saja yang di blow up adalah korban yang > > > meninggal. Lagipula outbreak-nya belum selesai, nanti kita > > > evaluasi lagi, angka kematiannya berapa. Sejauh ini tingkat > > > kematian kan 1 persen dari jumlah kasus. Kalau pasiennya 100 ?kan > > > 1 yang meninggal. > > > > > > Seandainya dokter melakukan kesalahan diagnosis, sehingga > > > penanganannya juga salah, bisakah dikategorikan malapraktik? > > > > > > Enggaklah, gimana disebut malpraktik! Kalau dukun, mungkin bisa > > > melihat orang terkena DB pada hari pertama atau kedua. Semua kan > > > ada prosedurnya. Proses perjalanan penyakit kan ada yang klasik, > > > tetapi variannya juga sangat banyak. Komplikasinya juga macam- > > > macam. Dalam hal penanganan DB, semua pihak berperan, ya > > > pemerintah, dokter, orangtua, masyarakat. Ini bukan salah siapa- > > > siapa. Kita tidak bisa menyalahkan dokter, apalagi pasien. > > > > > > Seorang anak meninggal karena DB, pertama, akibat dokter salah > > > diagnosis, kemudian tidak maksimal dalam penanganannya, bisa nggak > > > dokter digugat secara hukum? > > > > > > Digugat bagaimana? Memangnya ada dokter mau mencelakakan > > > pasiennya. Mana ada pikiran dokter mau membunuh pasien? Dokter kan > > > hidupnya rata-rata dari menyembuhkan pasien, kalau dia membunuh > > > pasien mana ada yang mau datang. Kalau dokter bisa menyembuhkan > > > pasien, si pasien akan bilang pada orang lain, dia sembuh oleh > > > dokter A misalnya. Mana ada dokter yang ingin dibilang, "Sudah > > > jangan ke dokter itu lagi karena anak saya tidak tertolong." > > > > > > Dokter normal, hidupnya dari pasien yang datang meminta > > > pertolongan, masak sih mau mencelakakan pasien? > > > > > > Ya memang tidak secara sengaja berniat membunuh pasien, tetapi > > > bisa saja dia tidak bekerja maksimal, atau tidak ada ketika pasien > > > dalam keadaan kritis. > > > > > > Mana mungkin, pasien kritis kemudian dokter harus ada di tempat, > > > tidak mungkin. Dokter juga manusia kan? Anda sendiri sanggup nggak > > > ada dimana saja dalam 24 jam. Kalau Anda bekerja, ?kan tidak > > > mungkin setiap saat ada disamping suami atau anak-anak Anda? > > > Dokter kan pasiennya tidak hanya satu, banyak, mana jalanan di > > > Jakarta macet lagi. > > > > > > Sejauh ini tingkat kematian ?kan 1 persen dari jumlah kasus. Kalau > > > pasiennya 100, yang meninggal 1. Kalau pasiennya 1000 ?kan 8 yang > > > meninggal, lalu yang sembuh itu apa bukan karena jasa dokter? > > > Kalau semuanya harus sembuh ?kan nggak mungkin. Dokter bukan > > > dewa... > > > > > > Kalau mau jujur, lebih banyak penderita DB yang sembuh dibanding > > > yang tidak tertolong. Tidak mungkinlah semua penderita DB 100 > > > persen tertolong dan sembuh. Ini kan memang hukum alam, harus ada > > > yang pergi, dan ada yang bisa tertolong. > > > > > > Penyakit DB memang tidak bisa diprediksi ya? > > > > > > Iyalah. Ada pasien yang siangnya masih main-main, malamnya tidak > > > tertolong. Ada yang datang ke dokter dengan pendarahan, tetapi > > > besok lusanya sudah membaik. Itu semua rahasia Tuhan. Jadi jangan > > > beranggapan kalau penanganannya tidak terlambat, diagnosisnya > > > benar, pasti tertolong, tidak juga. Ada pasien yang penanganannya > > > tidak terlambat, dokternya nongkrongin terus, nggak ketolong juga. > > > Ada yang terlambat ditangani tapi alhamdulillah ketolong. > > > > > > Kalau ada orangtua yang bilang, "Anak saya trombositnya 29.000 kok > > > tidak tertolong, padahal anak lain yang trombositnya 5000 bisa > > > tertolong", ya gimana, tidak ada yang bisa menjawab. Perjalanan > > > penyakit itu sifatnya sangat individual. Ini bukan seperti mobil > > > yang rusak, datang ke bengkel ketahuan businya rusak, setelah > > > diganti, lalu bisa jalan lagi. > > > > > > Taruhlah anak Anda dua, dua-duanya terkena influensa, kemudian > > > pergi ke dokter, diberi obat yang sama. Sembuhnya kan lain-lain. > > > Terlalu banyak multi faktor yang mempengaruhi badan manusia. > > > Sedemikian kompleksnya tubuh ciptaan Allah ini, sehingga ilmu kita > > > belum sampai. > > > > > > Harus disadari, dokter itu bukan Tuhan. Dokter itu bukan dewa, dia > > > punya akal kemudian mempelajari, nah yang menyembuhkan itu Tuhan, > > > bukan dokter. > > > > > > Tentu upayanya jangan sampai terlambat, tapi kalau sudah tidak > > > terlambat dan tidak tertolong ya memang gimana, siapa yang bisa > > > mengubah? Semua pihak sebenarnya beritikad baik, tapi jangan > > > terlalu mengharapakan mukzizat. Dokter juga manusia biasa. Ada > > > capeknya, ada sibuknya, tapi saya kira semua dokter berusaha > > > memberikan yang terbaik. > > > > > > Banyak penderita DB yang tidak menunjukkan gejala khas atau umum > > > seperti ruam merah. Apakah itu pertanda munculnya varian baru dari > > > virus dengue? > > > > > > Sepertinya tidak ada perubahan, tetapi ini hanya pengamatan saya. > > > Bintik merah itu hanya terjadi pada sekitar 70 persen penderita > > > DB, dan bukan gejala khas. Jadi, jangan dianggap, oh kalau ada > > > bintik merah, penderitanya demam, terus dikatakan demam berdarah. > > > Betul, demam berdarah, tetapi demam berdarah dengue yang > > > disebabkan infeksi virus dengue. Demam berdarah itu penyebabnya > > > macam-macam. > > > > > > Bintik merah itu terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di kulit. > > > Namanya kan demam berdarah, penderitanya demam terus ada > > > perdarahan. Nah perdarahannya itu bisa terjadi di kulit, bisa juga > > > di tempat lain seperti gusi, saluran cerna atau di hidung > > > (mimisan). > > > > > > Ada pendapat, semakin baik gizi seseorang, semakin parah renjatannya? > > > > > > Memang, ada laporan yang menyebutkan kalau anak lebih gemuk, lebih > > > fatal. Tetapi ada juga yang melaporkan seseorang dengan gizi > > > normal pun, fatal. Belum cukup bukti, untuk menetapkan bahwa anak > > > gemuk itu lebih fatal jika terkena DB. Tapi, pada anak yang gemuk > > > memang lebih susah mengatur cairan yang harus diberikan, karena > > > berat badannya tidak ideal. Tapi, bukti-bukti belum cukup, dan > > > masih dibantah oleh laporan lain. > > > > > > Adakah makanan tertentu yang bisa menaikkan jumlah trombosit? > > > > > > Belum ada penelitian yang bisa memastikan. Harusnya ada 100 anak > > > yang diberi jambu, 100 anak tidak diberi jambu. Ternyata 100 anak > > > yang diberi jambu, trombositnya lebih cepat naik. Langsung hasil > > > penelitian ini dipublikasikan, dan jadi rekomendasi. Tetapi > > > penelitian semacam ini belum ada. Atau barangkali sedang > > > berlangsung, saya nggak tahu. > > > > > > Yang saya tahu, anak kecil itu kalau lagi kena demam berdarah, > > > boro-boro makan, minum aja nggak mau. Kalau anak itu mau minum > > > saja sudah alhamdullilah. Mau aqua kek, mau teh botol, jus jambu, > > > atau oralit. Kalau jus jambu nggak doyan, jus jerus silakan. > > > Trombosit itu naiknya oleh tubuhnya sendiri. Oleh daya tahan > > > tubuh, oleh antibodinya sendiri. Sejauh ini belum ada bukti > > > makanan tertentu bisa menaikkan trombosit. (ZRP) > > > > > > > > > > > > Suhendri wrote: > > > > > > > Nama rumah sakit itu adalah Rumah Sakit Pondok Indah .... > > > > > > > > Saya juga punya pengalaman dengan Dokter Kandungan dan Dokter > > > Anak di rumah > > > > sakit hebat ini. > > > > > > > > Dokter - dokter tersebut benar - benar meremehkan segala sesuatu > > > yang> seharusnya diketahui oleh orang tua si anak sampai semuanya > > > menjadi telat > > > > ... > > > > > > > > Jika bisa, jadikan lah RS hebat ini menjadi pilihan terakhir > > > kita semua > > > > ....... > > > > > > > > Hendri > > > > > > > > > > > > > > > > BRiL > > > Bundanya Annisa & Kevin > > > > > > > > > --------------------------------- > > > Do you Yahoo!? > > > Yahoo! Mail SpamGuard - Read only the mail you want. > > > > > > > > > --------------------------------------------------------------------- > > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ > > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > > > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ > >> Info balita, http://www.balita-anda.com > >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] > --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]