Moms,

mau tanya nih, kira2 berapa sih biaya imunisasi cacar/varicella. Soalnya
rencananya minggu ini anak saya mau imunisasi itu. Thanks sebelumnya atas
infonya.

Mamanya Gusti

> ----------
> From:         Rifa[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
> Reply To:     [EMAIL PROTECTED]
> Sent:         29 Juni 2004 9:49
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      [balita-anda] PLUS-MINUS VAKSIN KOMBINASI
> 
> PLUS-MINUS VAKSIN KOMBINASI
> 
> Vaksin kombinasi sebenarnya bukan hal baru bagi kita. Kita mengenal ada
> vaksin DPT untuk menangkal penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.
> Baru-baru ini, telah muncul vaksin kombinasi lain bernama Infanrix/HiB.
> Apakah vaksin kombinasi itu, dan sejauh mana plus-minusnya dijelaskan
> dalam tanya jawab dengan Prof. DR. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K).,
> dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta berikut ini. Beliau adalah Ketua
> Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 
> 
>  Apa itu vaksin kombinasi? 
> 
> Vaksin kombinasi merupakan beberapa vaksin (antigen) yang digabung menjadi
> satu. 
> 
> Negara mana saja yang sudah menerapkan vaksin kombinasi? 
> 
> Di dunia penggunaan vaksin kombinasi sudah menjadi tren global yang tak
> bisa dicegah lagi kehadirannya. Persentasi penggunaan vaksin kombinasi
> yang paling banyak yaitu di Eropa dan Amerika. Di Asia, seperti Malaysia
> juga sudah lama diterapkan. Sedangkan Singapura telah menggunakan beberapa
> vaksin kombinasi seperti vaksin kombinasi DPaT/HiB, DpaT/Hepatitis
> B/Polio. Sedangkan di Indonesia sendiri, penggunaan vaksin kombinasi baru
> kira-kira 25 persen. 
> 
> Mengapa vaksin-vaksin yang ada perlu dikombinasi? 
> 
> Ketimbang 40 tahun ke belakang, pada era globalisasi ini, jumlah penyakit
> makin bertambah banyak sehingga kebutuhan akan vaksinasi pun semakin
> meningkat. Mau tak mau, jadwal suntikan dalam program imunisasi jadi lebih
> banyak. Di Indonesia, pemberian imunisasi wajib adalah BCG 1 kali,
> DPT-Polio 3 kali, campak 1 kali, dan hepatitis B 3 kali. Sedangkan vaksin
> anjuran antara lain MMR, tifus, cacar air, hepatitis A dan HiB. Berarti
> bayi hingga usia satu tahun perlu disuntik sebanyak 11 kali. Nah, untuk
> mempermudah atau menyederhanakan pemberian vaksin maka diciptakanlah
> vaksin kombinasi. 
> 
> Apa saja vaksin kombinasi yang sudah tersedia? 
> 
> Setelah ada vaksin DPT atau DPaT, MMR, DPT/Hepatitis B, vaksin kombinasi
> terbaru adalah gabungan antara vaksinasi DPaT dengan HiB yang disebut
> Infanrix/HiB. Vaksin kombinasi ini dapat memberikan perlindungan terhadap
> 4 jenis penyakit berbahaya pada bayi, yaitu difteri, pertusis, tetanus,
> dan penyakit-penyakit akibat HiB. 
> 
> Vaksin Infanrix/HiB ini merupakan vaksin kombinasi yang sudah mendapatkan
> izin dari BP-POM sejak Februari tahun 2004 dan telah ada di pasaran sejak
> April 2004. Pemberian vaksinnya pun sesuai dengan jadwal imunisasi yang
> telah direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. 
> 
> Apa beda DPT dan DPaT? 
> 
> Sebenarnya penyakit yang ditangkal sama yaitu difteri, pertusis dan
> tetanus. Hanya saja, vaksinasi DPT seringkali menimbulkan efek samping
> demam pada anak. Sedangkan vaksinasi DPaT, berkat kecanggihan teknologi
> kesehatan, dapat meminimalisasi risiko demam tersebut. Sampai sekarang,
> vaksin DPT tetap beredar di pasaran dan masih digunakan di sekolah,
> puskesmas, posyandu dan klinik praktik dokter. Sementara vaksin DPaT
> merupakan alternatif bagi bayi atau anak yang pernah menderita kejang
> demam, atau yang mempunyai penyakit saraf lainnya. 
> 
> Mengapa vaksin DPaT harus berkombinasi dengan HiB dan bukan vaksin
> lainnya? 
> 
> Karena vaksin DPaT mempunyai jadwal imunisasi primer yang hampir sama
> dengan jadwal imunisasi primer HiB. Vaksinasi DPaT pertama dilakukan pada
> bayi usia 2-4 bulan. Suntikan ke-2 di usia 3-5 bulan dan ketiga saat 4-6
> bulan. Sedangkan jadwal imunisasi primer pertama untuk vaksin HiB adalah
> saat usia bayi 2 bulan, yang kedua di usia 3-4 bulan dan suntikan ketiga
> pada 4-6 bulan. Yang dimaksud vaksinasi primer adalah vaksinasi yang
> dilakukan di saat usia bayi kurang dari 12 bulan. 
> 
> Bagaimana keamanan vaksin kombinasi? 
> 
> Suatu vaksin dikatakan aman setelah melalui proses penelitian yang
> panjang. Begitu juga dengan vaksin kombinasi DPaT dan HiB. Penelitian
> tentang keamanan vaksin kombinasi sudah melalui proses selama 30 tahun
> lebih dan sudah terbukti aman diberikan kepada anak. 
> 
> Apakah vaksin kombinasi mengandung thimerosal yang dicurigai sebagai
> penyebab autisme? 
> 
> Vaksin Infanrix/HiB tidak mengandung thimerosal tapi mengandung zat
> pengawet 2-phenoksi-etanol agar tak terkontaminasi kuman. Sementara masa
> kedaluwarsa vaksin adalah dua tahun. Thimerosal sendiri merupakan suatu
> zat dari bahan merkuri yang dalam vaksin berfungsi mencegah pencemaran.
> Zat ini tak perlu ada pada vaksin yang dikemas untuk sekali pakai, dan
> juga tidak digunakan untuk jenis vaksin hidup karena cukup tahan lama.
> Kalau toh thimerosal digunakan pada suatu vaksin, kandungannya pun sangat
> kecil. Jadi risiko merkurinya pada manusia sangat jauh lebih kecil
> ketimbang pada makanan misalnya ikan laut yang tercemar. Walaupun demikian
> produsen vaksin tetap berupaya meniadakan thimerosal dalam vaksin atau
> menggantikan dengan zat lain, sesuai anjuran WHO. 
> 
> Apa saja keuntungan bila menggunakan vaksin kombinasi? 
> 
> 1. Mengurangi jumlah suntikan. Suntikan vaksin DPaT dan HiB yang terpisah
> memerlukan 6 kali suntikan untuk imunisasi primer, nah dengan Infanrix/HiB
> hanya perlu 3 kali. Suntikan pertama saat usia bayi 2 bulan, suntikan
> kedua waktu usia 3-4 bulan, dan suntikan ketiga pada umur 4-6 bulan. Ini
> berarti mengurangi trauma kesakitan pada bayi. 
> 
> 2. Hemat waktu. Tiap kali anak diimunisasi orang tua tentu perlu
> meluangkan waktu untuk membawa anak ke dokter. Adanya vaksin kombinasi
> dapat menghemat waktu dan juga tenaga untuk datang ke dokter. 
> 
> 3. Hemat biaya. Harga vaksin kombinasi yang sekitar 285.000 rupiah ini
> mungkin terkesan lebih mahal ketimbang vaksin-vaksin tunggal. Namun kalau
> dihitung-hitung total biaya yang dikeluarkan untuk vaksin kombinasi akan
> lebih sedikit ketimbang vaksin DPaT dan vaksin HiB secara terpisah.
> Bukankah setiap kali datang untuk imunisasi ada biaya-biaya lain yang
> dikeluarkan. Misalnya, biaya transportasi, administrasi, dokter, dan biaya
> vaksin itu sendiri. 
> 
> 4. Efek samping lebih kecil. Perlu digarisbawahi penggunaan vaksin
> kombinasi DPaT-HiB tidak menjamin seratus persen bahwa anak tak akan
> mengalami demam. Namun kalaupun ada efek samping demam, persentasenya
> sedikit sekali. Demikian pula halnya dengan reaksi lokal yang terjadi
> seperti bengkak, kemerahan dan rasa nyeri pada bekas suntikan. Jadi secara
> umum, vaksin kombinasi DPaT-HiB memiliki efek samping yang jauh lebih
> rendah dibandingkan vaksin DPT dan HiB secara terpisah. 
> 
> 5. Risiko tertular penyakit berkurang. Pemberian imunisasi yang satu-satu
> akan mempersering membawa anak berkunjung ke rumah sakit atau dokter.
> Padahal di sana terdapat pasien dengan berbagai penyakit yang membuat anak
> berisiko tertular. Nah, dengan adanya vaksin kombinasi, kemungkinan itu
> jadi lebih kecil. 
> 
> Andaikata saat usia 2 bulan seorang bayi sudah diimunisasi DPT, lalu di
> usia selanjutnya orang tua ingin mengimunisasi anaknya dengan vaksin
> kombinasi, apakah ini bisa dilakukan? 
> 
> Boleh saja tak masalah. Begitupun sebaliknya. Tentunya orang tua sudah
> tahu mana yang lebih menguntungkan. Namun komunikasikan hal tersebut
> terlebih dulu dengan dokter yang ada. 
> 
> Bagaimana efektivitas vaksin kombinasi? 
> 
> Penelitian membuktikan, vaksin kombinasi DPaT-HiB menciptakan proteksi
> optimal terhadap difteri, pertusis, tetanus dan berbagai penyakit akibat
> bakteri HiB, yang sama baiknya dibandingkan vaksin DPaT dan HiB yang
> diberikan secara terpisah. 
> 
> Memang, tingkat kekebalan vaksin kombinasi DPaT/HiB lebih rendah daripada
> vaksin DpaT dan HiB terpisah. Toh, bukan berarti tingkat kekebalan vaksin
> kombinasi tidak bagus. Vaksin kombinasi tetap memberikan kekebalan atau
> antibodi pada tubuh dalam ambang garis kekebalan tubuh yang sudah
> ditentukan. Jadi, vaksinasi kombinasi DPaT dan HiB cukup untuk
> mempertahankan kekebalan tubuh dan melindungi tubuh sampai 5 tahun.
> 
> 4 PENYAKIT YANG DAPAT DITANGKAL VAKSIN KOMBINASI DPaT/HiB
> 
> Difteria 
> 
> Merupakan penyakit akibat infeksi bakteri Corynebacterium diphteriae.
> Kuman tersebut masuk lewat hidung ke tenggorokan dan membuat semacam
> selaput yang makin lama melebar sehingga menyumbat jalan napas. Bahayanya,
> bakteri ini juga memproduksi racun (toksin) yang dapat menyebar ke seluruh
> organ tubuh seperti jantung dan sistem saraf. Pada kasus berat, kuman ini
> dapat menyumbat jalan napas. Difteria sangat menular dan menyerang
> anak-anak berusia di bawah 5 tahun. Penularannya terjadi melalui percikan
> ludah dari udara pernapasan penderita. 
> 
> Pertusis atau Batuk Rejan 
> 
> Disebut juga batuk seratus hari atau whooping cough. Penyebabnya adalah
> bakteri Bordetella pertussis. Bakteri ini menghasilkan racun (toksin) pada
> selaput lendir saluran napas yang merangsang pembentukan dahak yang banyak
> dan kental. Bayi sangat sulit mengeluarkan lendir ini sehingga berisiko
> meninggal karena tak bisa bernapas. Gejalanya, bayi kecil tampak biru dan
> kejang. 
> 
> Pertusis dapat ditemukan pada semua usia. Separuhnya pada anak di bawah
> usia 2 tahun dan terutama pada bayi-bayi di bawah 6 bulan. Ditularkannya
> melalui percikan air liur atau udara pernapasan penderita. Pada banyak
> kasus, pertusis anak ditularkan oleh orang tuanya yang ternyata seorang
> pengidap (karier). 
> 
> Tetanus 
> 
> Penyebabnya bakteri Clostridium tetani yang ada di alam bebas terutama di
> tanah dan kotoran binatang. Tetanus sangat berbahaya jika mengenai bayi
> baru lahir. Biasanya terjadi saat pemotongan tali pusat dengan alat dan
> cara yang tidak steril. 
> 
> Gejala tetanus adalah kejang-kejang dan kesulitan menelan. Pada bayi baru
> lahir tampak mulutnya yang mencucu, tidak dapat menetek, sehingga dapat
> mengakibatkan kematian. Untuk menekan angka penderita tetanus, ibu hamil
> perlu diberi vaksinasi suntikan TT dan para ibu juga perlu diajarkan
> bagaimana merawat tali pusat bayinya yang baru lahir dengan baik. 
> 
> Meningitis 
> 
> Penyebabnya adalah bakteri Haemophilus Influenzae tipe B yang sangat
> menular. Penularannya terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan
> penderita. Gejalanya tidak spesifik. Penyakitnya hanya dapat diketahui
> setelah terjadi kerusakan pada selaput saluran pernapasan. Kerusakan
> tersebut ditandai dengan timbulnya demam, rinitis (peradangan selaput
> lendir hidung), sakit tenggorokan, batuk, lelah, nyeri otot dan kepala,
> muntah serta diare. 
> 
> Anak balita terutama bayi paling berisiko tertular penyakit ini. Meski
> pasien bisa disembuhkan, kemungkinan besar ia akan mengalami gangguan
> pendengaran, gangguan mental bahkan gangguan otak. 
> 
> Dedeh Kurniasih. Foto: Ferdi/nakita
> 
> 

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke