setuju mbak....

sekarang ini sekolah2 yang ngaku2 bertaraf int'l mulai
berjamuran. bahkan banyak banget yang sekarang dibisnisin.
beberapa dari mereka hanya memikirkan bagaimana cara kembali
modalnya secepat2 nya...jadi bukan lagi seperti dulu yang
memang bertujuan mulia untuk mendidik putra putri bangsa....
beberapa teman saya yang nggak punya background pendidikan tapi
punya duit sudah ada yang merencanakan buka sekolah dengan
alasan untungnya banyak....
aduh kalau sudah begini..... bagaimana nasib anak2 kita ya?
so secepatnya deh dilaporkan ke YLKI biar mereka bisa mengusut
lebih lanjut hal2 spt ini. mudah2 an dengan kasus ini
pemerintah bisa mulai mengeluarkan ijin khusus untuk membuat
sekolah pra tk.kalau nggak salah, kalau mau bikin pre-school nggak perlu ijin
ke departemen pendidikan deh. kalau bikin tk ke atas baru pakai
ijin. tapi mungkin saya salah karena info ini saya denger dari
mami saya yang lebih dari 15 tahun bertugas menjadi kepala
sekolah TK, tapi sudah mengundurkan diri 4 tahun lalu.kalau memang masih nggak perlu 
pakai ijin..... no wonder deh
banyak pre-school2 yang muncul bak jamur..... lagian orang
indonesia kan terkenal 'latah', demennya ikut2 an. misal ada
yang buka factory outlet n sukses.... mulai deh bermunculan FO2
lain2. breadtalk buka di indo... mulai deh muncul bakery2 yang
ngikutin style breadtalk, dll...dll......

mama maya




> Mbak, mohon dgn sangat .....Info ini untuk segera dimuat di
> Kompas, dan disebarkan ke berbagai milis. Atau coba tuntut
> ke Yayasan Konsumen Indonesia atau kalau bisa sewa pengacara
> deh.
>
> Jika masalah ini diadukan ke departemen pendidikan, apa bisa
> yah?
> Seharusnya khan ada survey dari para wakil rakyat kita yg
> duduk enak2 di departemen pendidikan utk melihat2 sekolah2
> SINTING spt ini ya? Duh keki banget dengerinnya. Kalau aku,
> jika uangku nggak balik...... bakalan aku teror terus itu
> sekolah. Walaupun yg punya sekolah itu orang kaya atau
> penguasa.....pokoknya sewa pengacara pun aku jalanin.
> Sekalian minta ganti rugi atas waktu dan tenaga yg udah aku
> keluarin. Jadi, jgn cuman minta uang sekolahnya doank,
> sekalian tuntut uang sakit hati!! Serius lho, Mbak...artis
> yg diambil fotonya aja bisa nuntut kok 1 milyar...kenapa
> seorang Ibu biasa tidak bisa nuntut haknya?
>
> Sebaiknya mereka itu kalau tidak memiliki motivasi untuk
> mendidik dan mengajari anak dgn baik, jgn dirikan playgroup
> atau TK atau tempat pendidikan lain lha.....  Jaman skr,
> tidak cuman playgroup saja yg jadi tempat bisnis. Sudah
> banyak kampus2 yg cuman modal kampus doank dan mengeluarkan
> biaya2 tapi didikannya NOL BESAR. Kasihan remaja2
> skr.....ck..ck...ck (kesannya aku itu udah tuaaa bgt
> yah?hehehe) - FRIEZA
>
> -----Original Message-----
> From:         Milany Oktavia [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, August 23, 2004 11:39 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:      Re: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan
> Bright Little Star Education Center
>
> Mbak Shinta,
>
> Waktu saya bayar itu, saya memang belum menegaskan berapa %
> potongan uang pendaftarannya, karena saat itu, tidak ada
> formulir apapun yang mereka sodorkan ke saya untuk diisi,
> jadi saya pikir, nanti seusai sekolah mungkin baru formulir
> itu disodorkan ke saya untuk kelengkapan administrasi.
> Keteledoran saya juga sih.
>
> Ternyata formulir itu memang tidak pernah ada, dan hanya ada
> selembar tanda pembayaran saja.
>
> Oh yah, ada cerita tambahan nih,
> waktu hari Sabtu siang, saya bermaksud mengambil yg 500 rb
> itu, eh ternyata pihak sekolah merubah keputusan dan bilang,
> mereka tidak mau kembalikan uang saya sepeser pun karena
> saya berniat untuk membagikan pengalaman buruk saya ini
> kepada rekan-rekan yang lain di milis ini. Dan juga katanya
> (waktu via telepon ke HP saya), saya tidak menghargai
> "waktu" yang disediakan oleh bapak pemilik sekolah untuk
> menelepon saya, padahal urusan dia itu tuh banyak sekali,
> dan mestinya saya merasa terhormati sekali karena dia mau
> menelepon saya (sesudah saya yang berulang kali menelepon
> pihak sekolah).
>
> Tapi segi positifnya adalah, ternyata nama baik itu tidak
> semurah Rp. 750 rb, jadinya harganya Rp. 1,25 jt. Cukup baik
> lha, artinya mereka mulai menghargai nama baik institusi
> mereka dengan menahan semua uang itu.
>
> Dan waktu itu ibu pimpinan sekolah memberikan perumpamaan ke
> saya seperti ini: Ibaratnya kalau kita buat pagar besi, dan
> ternyata hasilnya tidak memuaskan, masak iya pagar besi itu
> dipulangin, yang ada khan pagar besinya minta dibetulkan.
> Lalu saya bilang, apakah "anak" itu sama dengan "pagar
> besi", dan dijawab IYA.
>
> Kalau menurut Mbak, dan juga parents yang lain, apakah iya,
> anak buah hati kita itu sama dengan benda mati? apakah iya,
> titipan Tuhan yang tiada ternilai itu, masa depannya
> dianggap seperti pagar besi?
>
> Wah, saya kagum sekali lho.... secara eksplisit akhirnya
> mereka menyatakan juga pandangan sekolah tentang anak-anak
> didik.
>
> Lalu ibu pimpinan juga bilang, anak saya khan sudah masuk
> dulu 15 menit baru saya bayar sisa uangnya, itu juga artinya
> anak saya sudah trial 15 menit di sekolah mereka. Trial
> bagaimana, lha saya udah DP duluan koq.... Dan sebelum jam
> sekolah usai, juga sudah langsung saya ajukan pembatalan.
>
> Yah sudah lha. pengalaman memang guru yang terbaik untuk
> kita.
>
> Oleh sebab itu, dengan niat yang tulus, dan idealisme yang
> ada, saya tidak mau ada parents lain yang mengalami seperti
> apa yang saya alami dengan lembaga pendidikan. Selain itu,
> saya juga amat prihatin sekali dengan dunia pendidikan yang
> ada sekarang ini.
>
>
> Selain itu yah, saya juga prihatin dengan respond dari
> pelaku usaha, terlebih pelaku usaha jasa terhadap keluhan
> customer nya. Bukankah suatu keluhan itu adalah masukan yang
> sangat baik dan gratis lagi buat para pelaku usaha itu dalam
> memperbaiki dan meningkatkan pelayanan mereka ke customer?
> Mereka ga perlu mahal-mahal bayar konsultan untuk
> memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada.
>
> Mungkin, untuk parents lain yang sudah lebih pengalaman bisa
> sharing ilmu ke saya bagaimana dalam mencari sekolah yang
> bagus dan mempunyai hati dan yang tujuan utamanya adalah
> menyediakan pendidikan untuk menciptakan masa depan anak
> yang baik.
>
>
> Salam sejahtera....
>
>
>
>
> Shinta <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> MBak, sebelumnya sudah ada pembicaraan belum, kalau tidak
> berkenan berapa % terpotong uang pendaftarannya.. ada
> pembicaraan ke arah sana gak??
>
> ----- Original Message -----
> From: "Milany Oktavia"
> To:
> Sent: Saturday, August 21, 2004 2:26 PM
> Subject: [balita-anda] Share : Pengalaman Buruk dengan
> Bright Little Star Education Center
>
>
>>
>> Dear Parents,
>>
>> Saat ini saya mau share pengalaman buruk saya dengan Bright
>> Little Star
> Education Center yang beralamat di Krekot Bunder Raya No.
> 48, Jakarta Pusat.
>>
>> Tujuan sharing saya ini adalah jangan sampai ada parents
>> lain yang
> terjebak dengan promosi manis sekolah2x untuk buah hati
> kita, seperti yang saya alami barusan ini.
>>
>> Awalnya saya diberitahu oleh papa saya bahwa ada sebuah
>> sekolah yang cukup
> baik fasilitas ruangan dan suasananya, dan memang saat itu
> saya sedang mencari-cari sekolah yang tepat untuk putri saya
> yang berumur 18 bulan.
>>
>> Survey saya lakukan hari Sabtu, 07/08/04, siang hari,
>> dimana saya
> melihat-lihat tempat itu, termasuk ke ruang bermain dan juga
> perpustakaan yang mereka sediakan. Secara fasilitas ruangan,
> saya cukup puas, juga dari kurikulum yang ditawarkan, dan
> itu yang memutuskan saya dan suami berminat menyekolahkan
> anak kami disana.
>>
>> Saya tanya, apakah bisa trial dulu, seperti layaknya
>> sekolah lain yang
> memberikan kita kesempatan untuk trial, tapi sayangnya
> dibilang tidak bisa, dan harus bayar dulu.
>>
>> Akhirnya hari itu, saya bayar DP dulu dan baru akan
>> dilunasi begitu anak
> saya masuk sekolahnya.
>>
>> Anak saya baru saya bawa untuk mencoba sekolah barunya itu
>> pada tgl
> 18/08/04 masuk yang kelas jam 9. Nah, pada hari itu, saya
> lunasi seluruh uang pendaftaran dan uang sekolah selama 1
> bulan, total yg saya bayarkan adalah Rp. 1.250.000.
>>
>> Tapi, di tengah jam pelajaran, tidak sampai 30 menit dari
>> saya membayar
> uang sekolah itu, dan sesudah mengamat-amati kegiatan
> belajar mengajar tersebut, saya koq merasa ga sreg yah
> dengan suasana yang ada. Lalu saya langsung menyamperi
> bagian administrasi untuk mengajukan pembatalan. Dan saya
> bersedia dipotong Rp. 250 rb, anggap saja anak saya sudah
> bersekolah selama 1 bln disana, tapi saya minta dikembalikan
> uang pendaftarannya yang 1 jt.
>>
>> Wah, parents, ternyata langsung tidak bisa lho dia bilang,
>> katanya harus
> tunggu pimpinannya yang hari itu tidak hadir. OK lha, saya
> mengerti, bahwa di organisasi manapun, khan memang ada
> prosedur untuk segala hal. Saya dijanjikan akan dihubungi,
>>
>> Sampai petang hari, tidak ada tanggapan dari pihak sekolah.
>> Lalu saya
> menghubungi kembali, diberitahu, bahwa pimpinan sekolah
> belum datang juga.
>>
>> Keesokan sorenya, saya telepon sekolah itu kembali, dan
>> katanya
> pimpinannya juga belum datang. Saya sudah sangat kecewa
> dengan respond yang tidak ada dari pihak sekolah. Akhirnya
> saya bilang, bisa atau tidak saya menghubungi langsung ke HP
> pimpinan sekolah, dan baru saat itu bagian administrasi
> menjanjikan bahwa dalam waktu 5 menit dia akan menghubungi
> saya.
>>
>> Sesudah 15 menit menunggu, akhirnya saya dihubungi dan
>> dikatakan bahwa
> saya datang saja ke sekolah jam 10 pagi hari Jumat.
>>
>> Dengan itikad baik, saya datang juga, walaupun harus ijin
>> dari kantor
> untuk menemui pimpinan sekolah dan menanyakan mengenai
> keinginan saya untuk pembatalan pembayaran itu.
>>
>> Bertemu dengan pimpinan sekolah saya kembali menjelaskan
> keberatan-keberatan saya sehingga saya membatalkan niat saya
> menyekolahkan anak disana, yang intinya, saya tidak merasa
> aman dan tidak bisa
> mempercayakan pendidikan anak saya kepada mereka.
>>
>> Pimpinan sekolah mencoba agar saya bisa menyekolahkan anak
>> saya kembali ke
> sana, dengan menjanjikan memperbaiki keadaan yang ada, tapi
> saya bilang, susah yah kalau memang saya sudah tidak sreg
> dan percaya, apalagi ini khan masa depan anak kita.
>>
>> Tapi, ternyata pertemuan inipun tidak ada hasilnya. Saya
>> diminta untuk
> menunggu lagi, katanya dia juga ga bisa ambil keputusan, dan
> mau bertanya dengan pemilik sekolah.
>>
>> Nah, siang ini nih, baru 1/2 jam yang lalu, setelah saya
>> menghubungi pihak
> sekolah duluan, akhirnya pemilik sekolah menghubungi saya,
> dan kembali lha saya diputar2x, bla bla bla.. yang intinya,
> masalah dimulai dari nol lagi. Saya bilang, mestinya Bapak
> Pemilik khan sudah mendengar keluhan dan keinginan saya baik
> dari staf administrasi maupun dari Ibu Pimpinan sekolah,
> jadi kalau bisa, saya ini hanya minta keputusan saja.
>>
>> Dengan nada yang tidak enak (rasanya koq saya merasa, saya
>> ini yang salah
> lho... jd complaint saya itu dianggap mengada-ada) ,.ybs
> tidak mau mengembalikan uang saya. Coba bayangkan parents, 1
> jam anak saya bersekolah disitu, dan saya harus bayar Rp.
> 1.250.000!!! Bisa jadi ini sekolah termahal di Indonesia
> kali yah?
>>
>> Saya keberatan donk, saya bilang, masa iya, sebuah sekolah
>> bisa
> sekomersial itu? Sangat memberatkan orang tua, apalagi ini
> hanya masalah cocok dan tidak cocoknya visi dan misi kita
> sebagai orang tua dengan sekolah tersebut.
>>
>> Saya merasa terjebak. Tidak boleh trial, tapi juga tidak
>> bisa mendapat
> uang saya kembali.
>>
>> Akhirnya, ybs bilang, bahwa ok, dia akan kembalikan hanya
>> 500 rb. Jadi,
> biaya sekolah anak saya udah murahan nih, 1 jam = rp. 750
> rb.
>>
>> Saya bilang, gapapa lah, kalau nama baik sebuah lembaga
>> pendidikan hanya
> dihargai Rp. 750 rb, itu mungkin sudah diperhitungkan oleh
> mereka.
>>
>> Tapi bagi saya, 750 ribu itu cukup murah untuk membeli
>> pengalaman buruk
> ini, dan juga untuk memberikan informasi yang berharga ini
> kepada parents yang lain, walaupun saya diancam mau di-sue
> dengan mereka menyewa pengacara dan menjadikan guru-guru dan
> babysitter2x yang hadir waktu jam sekolah itu sebagai
> saksi2x.
>>
>> Jadi parents, nilai moral yang saya dapat disini adalah:
>>
>> 1. sebagai orang tua, kita harus extra hati-hati dalam
>> memilih sebuah
> sekolah
>>
>> 2. sekolah itu merupakan 1 kesatuan dari gedung, manajemen,
>> kurikulum, dan
> yang terpeting adalah guru2xnya.
>>
>> 3. untuk anak-anak balita kita, selalu minta free trial
>> sebelum kita bayar
> semua biaya sekolah tersebut.
>>
>> 4. tidak semua sekolah yang ada menjadikan anak-anak didik
>> itu sebagai
> prioritas utama mereka.
>>
>> 5. hati-hati kalau di sekolah ternyata anak-anak kita hanya
>> jadi obyek
> pendidikan, dan bukan subyek dari pendidikan itu sendiri.
>>
>> Saya berharap, semoga kejadian ini tidak dialami oleh
>> Parents yang lain.
>>
>> Salam,
>>
>> Milany
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> .
>>
>>
>> ---------------------------------
>> Do you Yahoo!?
>> Win 1 of 4,000 free domain names from Yahoo! Enter now.
>
>
> --------------------------------------------------------------------->>> Kirim 
> bunga, buket balon atau cake,
>>> klik,http://www.indokado.com/ Info balita,
>>> http://www.balita-anda.com
>>> Stop berlangganan, e-mail ke:
>>> [EMAIL PROTECTED]
>
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail - Helps protect you from nasty viruses.
>
>
> --------------------------------------------------------------------->>> Kirim 
> bunga, buket balon atau cake,
>>> klik,http://www.indokado.com/ Info balita,
>>> http://www.balita-anda.com
>>> Stop berlangganan, e-mail ke:
>>> [EMAIL PROTECTED]



___________________________________________________________
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id



---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke