Hi all, Saya juga termasuk penganut paham 'tidak mengulang vaksinasi BCG, kalau 'tidak ada' tanda scar-nya. :) Keampuhan vaksin BCG itu jauh lebih rendah dari yang dianggap selama ini. Daya proteksinya relatif kecil dan dalam jangka waktu terbatas (Literatur/ riset luar negeri menyebutkan angka proteksi 70-80%, yang tentu lebih kecil lagi %-nya untuk Indonesia yang termasuk daerah endemi TB). Apalagi sekarang banyak anak balita - hidup di perkotaan yang 'patuh' pada jadwal imunisasi, termasuk BCG - ternyata nggak sedikit lho yang akhirnya menjalani treatment TB. Amerika, salah satu contoh wilayah yang tidak menjadwalkan BCG dalam agenda imunisasinya, tapi.... tindakan itu dibarengi dengan sistem kontrol/deteksi dan diagnosa yang rapi, jadi bisa menekan angka penderita TB di wilayahnya. Sedangkan di Indonesia, walau 'tahu' bahwa penanggulangan TB tidak bisa hanya berpatokan pada vaksinasi BCG, tapi menghilangkan BCG dari jadwal imunisasi jauh lebih fatal lagi :) Jadi, IMHO, vaksinasi BCG memang penting dan sudah jadi bagian agenda imunisasi untuk bayi, sebagai antisipasi terhadap komplikasi TB yang bisa menyerang otak dan sangat berbahaya untuk usia bayi. Tapi, yang perlu dan penting dilakukan setelah itu yaitu dengan waspada terhadap serangan TB. So, daripada membuat anak harus lebih dari 1x terekspos dengan bakteri TB hidup yang dilemahkan tsb., mendingan siapkan budget untuk periksa pengasuh/orang rumah yang beresiko TB :) cheers, Sylvia - Jovan's mum
Ade Novita <[EMAIL PROTECTED]> wrote: vaksin bcg ga perlu diulang jadi atau tidak jadi, nampak atau tidak nampak tandanya... BCG kan vaksin untuk mencegah TBC, nah untuk memastikan anak TBC atau engga bisa dgn 1. rontgen pengasuhnya dan orang sekelilingnya 2. bila dewasa ada yg positif tbc maka 3. test mantoux anak, rontgen (dilakukan tdk dalam keadaan batuk pilek), 4. tes darah juga ada tapi saya lupa utk melihat apa (led sih klo ga salah) <deleted> --------------------------------- Do you Yahoo!? vote.yahoo.com - Register online to vote today!