Dear Susan,...

Menarik banget sharingnya.
Emang sih, sistem pendidikan di Ind yang utamain nilai, peringkat dan
kuantitas, sekarang ini makin disadari merugikan siswa. Udah gitu ada
kecenderungan melatih anak untuk berpikir konvergen. 

Kalau saya liat sih, udah ada usaha dari pemerintah untuk mengubah itu
semua. Kan sekarang ada kurikulum 2004 yang sifatnya undah
student-centerd, gak teacher-centered, dan kurikulum ini memang
diarahkan untuk mengetahui kebutuhan masing-masing siswa dalam belajar.

Tapi kendalanya masih banyak, antara lain, tenaga guru yang kurang
kreatif dan inovatif, gaji guru yang gak layak sehingga mereka sendiri
juga terbatas dalam mencari tambahan ilmu dalam mengajar (buku2, bahan
untuk bikin alat eksperimen atau alat peraga, dll), dan yang gak kalah
penting sikap guru2 itu sendiri dalam mengajar. Maksud saya, selama ini
kan mereka seperti udah terpola dengan gaya mengajar dan sistem
pembelajaran lama dan kurang menguntungkan siswa, jadi mereka harus bisa
mengubah sikap dan perilaku mereka dalam mengajar untuk menyesuaikan
dengan kurikulum 2004. Ini kan yang susah, menuntut seseorang untuk
mengubah sikap dan perilakunya.

Kalo saya sih, gimana orang tuanya aja. Orang tua harus ikut berperan
aktif dalam pendidikan anak-anaknya. Bukan gak mungkin orang tua
menyediakan ruang dan kesempatan bagi anak dan mungkin teman2 anaknya
untuk datang dan belajar. Belajar disini usahain pendekatannya beda,
misalnya diskusi, sharing opini dan ilmu antar maisng-masing anak,
kegiatan menulis kreatif, melakukan penelitian ilmiah kecil2an, dsb. 

Jadi orang tua jaman sekarang itu jauh lebih susah dari jaman dulu. Tapi
kalo kita positif thinking sih, semua jalanin.

Sori juga lho, sharingnya jadi ikutan panjang.

Rgds,
Yanesthi (mama bhumi)

-----Original Message-----
From: Susan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 17 Maret 2004 15:51
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Pendidikan Indonesia Terbelakang


Hallo, maaf saya juga ingin sharing sedikit ya....( agak panjang nih )
sorry ya.

Emang kalau dilihat dari segi pendidikan yang ada di Indonesia sgt
memprihatinkan anaknya sekolah ditempat mahal, orang yang tidak mampu,
anaknya malah tidak sempat sekolah.

Di keluarga besar saya, ada beberapa ponakan ya, ada yang sekolah di
sekolah internasional itu 3,6jt SPPnya, ada yang sekolah di sekolah
swasta umum 400an. Sama-sama SD dan kelasnya juga sama kebetulan umurnya
sama.

Maaf ya ini bukan pamer, cuma kasih bandingan saja ya kenyataaannya
adalah seperti ini. Kalau bilang sekolah mahal dan sekolah biasa itu
sama, terus terang beda, itu kenyataan lho. Tapi yang pasti memang,
"sekolah di sekolah murah tidak berarti anak itu lebih bodoh, dan
sekolah ditempat mahal tidak menjamin anak itu lebih pintar"

Dua ponakan saya ini, yang satu stress ( Sekolah swasta ) dengan PRnya,
dengan ulangannya, dengan setumpuk pelajaran dan mungkin sedikit tekanan
dari guru2nya. Sedangkan yang ( sekolah di internasional ), sekolah kek
pergi main, having fun, gak ada beban sama sekali. Kurikulum sekolah
yang buat, jadi nilai2 raport semua dari hasil prestasi hari2 anak
disekolah, tidak seperti sekolah umum kan, nilai murni dari hasil
ulangan. Kalau ulangannya jelek, nilai raportnya jelek. Cara ajarnya
juga masih banyak menggunakan metoda lama ( guru mengajar, anak2 belajar
). Kalau sekolah internasional beda, guru ajar tapi anak2 terlibat,
boleh protes ( coba di sekolah biasa, apa nggak dimarahin ) , bisa
kreatif bikin ini itu, gak pakai PR, setiap anak dilibatkan dalam setiap
pelajaran, setiap kegiatan dll. Guru ama anak2 kek teman.....!

Mereka kelas 6, yang satu les sana sini, untuk menghadapi EBTA/EBTANAS,
yang satu mah santai aja, dirumah, pulang sekolah nonton TV, main2.
Kalau ditanyain, kok nggak belajar sih hadapi EBTA  kek si A ( yg swasta
), jawabnya kan semua udah diajarin disekolah, udah dibahas, lagipun
sekolah gak pakai EBTA/EBTANAS khan kurikulum sendiri.

Disini kita bisa lihat, perbedaannya kan ? Kenyataan memang pahit, bahwa
masih byk sekolah umum di Indonesia masih seperti itu alangkah baiknya
sekolah umum tapi dengan metoda mengajarnya diubahkan seperti
internasional. Jadi anak tidak perlu bayar mahal untuk sekolah, untuk
mendapatkan yang terbaik, udah tidak stress di sekolah ( karena masih
jauh perjalanannya sampai kuliah khan ). Kasihan gitu lho anak2 itu....

Ini hanya sekedar sharing saja, walaupun tidak semua seperti ini, tapi
saya yakin masih banyak anak2 yang tertekan dengan metoda pengajaran
disekolah. Oleh sebab itu emang pendidikan yang bagus itu MAHAL.

Diluar negeri walaupun perbedaannya tidak mencolok spt Indonesia, tapi
tetap aja ada perbedaan antara sekolah bagus dan sekolah biasa. Sekolah
bagus mampu sediain teknologi canggih...anak2 diajarin bikin robot lho (
saya pernah lihat di TV).

Sekarang gimana dong kalau gitu, tetap aja khan ada perbedaan.

Mohon maaf ya kalau ada yang tidak berkenan, tapi itu murni adalah
sharing saya, dari pengalaman sehari2 saya lihat 2 anak itu.


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ 
>> Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke:

>> [EMAIL PROTECTED]


---
Incoming mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
 

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.516 / Virus Database: 313 - Release Date: 01/09/2003
 


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke