Saya setuju dengan Mbak Kristianti..
Memang terkadang rasa perhatian kita, para orang tua, yang sangat berlebihan 
menyebabkan kita ingin melakukan segalanya agar anak kita tidak menderita atau 
merasakan sakit. Padahal, perhatian berlebihan tsb sepertinya malah merupakan 
ketakutan kita yang diselubungi "ketidaktahuan" kita (kata2 yg lebih lembut dibanding 
kata "kebodohan" kita) terhadap hal2 alamiah yang harus dialami oleh setiap masa 
pertumbuhan dan perkembangannya agar mampu bertahan terhadap situasi sulit. 
Mungkin dengan penanganan yg relatif "mudah dan murah" ternyata anak2 kita bisa sembuh 
dan sehat dgn kemampuan antibodinya yang terbangun dgn sendirinya. Dan itu sangat 
bermanfaat baginya saat mengalami kehidupannya kelak. Dan ini juga sepertinya berlaku 
pada pemberian jenis mainan yg tidak mendidik. Mainan2 elektronik yg kesannya lebih 
prestisius, lebih gampang (bagi yg berduit) dan ngetren malah cenderung menurunkan 
tingkat kreatifitas sang anak dibandingkan dengan mobil2an dari kulit jeruk, sendal 
bekas, pesawat kertas, dll (bayangkan perbedaan harganya dan manfaatnya..). Jadi 
pertanyaannya : yang pengin terlihat ngetren, kita orang tuanya yg pingin dipandang 
berduit atau hanya ingin sekedar membahagiakan anak tapi dapat menurunkan 
kreatifitasnya? 
 
..... 
 
Ini saya contohkan dgn pengalaman pribadi saya saat akan mengimunisasi Fira.
DSA mengajukan pilihan : Pingin imunisasi yg panas atau yang tidak panas? Kalau yg 
panas : Rp 100.000,00 dan kalo yg tidak panas : Rp 250.000,00.
Kalau mengikut rasa sayang kita sama anak, rasanya nggak tega untuk melihat anak kita 
demam dgn imunisasi yang "panas". Jadi tentunya pilihan ke yg tidak panas.
Saya bimbang, sebenarnya bagaimana dampaknya? (Kalau masalah uang, untuk anak rasanya 
setiap orang pasti rela berkorban).
Akhirnya saya bertanya pada kakak dari abang ipar saya (seorang bidan), bagaimana 
sebaiknya.
Beliau menjawab, sebenarnya tidak ada masalah dengan pilihan yg panas atau tidak panas.
Tapi perlu diketahui bahwa kalau kita memberi yang tidak panas, kemungkinan daya tahan 
anak terhadap serangan demam dan kejang-kejang sangat rendah karena tidak terbiasa 
melawan demam.
Kalau kita beri yang panas, anak kita akan "lebih kebal" terhadap serangan demam dam 
kemungkinan mengalami kejang-kejang (kalau tidak salah tulisannya "stuip" bacanya : 
"step") akan kecil karena sudah teruji telah mengalami panas tinggi. Yang penting 
tetap dicheck suhu tubuhnya saat panas, mungkin hanya sekitar 38 derajat saja. Bila 
berlebihan dan ada reaksi yang lain, ya diantar ke dokter untuk ditangani.
Jadi sebenarnya perhatian kita seharusnya adalah : sebesar apa kesabaran kita membantu 
anak kita menghadapi demam dan proses penyembuhannya, seberapa banyak waktu yg kita 
berikan untuk menghiburnya saat sakit... bukan dgn memberikan segala kemudahan yang 
menyebabkan mereka kelak hanya berpikir "gampangnya saja". 
 
Demikian sekedar sharing dari saya... semoga kita "lebih rasional dan lebih pintar" 
dalam memberi perhatian pada anak kita..
 
Wassalam,
Abihnya Fira.
 
 -----Original Message-----
From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 10, 2004 10:28 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi



Moms, 

saya sangat mengerti bagaimana kita sebagai ibu sangat sayang kepada anak-anak dan 
selalu nggak tega kalau melihat mereka sakit. Saya sekedar mau sharing kepada moms 
sekalian bahwa saya adalah salah satu hasil dari seorang wanita dewasa yang dari bayi 
sampai anak-anak dihantam obat-obatan dan antibiotik dosis tinggi dikarenakan gangguan 
pencernaan dan alergi. Dari saya lahir ke dunia, saya sudah terkena gangguan 
pencernaan dan diare hebat sampai harus di inkubator selama 1 bulan penuh karena berat 
badan yang turus menurut drastis akibat dari wabah diare saat itu. Dan karena 
kurangnya pengetahuan dokter jaman dulu maka bukannya saya harusnya terus mendapat ASI 
pada saat diare tapi malah distop nggak boleh dikasih ASI sama sekali. Sebagai 
gantinya sampai dengan umur 3,5 tahun saya konsumsi susu free lactosa plus aneka obat 
dan antibiotik. 


Hasilnya....saya tumbuh menjadi remaja yang rentan, gampang sakit. Setiap kali sakit 
oleh dokter langganan keluarga (dokter umum) selalu dikasih bermacam obat dan 
antibiotik biarpun itu cuman flu doang atau flu karena alergi (saya pengidap asthma). 
Akhirnya ibu saya mendapat masukan untuk memeriksakan saya ke dr spesialis paru untuk 
treatment yang lebih baik. Dan saat ini saat saya sudah dewasa, dosis antibiotik biasa 
apalagi sekelas amoxicilin mental semua. Pengobatan flu yang parah dikit aja harus 
lewat pembuluh darah. Dan percaya atau tidak justru semenjak saya ditangani oleh dr 
spesialis paru-paru dan dr internist, setiap saya sakit saya nggak pernah konsumsi 
antibiotik. Sepertinya anti bodi saya lagi dilatih lagi untuk melawan 
penyakit-penyakit tersebut. Pengobatan lewat pembuluh darah mostly hanyalah vitamin 
untuk mendongkrak stamina, karena untuk flu aja kadang saya sampe pingsan saking 
staminanya udah drop banget. 


Saya punya bayi mungil umur 6,5 bulan. Dan dari pengalaman pribadi, ortu saya (yang 
sampai skrg masih sangat menyesal dengan ketidak tahuan mereka mengenai pengaruh obat 
dan antibiotik saat saya masih bayi) selalu wanti-wanti supaya cucunya tidak menjadi 
korban berbagai obat dan antibiotik. Kalau cuman anget/panas sampai 38 lebih baik 
kompres saja, sambil terus observasi kondisi naik dan dicari tau penyebab panasnya. 
Demikian juga untuk penanganan flu/pilek dan diare. 


Maaf kalau ada yang kurang berkenan ya... 


Cheers, 
Dewi 
Lilis Suryawati wrote: 


Sama dengan Bunda Daffa dan Mbak Arie, biasanya saya baru bawa ke DSA kalau 
sudah 2 hari panas anak saya nggak turun2 walaupun sudah coba pakai panadol 
dan antibiotik amoxicilin. Biasanya sih kalau cuma radang tenggorokan biasa 
yang nggak terlalu parah, dengan kedua obat tersebut ditambah dengan obat 
batuk nin jiom pe pa kau (ibu dan anak), maka sakit anak saya sudah 
sembuh....asal sepanjang hari dari kantor kita pantau terus pengobatan anak 
kita oleh BS atau pembantu kita, supaya jangan kelolosan....Selama ini sih 
kalau nggak parah2 banget saya paling jarang bawa anak saya ke DSA. 

Rgrds, 
Lilis 
  


-----Original Message----- 
From: fenty [ mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 10 Mei 2004 9:44 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Subject: RE: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi 


He...he.... 


Kok saya gak sepahaman ya..ama Moms berdua...anak saya kalo sedikit aja 
demam di atas 37 saya sdh langsung bawa dokter supaya 
sakitnya gak berlanjut dan akhirnya harus makan antibiotik. Sedikit aja ada 
perubahan saya sih langsung bawa. Dan kebetulan dokternya 
sih hanya dokter umum, dan saya sudah kasih tau panjang lebar mengenai 
penyakit anak saya. Dan biasanya...dia nyoba untuk penurun obat 
panas (racikan), dan kalau 3 hari gak turun baru deh kasih antibiotik. Emang 
biasanya anak saya sih penyakitnya selalu radang tenggorokan. 
Mmm....apalagi saya kerja ...bagaimana treatment dari ibu terhadap anak yang 
lagi sakit dengan org lain (mertua, ortu, BS, dll) menurut saya 
sih pasti beda. Jadi daripada ada penyesalan di kemudian hari...saya sih gak 
mau jadi dokter buat anak saya. Karena kalau menurut saya sih 
kondisi panas apalagi di atas 39 itu berpengaruh ke syaraf otak anak. Jadi 
kalau terlalu sering anak dibiarkan (apalagi sampai 3 hari) mengalami 
demam tinggi...tanpa ada penanganan dari yg ahli...terlalu riskan sekali 
apalagi anak masih di bawah 5 tahun, yg kita tahu bahwa di situlah 
perkembangan otaknya. 


Sorry mom....malah ngerecokin....abis...saya paling terenyuh kalo ada anak 
yg sakit, kurus, karena saya gak gampang punya anak. Anak saya baru 1 dan 
keguguran 2 kali..hicks...hicks...jadi saya sangat hati2 banget jaga anak 
saya. 


Salam, 
Fenty 


-------Original Message------- 


From: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
Date: 10 Mei 2004 09:24:32 
To: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
Subject: RE: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi 


mo ikutan ya.... 


Saya setuju sama ortunya Aimee, soalnya baru minggu 
kemarin Daffa juga panas, panasnya itu sampai 40. 
Awalnya sich anget anget biasa,trus sama mertoku 
dikasih bawang merah sama minyak telon, ditaruh di 
embun2nya Daffa (tradisional bgt ya?!). elain itu juga 
udah di kompres tapi panasnya nga ilang2, turun sich 
turun tapi nanti panas lagi. Yang nga biasanya rewel 
jadi rewel dech, trus dibawa ke DSAnya dan dikasih 
Panadol karena panas Daffa sudah melampaui batas 
normal. DSAnya juga bilang kalo dalam 3 hari kedepan 
masih panas Daffa harus cek darah karena 
mengantisipasi gejala lainnya,seperti Demam berdarah 
(khan kemarin lagi heboh2 nya DBD) 


Dan ternyata apa yg terjadi, ternyata Daffa terkena 
campak dan itu biasanya diawali dari tingginya suhu 
badan. 
Jadi saran saya mama Bintang jangan panik dulu, untuk 
anak Balita biasanya memang sering panas, jadi kita 
harus berusaha cari tau apa penyabab anak kita panas. 
Dan kalo memang anak kita panasnya tidak terlalu 
tinggi jangan diberi obat penurun panas terlebih 
dahulu. Karena itu belum tentu baik untuk anak kita. 
Lebih baik kita coba alternatif lain seperti dikompres 
atau seperti yang dilakukan oleh mertoku saya. 


Semoga Bintang Lekas sembuh 


Bunda Daffa 
--- Arie Indra < [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: 
> Mbak Wiwi, 
> 
> Saya coba share yah.... 
> Menurut saya sih sebaiknya jangan memberikan obat 
> penurun panas karena 
> obat demam hanya mengobati gejala. Demam itu bukan 
> penyakit lho. Demam 
> adalah gejala adanya sesuatu yang tidak beres dengan 
> tubuh kita. Bisa 
> Infeksi atau bukan infeksi. Kebanyakan demam pada 
> anak disebabkan oleh 
> Virus. 
> Kenapa harus panas? Karena panas merupakan mekanisme 
> alami tubuh untuk 
> melawan penyakit tadi. Kalau gak panas malahan 
> bakteri atau virus 
> penyebab sakitnya tidak mati. Kalo dikasih obat 
> penurun panas, mungkin 
> anak jadi gak demam tapi tidak penyebab demamnya 
> justru gak hilang atau 
> hilang sementara. Setelah itu akan panas lagi. 
> 
> Aimee, pernah beberapa kali demam sampai 40,5 juga 
> pernah selama 3 hari 
> berturut-turut. Saya ngerti gimana paniknya, tapi 
> saya berusaha untuk 
> tenang. Hari ke tiga, saya sms dsa-nya dan dengan 
> yakinnya beliau 
> bilang: "ini kan baru hari ketiga, besok pasti 
> sembuh. Kalau besok masih 
> demam tes urin." Dan ternyata, besok pagi Aimee 
> emang udah gak demam 
> lagi. 
> Guidance yang saya dapat dari dsa saya adalah: 
> 1. Keep calm, cari penyebab demamnya 
> 2. Tetap dikasih makan dan minum sebanyak mungkin 
> agar tidak dehidrasi. 
> Bisa ASI, air putih, juice, sup, dll. 
> 3. Gunakan baju yang tipis 
> 4. Kompres dengan air hangat. 
> 5. Hanya kalau terpaksa karena anak tidak nyaman 
> atau suhu udah > 40 
> beri paracetamol/ penurun panas. 
> 
> Saran saya sih mbak observasi dulu, lihat behavior 
> anak masih lincah mau 
> main atau tidak. Pantau terus suhu badan, beri minum 
> banyak, tetap makan 
> dan istirahat. Yang penting Mbak harus tenang. Kalau 
> lebih dari 3 hari 
> belum turun hubungi dsa-nya. Tes urin untuk cari 
> tahu kemungkinan 
> infeksi. 
> 
> Arie 
> 
> -----Original Message----- 
> From: Wiwiek (Sayidati Alwiyah) 
> [ mailto:[EMAIL PROTECTED] 
< mailto:[EMAIL PROTECTED]> ] 
> Sent: Tuesday, May 04, 2004 11:37 AM 
> To: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
> Subject: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi 
> 
> 
> Dear Moms & Dads, 
> mau curhat nih, semalam Bintang panas tinggi, memang 
> sejak maghrib 
> badannya 
> mulai anget, nah mulai sekitar jam 20.00 panasnya 
> 38,5 sudah aku kasih 
> panadol tapi turun sedikit terus pada jam 23.00 
> panasnya tambah tinggi 
> 39,5 
> tetapi anaknya mah cuek aja tidur terus, akhirnya 
> aku kasih obat yang 
> dari 
> DSAnya Proris baru deh turun.bangun tidur seperti 
> biasa nonton Dora & 
> main 
> sambil teriak2 ( maksudnya nyanyi kali he..he..). 
> tadi barusan aku telp 
> rumah kata neneknya mulai anget lagi 
> badannya...aduuh jadi gak konsen 
> nih 
> kerja...kira2 apa penyebabnya ya? Moms & 
> Dads..sharingya donk..thanks B4 
> 
> yang lagi bingung & cemas, 
> Ibunya Bintang 
> 
> 
--------------------------------------------------------------------- 
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, 
> klik, http://www.indokado.com/ < http://www.indokado.com/> 
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> 
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: 
> [EMAIL PROTECTED] 
< mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
> 
> 
> 
--------------------------------------------------------------------- 
> >> Kirim bunga, buket balon atau cake, 
> klik, http://www.indokado.com/ < http://www.indokado.com/> 
> >> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> 
> >> Stop berlangganan, e-mail ke: 
> [EMAIL PROTECTED] 
< mailto:[EMAIL PROTECTED]> 
> 
  
  
  
  


__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Win a $20,000 Career Makeover at Yahoo! HotJobs 
http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/careermakeover 
< http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/careermakeover> 


--------------------------------------------------------------------- 
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik, http://www.indokado.com/ 
< http://www.indokado.com/> 
>> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> 
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] 
< mailto:[EMAIL PROTECTED]> 


. 
  


____________________________________________________ 
 < http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309 
<http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309&lang=9> &lang=9>   IncrediMail - 
Email has finally evolved - 
< http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309 
<http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309&lang=9> &lang=9> Click Here




This communication is for use by the intended recipient and contains
information that may be privileged, confidential or copyrighted under
applicable law.  If you are not the intended recipient, you are hereby
formally notified that any use, copying or distribution of this e-mail,
in whole or in part, is strictly prohibited.  Please notify the sender
by return e-mail and delete this e-mail from your system.  Unless
explicitly and conspicuously designated as "E-Contract Intended",
this e-mail does not constitute a contract offer, a contract amendment,
or an acceptance of a contract offer.  This e-mail does not constitute
a consent to the use of sender's contact information for direct marketing
purposes or for transfers of data to third parties.

 Francais Deutsch Italiano  Espanol  Portugues  Japanese  Chinese  Korean

            http://www.DuPont.com/corp/email_disclaimer.html

Kirim email ke