FYI nich :

Kamis, 15 April 2004

Bayi Delapan Bulan Itu Memiliki Janin 

Laporan : yli 


Rifa Ruwaidah kini baru berusia delapan bulan. Sejak usia tiga bulan ia sudah tak 
bersedia disuapi sereal. Sejak saat itu, bayi yang lahir pada 1 Agustus 2003 itu 
menyukai nasi tim. Nafsu makannya besar.

Di usia tiga bulan itu, perut bayi putri pasangan Tumiyem (26 tahun) dan Waliman (30) 
mengeras dan membuncit di bagian kirinya. Bahkan, bayi dari keluarga yang tinggal di 
Bugisan, Prambanan, Klaten, Jawa tengah, ini mengalami diare yang tak kunjung sembuh. 
Karena kondisi itu, pada November 2003, Tumiyem dan Waliman membawa Rifa ke bidan 
desa. 

Oleh bidan desa, bayi tersebut dirujuk ke RS Tegalyoso, Klaten. Di rumah sakit ini, 
Rifa diindikasikan terserang tumor. Rifa segera dibawa ke Klinik dr Rohadi yang ada di 
Klaten. Di Klinik ini Rifa juga diindikasikan memiliki tumor di perutnya. Saat itu 
Rifa harus berobat jalan hingga beberapa minggu.

Namun, Rifa tak juga sembuh. Bahkan suatu hari, Rifa mengalami panas tinggi selama 
sehari-semalam, sehingga harus mengalami opname di Klinik dr Rohadi. Panas badan Rifa 
akhirnya surut, setelah diopname selama tiga hari dan oleh dr Rohadi, Rifa dirujuk ke 
RSUP Dr Sardjito.

Rifa masuk RSUP Dr Sardjito sejak 24 Maret 2004 lalu. Saat itu tim dokter yang 
langsung dipimpin oleh dr Rohadi yang memang spesialis bedah di rumah sakit tersebut 
sedang mempelajari penyakit yang ada di perut bayi kecil itu. Rifa menjalani scanning 
dan ternyata gumpalan daging yang diindikasikan tumor dalam perut Rifa ternyata adalah 
janin hidup. Menurut dr Rohadi, gumpalan daging itu diketahui memiliki jaringan dan 
memiliki tulang melintang seperti halnya tulang punggung.

Tak percaya pada hasil scanning pertama, tim dokter segera melakukan scanning ulang, 
dan barulah diyakini, gumpalan daging itu adalah janin. Tumiyem dan Waliman tentu 
heran mendengar informasi ini. ''Saya cukup kaget dan heran, kok bisa begitu,'' kata 
Waliman.

Senin (12/4) kemarin, Rifa menjalani operasi di bagian perut sekitar satu jam. Kini, 
berat badan Rifa tinggal 6,9 kg. Tim dokter yang dipimpin dr Rohadi mengangkat janin 
yang telah berbentuk tubuh manusia, dengan berat mencapai hampir satu kilogram. Janin 
itu pun telah memiliki kepala dengan rambut yang cukup panjang, namun kepala tersebut 
belum memiliki isi sehingga terlihat kempes. Selain itu, janin itu pun telah memiliki 
bakal kaki, bakal tangan, tali pusat atau plasenta, bahkan bakal hidung, bibir, mata, 
dan telinga. Usia janin diperkirakan sudah tujuh bulan. Saat dikeluarkan, posisi janin 
dalam kondisi duduk menelungkup.

Janin dari perut Rifa, kini disimpan di Ruang Patologi Anak RSUP Dr Sardjito. Kasus 
Rifa ini, ternyata merupakan kasus ketiga yang ditangani di RSUP Dr Sardjito. Menurut 
dr Rohadi, kondisi yang terjadi pada Rifa bukan dipengaruhi oleh faktor genetik atau 
lingkungan. ''Hal itu terjadi karena Rifa kembar monozigote, yaitu akibat adanya 
pembuahan satu indung telur pada ibu yang dibuahi oleh dua sperma,'' kata Rohadi.

Kembar monozigote itu, lanjut dr Rohadi, bisa menghasilkan bayi kembar dempet dan bisa 
menghasilkan bayi yang memiliki janin dalam perutnya. ''Jika setelah pembuahan, indung 
telur bisa memisahkan diri maka akan menghasilkan bayi kembar dempet, entah di perut, 
bokong, kaki atau lainnya. Tetapi jika tidak bisa memisahkan diri maka salah satu bayi 
akan masuk ke dalam perut bayi lainnya, seperti halnya yang dialami Rifa ini,'' 
jelasnya.

Dokter Rohadi menjelaskan, janin hidup itu memperoleh suplai nutrisi melalui jaringan 
tubuh Rifa. Dengan begitu, di usianya yang baru delapan bulan tersebut, Rifa sudah 
menyuplai makanan untuk janin dalam perutnya. Hal itulah yang membuat Rifa memiliki 
nafsu makan tinggi. ''Janin itu jadi berupa parasit yang menggerogoti nutrisi dalam 
tubuh Rifa. Setelah kita lakukan operasi, kondisi Rifa cukup membaik. Sedangkan janin 
dalam perutnya tidak bisa diselamatkan, karena secara ukuran tidak normal seperti bayi 
biasa,'' papar Rohadi.

Kirim email ke