yg non FTM juga malah lebih besar godaannya. Malah lebih variatif. rgrd -----Original Message----- From: Yulia <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Date: Thursday, April 15, 2004 11:43 AM Subject: RE: [balita-anda] FW: kalo saja suamiku....
salah satu godaan terbesar buat full time mother yah yang kayak gini ini, bisa terjerumus ke arus 'pergaulan tetangga' yang salah....belom lomba saling pamer di arisan...... -------Original Message------- From: [EMAIL PROTECTED] Date: Thursday, April 15, 2004 11:41:03 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] FW: kalo saja suamiku.... Ini baru rumpian di tukang sayur depan rumah, Pak.....belum kalau udah nyampe di tukang jahit, salon deket rumah, atau lagi jalan mau ke warung hehehehehehe.... :) Frieza Diane Gabriel PT Datascrip Kawasan Niaga Selatan Blok B-15 Bandar Kemayoran - Jakarta I N D O N E S I A Telp.Fax.: 62-21-6544515 / 6544811-13 -----Original Message----- From: Bambang Agustutianto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 10:57 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] FW: kalo saja suamiku.... banyak yaa ibu2x sebenernya ga bisa nerima suami apa adanya.... padahal para suami ga pernah bahas istri2xnya.... hehehehe..... jadi tau deh rumpian ibu2x.... -----Original Message----- From: Ellin Fitria [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 15, 2004 10:41 AM To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] FW: kalo saja suamiku.... Romantis euy.....bisa dicontoh..... :) Yang suaminya kayak gini, angkat tangannya ! ----- Original Message ----- From: "Uno Tursadi" <[EMAIL PROTECTED]> To: "Uno Tursadi" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, April 13, 2004 4:40 PM Subject: [forsil-14] FW: kalo saja suamiku.... > > > Mudah Mudahan seluruh suami dan yang punya suami mau membaca ini dan ada > > manfaatnya > > > > > > -------------------------------------------------------------------------- > ----------------------------------------------------------------- > > Suamiku ke luar kota lagi. Terpaksa deh nggak belanja ke pasar, nunggu > > tukang sayur aja yang biasa beredar di komplek. Waduh! Ibu-ibu, para > > tetanggaku udah pada ngumpul. Bakalan seru nih. Mereka tengah mengelilingi > > gerobak sayur yang berhenti tak jauh dari rumahku. Percakapan nggak > > penting > > pun meramaikan suasana pagi. Biasalah ibu-ibu... > > > > "Mbak, suaminya ke luar kota lagi ya?' tanya seorang tetanggaku padaku > > saat > > aku baru saja mengucapkan salam pada mereka. > > > > Rata-rata tetanggaku masih muda juga, nggak jauh usianya dariku. > > > > "Kalau saya sih, kalau suami saya lagi keluar kota, bawaannya tuh pingin > > tau aja dia lagi di mana, lagi ngapain." Sahut seorang tetanggaku > > tiba-tiba. > > > > "Suami mbak suka nelfon nggak?" tanya seorang tetanggaku yang lain padaku. > > > > Duh, ibu-ibu sukanya ngurusin orang lain aja deh, gumamku dalam hati. Aku > > sih hanya bisa tersenyum. > > "Kalau suami saya nih ya... " kata tetangga depan rumahku, "mesti > > diingetin > > dulu sebelum berangkat 'ntar kalo udah nyampe telfon'. Gitu... Kalo nggak > > diingetin bisa nggak ada kabar sampe pulang lagi ke rumah." > > > > "Iya memang... mereka nyantai aja, tapi kita yang khawatir di rumah." > > sambung yang lain. > > > > Dalam hati, kalau suamiku sih... tiap ke luar kota tujuannya jelas, bagian > > dari pekerjaannya. Jadi gimana mau khawatir?! Emang sih dia nggak pernah > > nelfon aku untuk ngasih tau dia sedang apa. Tapi cukup hanya dengan miscal > > aku, aku tahu kok dia ngapain aja. > > > > Tiap pagi jam 3 dia miscal, tanda dia udah bangun, mau sholat malem. Jam 5 > > miscal lagi tanda dia udah sholat subuh, mau ngaji. Miscal Jam 7 tandanya > > dia udah makan, udah siap mau beraktivitas. Miscal jam 12 tandanya dia mau > > sholat zhuhur trus makan siang. Miscal jam 3 sore tandanya dia mau sholat > > ashar. Miscal jam 6 tandanya dia mau sholat maghrib dan diam di masjid > > sampe isya. Jam 8 malam dia miscal lagi tanda dia udah makan malam. > > Kalau deringnya lama tandanya dia mau ngobrol sama aku atau anak-anak. > > Kalau nggak, ya berarti dia capek banget, mau langsung tidur. > > > > "Kalo jeng ini mana khawatir, ibu-ibu." bela tetangga sebelah rumahku, > > "Lihat dong jilbabnya. Tinggal berserah diri sama Tuhan, ya sudah." > > diikuti > > dengan anggukan ibu-ibu yang lain. > > > > "Kalau suami saya itu ada lucunya juga... " kata tetanggaku yang sedang > > memilih2 sayur bayam, "kadang-kadang tengah malem dia nelfon ke rumah cuma > > mo bilang selamat tidur aja. Hi hi..." > > > > "Wah, Kalo suami saya sih, suka nggak sensi. Kalo saya nelfon bilang lagi > > kangen sama dia, dia cuma bilang 'besok juga aku pulang'... Mbok ya bilang > > kangen juga gitu lho. Nggak sensi deh, nggak romantis!" gerutu seorang > > tetanggaku. "Kalau suami mbak? Romantis nggak?" tanyanya padaku. > > > > Walah?! Aku hanya tertawa kecil, lebih sibuk memilih ikan daripada ikut > > nimbrung percakapan mereka. > > > > "Eh jangan salah. Jeng ini suaminya romantis buanget." bela tetangga > > sebelah rumahku lagi. > > > > Lha?! Aku jadi bingung. Kok malah dia yang lebih tahu. > > > > "Pernah nih..." lanjutnya, "pagi-pagi Jeng ini bikin kopi anget. Suaminya > > lagi duduk2 di depan rumah. Saya lagi nyapu halaman. Abis diminum sedikit > > sama suaminya, dia minta Jeng ini nyicipin. Ternyata kopinya itu pahit, > > lupa dikasih gula. Tapi gelasnya langsung ditarik sama suaminya. Tau nggak > > kata suaminya? Katanya gini... 'udah nggak pa pa, abis dicicipin dinda > > tadi, langsung manis tuh'. Gituuu..." > > > > Waaa?! Semua orang memandangku... rasanya wajah ini sudah memerah jambu. > > Tapi aku jadi inget kejadian sore itu. Hi hi hi. Lucu juga. > > > > "Waduh waduh... nggak nyangka lho mbak." komentar tetanggaku, "Ternyata di > > balik itu..." > > > > "Makanya jangan kayak nuduh suami orang nggak romantis gitu dong." sahut > > tetanggaku yang lain. > > > > "Kalo suami saya mah jauh dari romantis. Kalo saya lagi pusing, pinginnya > > kan dimanja, dipijetin. Eee ini malah disuruh minum obat. Kalo nggak ada, > > beli sendiri ke warung." gerutu seorang tetanggaku. > > > > "yah betul atuh. Kalo pusing mah minum obat, masa minum racun." sahut si > > akang tukang sayur yang ternyata mengikuti perbincangan pagi itu. Tawa > > ibu-ibu pun menyambut ceplosannya. Aku jadi ikut ketawa juga. Tukang > > sayurnya ikut-ikutan aja deh. > > > > Pikir-pikir, Kalo suamiku sih... kalo nemenin belanja, selalu ngangkatin > > barang2 belanjaan. Kalo aku masak pagi2 untuk sarapan, dia pasti nemenin > > aku duduk di ruang makan walaupun sebenernya dia masih ngantuk, nggak tega > > katanya kalo aku sendirian di dapur. Kalo aku lagi males nyetrika, dia > > bilang 'udah besok aja', padahal baju itu mo dipake besok itu juga. Emang > > sih dia nggak bantuin nyetrika. Tapi aku kan jadi nggak beban. > > > > Tapi apakah suamiku romantis, aku masih ragu... Pernah suatu kali saat > > suamiku berada dalam perjalanan ke luar kota. Aku lagi iseng nih > > ceritanya. > > Aku sms dia, "abang, malam ini gelap ya? oh iya, kan bulannya lagi ke luar > > kota." Dan tak berapa lama dia membalas, "nggak ada bulan tuh disini, nda. > > gelap juga, sama." He he he... ternyata dia nggak ngerti maksudku. > > > > Tapi ah, ngapain aku pikirin. Romantis gak romantis, tetep cinta kok. > > Tiba-tiba hp-ku berbunyi di kantong gamisku. > > "Wah, ada sms ya, Jeng. Pasti dari suaminya." goda tetangga sebelah > > rumahku. > > > > "Iya... tadi pagi saya sms nanyain gimana pagi di sana. Ini pertama > > kalinya > > dia datang ke kota itu." jawabku sambil membaca apa yang tertulis di layar > > hp-ku itu. > > "Apa jeng katanya?" usik tetanggaku yang penasaran melihat aku tersenyum > > geli. > > > > "Nggak penting kok." jawabku sambil memasukkan semua belanjaanku ke dalam > > plastik dan membayarnya. "Yuk, ibu-ibu... assalaamu'alaykum." Aku pun > > pamit > > pulang ke rumah. > > > > Hmmm, masih dengan senyuman ini... tak bisa hilang kata-kata yang terbaca > > di layar hp itu dari benakku, jawaban saat kutanya keadaan pagi di kota > > tempat ia sedang berada. > > > > "Dinda sayang... bagaimana hari bisa pagi di sini, sementara matahari > > terbit di mata dinda" > > > > ___________________________________________________________ > > > > untuk pangeranku... tak perlu kau bacakan puisi dari bawah jendelaku, > > jangan pula kau culik aku dengan kudamu, ataupun kau taburkan mawar di > > sepanjang jalanku. Ketuk saja pintu itu, maka aku akan menerima apa adanya > > dirimu. > > > > > > > > > > > > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~--> > Buy Ink Cartridges or Refill Kits for your HP, Epson, Canon or Lexmark > Printer at MyInks.com. Free s/h on orders $50 or more to the US & Canada. > http://www.c1tracking.com/l.asp?cid=5511 > http://us.click.yahoo.com/mOAaAA/3exGAA/qnsNAA/wDNolB/TM > ---------------------------------------------------------------------~-> > > > Yahoo! Groups Links > > <*> To visit your group on the web, go to: > http://groups.yahoo.com/group/forsil-14/ > > <*> To unsubscribe from this group, send an email to: > [EMAIL PROTECTED] > > <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: > http://docs.yahoo.com/info/terms/ > > > --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] . Yulia Nuryanti ____________________________________________________ IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here