saya sepaham dgn moms and dads dibawah ini. memang terkadang saat ngeliat anak kita sakit,kita udh langsung kasian dan maunya buru2 cari penyelesain yg cepat agar mereka bs lepas dr rasa sakitnya tnp mempertimbangkan efek ke dpnya. maksud sy biasanya kita langsung buru2 ke dsa, minta obat macem2 yg penting lasng sembuh.
sy sendiri br menyadari pd saat SMA mengenai efek obat2an yg sy konsumsi dr kecil. dr mulai 0-5th saya dan kakak kembar sering sakit2n (kejang2/stuip). saat itu kami sering mengkonsumsi antibiotik dan sejak kecil bila kami pusing/panas langsung minum antalgin. akibatnya saat SMA itu pas sy sakit,obat2an tsb sdh tidak mempan lg. akhirnya terpaksa minum dosis yg lebih tinggi. Pengalaman sy: 1. wkt kuliah sy mo cabut gigi. tnp info ke dokter ttg kebal obat rasa sakit sy disuntik digusi. smp 3x suntik sy msh belum kebas. akhrnya dgn menahan rasa skt yg amat sangat sy dicabut giginya. berikutnya dokternya memarahi sy spy lain kali inform ke mrk mengenai kebal obat tsb 2. gigi kami (sy dan kakak kembar) smp saat ini mengalami gangguan. jd keropos dan agak hitam. ktnya sih itu efek antibiotik jaman dl yg terlalu kuat. sy sdh coba ke bbrp dktr gigi tp mrk bilang udh engga bs dirubah paling sy disarankan gigi buatan ? 3. klo sdh pusing sdkt sy hrs min obat.klo engga kepala ini rasanya udh mo pecah belajar dr itu smua dan terlebih jg dr milis ini,skrg sy super hati2 klo Rio skt. memang sy smpt dan msh sering tergoda untuk lsg beri dia obat krn "engga tega" sm dng Abihnya Fira , wkt Rio imunisasi DPT1 sy memang pilih yg panas dgn pertimbangan spy dia punya dy tahn yg lebih kuat. tp pas dia mulai panas sy smpt panik buru2 mo kasi obat panas. akibatnya Rio skrng panas dikit jd rewel bgt. akhrinya pas DPT2 sy sng engga langsung kasi obat. sy hanya pantau dia klo belum lewat 38C sy larang kasi obat. cm bnyk minum air putih,ASI dan makan. memang klo begini kita yg harus ekstra sabar. itu sharing dr sya. mohon maaf kepanjangan .... Salam, Mama Rio ----- Original Message ----- From: "Kelanaputra, Eddy S." <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, May 10, 2004 10:54 AM Subject: RE: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi Saya setuju dengan Mbak Kristianti.. Memang terkadang rasa perhatian kita, para orang tua, yang sangat berlebihan menyebabkan kita ingin melakukan segalanya agar anak kita tidak menderita atau merasakan sakit. Padahal, perhatian berlebihan tsb sepertinya malah merupakan ketakutan kita yang diselubungi "ketidaktahuan" kita (kata2 yg lebih lembut dibanding kata "kebodohan" kita) terhadap hal2 alamiah yang harus dialami oleh setiap masa pertumbuhan dan perkembangannya agar mampu bertahan terhadap situasi sulit. Mungkin dengan penanganan yg relatif "mudah dan murah" ternyata anak2 kita bisa sembuh dan sehat dgn kemampuan antibodinya yang terbangun dgn sendirinya. Dan itu sangat bermanfaat baginya saat mengalami kehidupannya kelak. Dan ini juga sepertinya berlaku pada pemberian jenis mainan yg tidak mendidik. Mainan2 elektronik yg kesannya lebih prestisius, lebih gampang (bagi yg berduit) dan ngetren malah cenderung menurunkan tingkat kreatifitas sang anak dibandingkan dengan mobil2an dari kulit jeruk, sendal bekas, pesawat kertas, dll (bayangkan perbedaan harganya dan manfaatnya..). Jadi pertanyaannya : yang pengin terlihat ngetren, kita orang tuanya yg pingin dipandang berduit atau hanya ingin sekedar membahagiakan anak tapi dapat menurunkan kreatifitasnya? ..... Ini saya contohkan dgn pengalaman pribadi saya saat akan mengimunisasi Fira. DSA mengajukan pilihan : Pingin imunisasi yg panas atau yang tidak panas? Kalau yg panas : Rp 100.000,00 dan kalo yg tidak panas : Rp 250.000,00. Kalau mengikut rasa sayang kita sama anak, rasanya nggak tega untuk melihat anak kita demam dgn imunisasi yang "panas". Jadi tentunya pilihan ke yg tidak panas. Saya bimbang, sebenarnya bagaimana dampaknya? (Kalau masalah uang, untuk anak rasanya setiap orang pasti rela berkorban). Akhirnya saya bertanya pada kakak dari abang ipar saya (seorang bidan), bagaimana sebaiknya. Beliau menjawab, sebenarnya tidak ada masalah dengan pilihan yg panas atau tidak panas. Tapi perlu diketahui bahwa kalau kita memberi yang tidak panas, kemungkinan daya tahan anak terhadap serangan demam dan kejang-kejang sangat rendah karena tidak terbiasa melawan demam. Kalau kita beri yang panas, anak kita akan "lebih kebal" terhadap serangan demam dam kemungkinan mengalami kejang-kejang (kalau tidak salah tulisannya "stuip" bacanya : "step") akan kecil karena sudah teruji telah mengalami panas tinggi. Yang penting tetap dicheck suhu tubuhnya saat panas, mungkin hanya sekitar 38 derajat saja. Bila berlebihan dan ada reaksi yang lain, ya diantar ke dokter untuk ditangani. Jadi sebenarnya perhatian kita seharusnya adalah : sebesar apa kesabaran kita membantu anak kita menghadapi demam dan proses penyembuhannya, seberapa banyak waktu yg kita berikan untuk menghiburnya saat sakit... bukan dgn memberikan segala kemudahan yang menyebabkan mereka kelak hanya berpikir "gampangnya saja". Demikian sekedar sharing dari saya... semoga kita "lebih rasional dan lebih pintar" dalam memberi perhatian pada anak kita.. Wassalam, Abihnya Fira. -----Original Message----- From: Kristianti Dewi Joris [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 10, 2004 10:28 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi Moms, saya sangat mengerti bagaimana kita sebagai ibu sangat sayang kepada anak-anak dan selalu nggak tega kalau melihat mereka sakit. Saya sekedar mau sharing kepada moms sekalian bahwa saya adalah salah satu hasil dari seorang wanita dewasa yang dari bayi sampai anak-anak dihantam obat-obatan dan antibiotik dosis tinggi dikarenakan gangguan pencernaan dan alergi. Dari saya lahir ke dunia, saya sudah terkena gangguan pencernaan dan diare hebat sampai harus di inkubator selama 1 bulan penuh karena berat badan yang turus menurut drastis akibat dari wabah diare saat itu. Dan karena kurangnya pengetahuan dokter jaman dulu maka bukannya saya harusnya terus mendapat ASI pada saat diare tapi malah distop nggak boleh dikasih ASI sama sekali. Sebagai gantinya sampai dengan umur 3,5 tahun saya konsumsi susu free lactosa plus aneka obat dan antibiotik. Hasilnya....saya tumbuh menjadi remaja yang rentan, gampang sakit. Setiap kali sakit oleh dokter langganan keluarga (dokter umum) selalu dikasih bermacam obat dan antibiotik biarpun itu cuman flu doang atau flu karena alergi (saya pengidap asthma). Akhirnya ibu saya mendapat masukan untuk memeriksakan saya ke dr spesialis paru untuk treatment yang lebih baik. Dan saat ini saat saya sudah dewasa, dosis antibiotik biasa apalagi sekelas amoxicilin mental semua. Pengobatan flu yang parah dikit aja harus lewat pembuluh darah. Dan percaya atau tidak justru semenjak saya ditangani oleh dr spesialis paru-paru dan dr internist, setiap saya sakit saya nggak pernah konsumsi antibiotik. Sepertinya anti bodi saya lagi dilatih lagi untuk melawan penyakit-penyakit tersebut. Pengobatan lewat pembuluh darah mostly hanyalah vitamin untuk mendongkrak stamina, karena untuk flu aja kadang saya sampe pingsan saking staminanya udah drop banget. Saya punya bayi mungil umur 6,5 bulan. Dan dari pengalaman pribadi, ortu saya (yang sampai skrg masih sangat menyesal dengan ketidak tahuan mereka mengenai pengaruh obat dan antibiotik saat saya masih bayi) selalu wanti-wanti supaya cucunya tidak menjadi korban berbagai obat dan antibiotik. Kalau cuman anget/panas sampai 38 lebih baik kompres saja, sambil terus observasi kondisi naik dan dicari tau penyebab panasnya. Demikian juga untuk penanganan flu/pilek dan diare. Maaf kalau ada yang kurang berkenan ya... Cheers, Dewi Lilis Suryawati wrote: Sama dengan Bunda Daffa dan Mbak Arie, biasanya saya baru bawa ke DSA kalau sudah 2 hari panas anak saya nggak turun2 walaupun sudah coba pakai panadol dan antibiotik amoxicilin. Biasanya sih kalau cuma radang tenggorokan biasa yang nggak terlalu parah, dengan kedua obat tersebut ditambah dengan obat batuk nin jiom pe pa kau (ibu dan anak), maka sakit anak saya sudah sembuh....asal sepanjang hari dari kantor kita pantau terus pengobatan anak kita oleh BS atau pembantu kita, supaya jangan kelolosan....Selama ini sih kalau nggak parah2 banget saya paling jarang bawa anak saya ke DSA. Rgrds, Lilis -----Original Message----- From: fenty [ mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 10 Mei 2004 9:44 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi He...he.... Kok saya gak sepahaman ya..ama Moms berdua...anak saya kalo sedikit aja demam di atas 37 saya sdh langsung bawa dokter supaya sakitnya gak berlanjut dan akhirnya harus makan antibiotik. Sedikit aja ada perubahan saya sih langsung bawa. Dan kebetulan dokternya sih hanya dokter umum, dan saya sudah kasih tau panjang lebar mengenai penyakit anak saya. Dan biasanya...dia nyoba untuk penurun obat panas (racikan), dan kalau 3 hari gak turun baru deh kasih antibiotik. Emang biasanya anak saya sih penyakitnya selalu radang tenggorokan. Mmm....apalagi saya kerja ...bagaimana treatment dari ibu terhadap anak yang lagi sakit dengan org lain (mertua, ortu, BS, dll) menurut saya sih pasti beda. Jadi daripada ada penyesalan di kemudian hari...saya sih gak mau jadi dokter buat anak saya. Karena kalau menurut saya sih kondisi panas apalagi di atas 39 itu berpengaruh ke syaraf otak anak. Jadi kalau terlalu sering anak dibiarkan (apalagi sampai 3 hari) mengalami demam tinggi...tanpa ada penanganan dari yg ahli...terlalu riskan sekali apalagi anak masih di bawah 5 tahun, yg kita tahu bahwa di situlah perkembangan otaknya. Sorry mom....malah ngerecokin....abis...saya paling terenyuh kalo ada anak yg sakit, kurus, karena saya gak gampang punya anak. Anak saya baru 1 dan keguguran 2 kali..hicks...hicks...jadi saya sangat hati2 banget jaga anak saya. Salam, Fenty -------Original Message------- From: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> Date: 10 Mei 2004 09:24:32 To: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> Subject: RE: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi mo ikutan ya.... Saya setuju sama ortunya Aimee, soalnya baru minggu kemarin Daffa juga panas, panasnya itu sampai 40. Awalnya sich anget anget biasa,trus sama mertoku dikasih bawang merah sama minyak telon, ditaruh di embun2nya Daffa (tradisional bgt ya?!). elain itu juga udah di kompres tapi panasnya nga ilang2, turun sich turun tapi nanti panas lagi. Yang nga biasanya rewel jadi rewel dech, trus dibawa ke DSAnya dan dikasih Panadol karena panas Daffa sudah melampaui batas normal. DSAnya juga bilang kalo dalam 3 hari kedepan masih panas Daffa harus cek darah karena mengantisipasi gejala lainnya,seperti Demam berdarah (khan kemarin lagi heboh2 nya DBD) Dan ternyata apa yg terjadi, ternyata Daffa terkena campak dan itu biasanya diawali dari tingginya suhu badan. Jadi saran saya mama Bintang jangan panik dulu, untuk anak Balita biasanya memang sering panas, jadi kita harus berusaha cari tau apa penyabab anak kita panas. Dan kalo memang anak kita panasnya tidak terlalu tinggi jangan diberi obat penurun panas terlebih dahulu. Karena itu belum tentu baik untuk anak kita. Lebih baik kita coba alternatif lain seperti dikompres atau seperti yang dilakukan oleh mertoku saya. Semoga Bintang Lekas sembuh Bunda Daffa --- Arie Indra < [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > Mbak Wiwi, > > Saya coba share yah.... > Menurut saya sih sebaiknya jangan memberikan obat > penurun panas karena > obat demam hanya mengobati gejala. Demam itu bukan > penyakit lho. Demam > adalah gejala adanya sesuatu yang tidak beres dengan > tubuh kita. Bisa > Infeksi atau bukan infeksi. Kebanyakan demam pada > anak disebabkan oleh > Virus. > Kenapa harus panas? Karena panas merupakan mekanisme > alami tubuh untuk > melawan penyakit tadi. Kalau gak panas malahan > bakteri atau virus > penyebab sakitnya tidak mati. Kalo dikasih obat > penurun panas, mungkin > anak jadi gak demam tapi tidak penyebab demamnya > justru gak hilang atau > hilang sementara. Setelah itu akan panas lagi. > > Aimee, pernah beberapa kali demam sampai 40,5 juga > pernah selama 3 hari > berturut-turut. Saya ngerti gimana paniknya, tapi > saya berusaha untuk > tenang. Hari ke tiga, saya sms dsa-nya dan dengan > yakinnya beliau > bilang: "ini kan baru hari ketiga, besok pasti > sembuh. Kalau besok masih > demam tes urin." Dan ternyata, besok pagi Aimee > emang udah gak demam > lagi. > Guidance yang saya dapat dari dsa saya adalah: > 1. Keep calm, cari penyebab demamnya > 2. Tetap dikasih makan dan minum sebanyak mungkin > agar tidak dehidrasi. > Bisa ASI, air putih, juice, sup, dll. > 3. Gunakan baju yang tipis > 4. Kompres dengan air hangat. > 5. Hanya kalau terpaksa karena anak tidak nyaman > atau suhu udah > 40 > beri paracetamol/ penurun panas. > > Saran saya sih mbak observasi dulu, lihat behavior > anak masih lincah mau > main atau tidak. Pantau terus suhu badan, beri minum > banyak, tetap makan > dan istirahat. Yang penting Mbak harus tenang. Kalau > lebih dari 3 hari > belum turun hubungi dsa-nya. Tes urin untuk cari > tahu kemungkinan > infeksi. > > Arie > > -----Original Message----- > From: Wiwiek (Sayidati Alwiyah) > [ mailto:[EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> ] > Sent: Tuesday, May 04, 2004 11:37 AM > To: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> > Subject: [balita-anda] Anakku Panas Tinggi > > > Dear Moms & Dads, > mau curhat nih, semalam Bintang panas tinggi, memang > sejak maghrib > badannya > mulai anget, nah mulai sekitar jam 20.00 panasnya > 38,5 sudah aku kasih > panadol tapi turun sedikit terus pada jam 23.00 > panasnya tambah tinggi > 39,5 > tetapi anaknya mah cuek aja tidur terus, akhirnya > aku kasih obat yang > dari > DSAnya Proris baru deh turun.bangun tidur seperti > biasa nonton Dora & > main > sambil teriak2 ( maksudnya nyanyi kali he..he..). > tadi barusan aku telp > rumah kata neneknya mulai anget lagi > badannya...aduuh jadi gak konsen > nih > kerja...kira2 apa penyebabnya ya? Moms & > Dads..sharingya donk..thanks B4 > > yang lagi bingung & cemas, > Ibunya Bintang > > --------------------------------------------------------------------- > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, > klik, http://www.indokado.com/ < http://www.indokado.com/> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: > [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> > > > --------------------------------------------------------------------- > >> Kirim bunga, buket balon atau cake, > klik, http://www.indokado.com/ < http://www.indokado.com/> > >> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> > >> Stop berlangganan, e-mail ke: > [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> > __________________________________ Do you Yahoo!? Win a $20,000 Career Makeover at Yahoo! HotJobs http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/careermakeover < http://hotjobs.sweepstakes.yahoo.com/careermakeover> --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik, http://www.indokado.com/ < http://www.indokado.com/> >> Info balita, http://www.balita-anda.com < http://www.balita-anda.com> >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] < mailto:[EMAIL PROTECTED]> . ____________________________________________________ < http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309 <http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309&lang=9> &lang=9> IncrediMail - Email has finally evolved - < http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309 <http://www.incredimail.com/redir.asp?ad_id=309&lang=9> &lang=9> Click Here This communication is for use by the intended recipient and contains information that may be privileged, confidential or copyrighted under applicable law. If you are not the intended recipient, you are hereby formally notified that any use, copying or distribution of this e-mail, in whole or in part, is strictly prohibited. Please notify the sender by return e-mail and delete this e-mail from your system. Unless explicitly and conspicuously designated as "E-Contract Intended", this e-mail does not constitute a contract offer, a contract amendment, or an acceptance of a contract offer. This e-mail does not constitute a consent to the use of sender's contact information for direct marketing purposes or for transfers of data to third parties. Francais Deutsch Italiano Espanol Portugues Japanese Chinese Korean http://www.DuPont.com/corp/email_disclaimer.html --------------------------------------------------------------------- >> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.com >> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]