Tampaknya, kita sebagai orang tua, memang mesti memiliki informasi yg banyak soal 
kesehatan anak kita.

Baru-baru ini, saya mengalami pelajaran berharga soal DSA.

Anak saya sedang terapi TB.
Sekarang ini sedang masuk bulan keenam.
Hampir selesai.

Krn DSA langganan ke Mexico, saya ajak anak saya cek rutin ke DSA yg ada di RS 
tersebut.
Pikir2, toh saya hanya perlu DSA menulis resep obat yg sama untuk diminum bulan depan.

Ternyata, DSA ini ngomong aneh2.

Pertama, dia mempertanyakan kenapa berat badan anak saya sangat rendah.
Dia tak cek riwayat mengapa berat badan anak saya cuman segitu.

Lalu saya bercerita minggu lalu anak saya batuk.
Dia cek tenggorokan anak saya: "kena radang tenggorokan!"
Saya agak bingung, sebab batuknya minggu lalu kok radangnya baru sekarang, lagian saya 
katakan "Tapi badannya gak panas, dok?"
Saya pikir, buat anak batita, radang apa pun pasti bikin badannya jadi panas.

DSA berkilah, "artinya badan anak ibu masih kuat. Jadi gak panas"
Anehnya, dia tetap meresepkan Amoksan (antibiotik) untuk 'radang tenggorokan' itu.
"Apa perlu antibiotik, dok?" saya coba tanya kan hal itu.
"Yah. Kalau radang harus antibiotik"
Ugh...

Selanjutnya, DSA kembali bahas soal berat badan yg rendah itu.
Dia langsung 'judge' bahwa terapi TB pada anak saya gagal total.
"Kalau keadaannya seperti ini, pengobatan bisa sampai 9 bulan."
Duh.

Saya ingat soal benjolan kecil2 di lehernya.
"Kalau ada benjolan di leher, artinya pengobatan bisa sampai 1 tahun!"
Nah loh!
DSA mengatakan hal itu tanpa mengecek benjolan seperti apa yg saya ceritakan itu.

Saya benar2 shok dgn pernyataannya itu.

DSA kembali menambahkan, "Dgn keadaan seperti ini, anak ibu tak usah di rontgen lagi, 
percuma. Sudah pasti masih ada flek di paru2nya."
Waduh.
"Saya yakin, ini mesti diobati sampai 1 tahun"

Lalu dia menentukan tanggal appointment selanjutnya, padahal dia tahu bahwa anak saya 
bukan pasien langganannya.
Saya ke DSA itu hanya krn DSA langganan tak ada di tempat.

Saya keluar dari ruang praktek dgn perasaan sangat sedih.

Soal antibiotik untuk radang tenggorokan, saya tidak tebus di apotik, sebab saya yakin 
anak saya sedang tidak kena radang tenggorokan.
Lagi pula, yg saya pernah baca, radang tenggorokan pada anak umumnya krn virus, bukan 
bakteri.
Tak perlu antibiotik.

Tiga hari kemudian, saya coba untuk cari second opinion ke Dr Bambang Supriyatno, RS 
Hermina Jatinegara.
Berharap saya mendapatkan kabar yg lebih baik.

Ada banyak hal positif yg saya dapatkan dari Dr Bambang.

Pertama, dia mengabaikan semua omongan dan cerita, yg dia minta dari saya adalah 
"Lakukan rontgen sekarang, nanti saya baca dari hasil rontgen itu".

Kedua, ketika saya tanya soal benjolan, Dr Bambang langsung periksa benjolan di leher 
itu: dengan tangannya sendiri, bukan langsung percaya pada omongan saya.
Katanya, "ini benjolan kecil. Bukan masalah."

Ketiga, Dr Bambang menyatakan anak saya sehat. Tak ada radang tenggorokan.

Lalu anak saya menjalani rontgen dari 2 arah: depan dan samping.
Dari hasil foto itu, barulah Dr Bambang mengatakan, "Hasilnya bagus. Pengobatan bisa 
distop bulan depan"

Saya sungguh sangat bersyukur mendengar hal itu.
Entah bagaimana jadinya kalau saya percaya begitu saja pada omongan DSA sebelumnya.
Bisa2, anak saya dicekoki obat tanpa alasan.

Sungguh mengerikan.

Maaf kalau cerita saya kepanjangan...
Moga bermanfaat

Salam,
vhendra


*********** REPLY SEPARATOR  ***********

On 8/28/2004 at 8:30 AM [EMAIL PROTECTED] wrote:

>Baca cerita ayahnya Irfan saya jadi ingat kejadian berapa bulan yang lalu
>anak saya waktu itu 11 bulan.
>Ceritanya gini, anak saya pilek.. ( tapi tidak batuk.. )
>Senin subuh jam 5.00 badannya panas 38 C, saya kasih tempra..sampai sore
>panasnya tidak turun juga..
>akhirnya saya ke dr A (ini dokter lumayan ngetop, pasiennya rame sekali )
>di daerah Pluit.
>dr A kasih resep 1. racikan untuk pilek , 2. puyer untuk turun panas (kalo
>tidak salah sanmol) 3. Antibiotik sirup.
>Saya kaget, biasanya antibiotik di kasih berupa puyer campur dgn obat lain
>( racikan ) tapi kali ini kok bentuknya sirup
>saya tanya dokternya apa harus dihabiskan dlm 1 botol ? kata dr iya, harus
>habis. katanya anak saya tenggorokannya ada radang, padahal dia tidak
>batuk..
>walau ragu saya beli juga semua obatnya.. antibiotiknya itu botol sirup
>seperti botol obat batuk.. (anak sekecil itu masa disuruh minum antibiotik
>1 botol sirup ? ) namun karena tidak mengerti dan pingin anak cepat sembuh
>saya kasih juga.
>Ternyata insting seorang ibu memang benar... sorenya anak saya mencret2
>hebat..
>Saya pikir mencret karena panasnya sudah turun ( kata orang tua buang panas
>).
-cut-


---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke