Jangan KAMPER Dikira Permen! Begitu mendengar kata "bahan kimia", biasanya orang sontak merasa ngeri. Yang langsung terbayang adalah ancaman senjata kimia atau campuran bahan kimia racikan bom Imam Samudera Cs. yang sempat meneror negeri ini. Padahal, sehari-hari zat pengubah kehidupan manusia itu ada di sekitar kita. Persoalannya, tinggal bagaimana kita "menjinakkannya".
Sudah dua hari ini Rendi rewel melulu. Bocah belum lima tahun dan sedang lucu-lucunya itu terkena demam. Selain itu, di beberapa bagian tubuhnya gatal-gatal. Tentu saja sang Bunda panik bukan kepalang. "Ini saya kasih resep obat penurun panas dan antigatal," begitu ucapan singkat dokter yang dikunjungi. Untunglah tak lama kondisi Rendi berangsur membaik. Namun, ibunya tetap mencoba mencari tahu penyebabnya, dengan mengamati perubahan situasi lingkungan Rendi. Ia baru ingat, karpet di ruang bermain Rendi baru saja dicuci. Tapi, sudah beberapa kali dicuci, baru kali ini menimbulkan masalah. Apakah karena ia berganti tempat mencuci sehingga perlakuannya berbeda? Setelah menelepon tempat mencuci yang lama dan yang baru, ia memperoleh letak perbedaannya. Ya, tempat pencucian yang baru menggunakan sampo karpet. Apakah itu penyebabnya? Rasa ingin tahu ibu muda ini menuntunnya berselancar ke internet. Tahulah ia bahwa sampo pembersih karpet dicurigai dapat mengganggu kesehatan. Terutama untuk anak balita. Gejala awalnya mirip yang dialami Rendi. Namun, bisa saja terjadi kerusakan beberapa sistem organ tubuh, seperti hati, sistem sirkulasi darah, kulit dan ketahanan tubuh. "Hiii ... ngeri juga ya?" ujar sang Bunda Angin-anginkan dulu Binatu memang memudahkan kita dalam urusan mencuci pakaian atau barang yang memerlukan penanganan khusus. Tapi, apakah kita tahu mereka menggunakan bahan kimia yang ramah lingkungan? Di situlah letak persoalannya. Tapi, jangan terus menilai miring binatu. Ada kok kiat meminimalkan efek sampingan binatu. Jika Anda mencuci pakaian di binatu dengan sistem dry-clean, hasilnya jangan langsung dimasukkan ke dalam lemari pakaian setelah diambil dari binatu. Buka plastiknya dan angin-anginkan dulu. Soalnya, dry-clean umumnya memakai bahan pelarut perchloroethylene (PCE) yang diduga menyebabkan asma dan alergi. Bahkan yang lebih parah, kanker hati! Dampak PCE - yang dikenal pula dengan nama tetrakloroetilen - memang masih menimbulkan polemik. The Environmental Protection Agency (EPA), lembaga perlindungan lingkungan Amerika, mengolongkan PCE ini sebagai bahan penyebab karsinogen pada hewan dan ada kemungkinan pada manusia. Kesimpulan itu didasarkan pada pengujian National Cancer Institute (1977) Amerika yang menemukan adanya kanker hati pada mencit, tetapi tidak pada tikus besar. Memang, tak semua binatu memakai PCE. Akan aman jika Anda bertanya apakah binatu itu memakai PCE atau tidak. Kalau tidak yakin, langkah paling aman ya mengangin-anginkan tadi. Tindakan ini perlu dilakukan juga pada karpet yang masih baru, khususnya yang berbahan sintetis. Oleh sebab itu, para ahli kesehatan bangunan dari Amerika menyarankan untuk menggunakan karpet berbahan alami seperti wol atau kapas. Karpet berbahan sintetis - apalagi yang masih baru - dapat melepaskan 4-phenylcyclohexane dan styrene. Keduanya merupakan bahan pembentuk serat karpet. Jika keduanya terhirup, bisa menimbulkan sakit kepala, sakit tenggorokan, lemah, lesu, serta iritasi mata dan kulit. Kedengarannya menakutkan ya? Untuk menghindari bahaya itu paling tidak meminimalkan risiko, bentangkan karpet baru selama beberapa minggu di ruang terbuka seperti garasi atau teras. Gas-gas berbahaya tadi akan menguap perlahan seiring berjalannya waktu. Hindari pula menggunakan lem untuk memasang karpet di dalam bangunan. Meski belum terbukti menyebabkan kanker, anak-anak sangat sensitif terhadap etilbenzena yang ada pada lem karpet. Bila terhirup, anak-anak bisa merasa pusing, iritasi mata dan tenggorokan. Pengujian terhadap hewan bunting diketahui bahan kimia itu dapat mempengaruhi janin. Bisa menjadi bumerang Nah, sekarang kita lihat sekitar rumah kita. Saat ini sudah jamak menggunakan zat kimia untuk keperluan mencuci pakaian, mengepel lantai, mengusir serangga, atau memberi wangi almari pakaian. Praktis memang, tapi ada upaya ekstra agar kepraktisan itu tidak menjadi bumerang. Simak data ini: dari 140.000 kasus keracunan di Amerika, 10%-nya adalah keracunan bahan pembersih. Beberapa jenis pembersih ini juga mengandung garam beralkali seperti natrium karbonat atau fosfat dan silika untuk mempertajam daya cucinya. Bila sampai terminum, bahan-bahan tadi bisa menimbulkan radang pada mukosa mulut dan muntah-muntah. Akibat yang sama juga akan dialami bila keracunan cairan pemutih berbahan aktif natrium hipoklorit. Insektisida yang dipakai hampir tiap hari juga mengintai kesehatan seluruh penghuni rumah. Racun golongan piretroid ini sesungguhnya berkadar rendah dan dapat diurai tubuh. Termasuk antiserangga bakar atau "obat nyamuk" yang merupakan ekstrak dari bunga krisan (chrysanthemum). Namun, dalam dosis tertentu -apalagi kalau sengaja ditelan - dapat menyebabkan kematian dengan gejala mual dan muntah. Oleh sebab itu. perhatikan dengan benar cara pemakaian insektisida. Bila menggunakan insektisida semprot, misalnya, kosongkan ruangan terlebih dahulu dan biarkan selama setengah hingga satu jam agar uapnya menghilang. Penderita asma dan anak-anak bisa sangat sensitif terhadap aromanya yang kuat. Selain cara pemakaian, terhadap zat-zat kimia di dalam rumah kita perlu mengelolanya dengan baik. Kamper atau kapur barus, misalnya, jangan dibiarkan berserakan. Soalnya, kandungannya adalah naftalen atau paradichlorobenzene yang berbahaya bagi sistem saraf pusat. Bila termakan 1 - 2 g (sekitar 4 - 8 buah), akan terjadi demam dan kejang. Naftalen bisa pula menyebabkan radang dan mencederai kornea jika terkena mata. Waspada selanjutnya adalah terhadap racun tikus. Dari beragam jenisnya, racun tikus berbahan zinc phospide merupakan racun kadar tinggi. Untunglah baunya busuk, jadi tidak menarik perhatian hewan, apalagi anak-anak. Namun, racun jenis ini harus dijaga agar tidak kena air, karena akan menghasilkan gas fosfin yang berbahaya bila terhirup manusia. Wah, ternyata banyak ancaman di rumah kita ya? Tapi jangan menyerah. Ini bukan untuk menakut-nakuti, apalagi melarang membeli barang yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya tadi. Pengetahuan dan penanganan yang benar bisa meminimalkan risikonya. Jangan sampai kasus Rendi terulang. (intisari) Copyright @ PT. Kompas Cyber Media Yahoo! Groups Sponsor ADVERTISEMENT ------------------------------------------------------------------------------ Yahoo! Groups Links a.. To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/jakartapusatlions/ b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.