Rasanya...ingin buru2 Resign..........




Seftyana
ALLOCATION DEPT.
PT. Yamaha Motor  Kencana Indonesia
Email : [EMAIL PROTECTED]
Telp. : ( 021 ) 4607880 , 4607881
Fax   : ( 021 ) 4607902



                                                                           
             "Dewi"                                                        
             <[EMAIL PROTECTED]                                             
             .co.id>                                                    To 
                                       [EMAIL PROTECTED]         
             05/18/2004 11:16                                           cc 
             AM                                                            
                                                                   Subject 
                                       [balita-anda] Renungan Buat yang    
             Please respond to         sibuk berkarir                      
             [EMAIL PROTECTED]                                             
                a-anda.com                                                 
                                                                           
                                                                           
                                                                           
                                                                           




Renungan Buat yang sibuk berkarir

Seperti biasa Rudi, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka
di Jakarta, tiba
di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra
pertamanya yang baru
duduk di kelas tiga SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah
menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur?" sapa Rudi sambil mencium anaknya. Biasanya, Imron
memang sudah
lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke
kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, "Aku
nunggu Ayah
pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?"

"Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?" "Ah,
enggak. Pengen tahu
aja."

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam
dan dibayar
Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja. Sabtu
dan minggu libur, kadang
sabtu Ayah masih lembur. Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?"

Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar,
sementara ayahnya melepas
sepatu dan  menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk
berganti pakaian,
Imron berlari mengikutinya. "Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,-
untuk 10 jam, berarti
satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong," katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,"perintah Rudi.
Tetapi Imron tak
beranjak.

Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali
bertanya, "Ayah, aku boleh
pinjam uang Rp.5.000,- nggak?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam
begini? Ayah
capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.  "Tapi, Ayah..."Kesabaran Rudi
habis. "Ayah bilang
tidur!" hardiknya mengejutkan Imron. Anak kecil itu pun berbalik menuju
kamarnya.

Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya. Ia pun menengok Imron di
kamar tidurnya.
Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-
isak pelan sambil
memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya. Sambil berbaring dan mengelus
kepala bocah
kecil itu, Rudi berkata, "Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron.Buat
apa sih minta
uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok'kan bisa.
Jangankan Rp 5.000,-
lebih dari itu pun ayah kasih."

"Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau
sudah menabung
lagi dari uang jajan selama minggu ini.  "Iya,iya, tapi buat apa?" tanya
Rudi lembut.

"Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga
puluh menit
saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku
mau beli waktu
Ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu
jam Ayah
dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit
tabunganku kurang
Rp 5.000,- . Makanya aku mau pinjam dari Ayah," kata Imron polos.

Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-
erat dengan perasaan
haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan
selama ini, tidak cukup
untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Dewi-Mama Carine


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke