Hi mbak Astrid and all,
Saya coba drop artikel dari Tabloid Nakita yang bahas masalah serupa.  Siapa tahu jadi 
tambahan info :)
 
cheers,
Sylvia - Jovan's mum
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 
KOK, KEPALANYA PANJUL, SIH?

Jika ibu melahirkan secara normal, wajarlah bila si kecil kepalanya panjul. Pasalnya, 
bentuk kepala dipengaruhi oleh proses kelahiran. Lain hal bila kepalanya peyang. 

Jadi, Bu-Pak, bila bayi Anda memiliki kepala panjul sementara bayi tetangga atau 
kerabat Anda kepalanya berbentuk bulat sempurna, kemungkinan besar karena si 
tetangga/kerabat menjalani kelahiran lewat bedah sesar. "Bila ibu menjalani bedah 
sesar dan kepala belum masuk ke panggul ibu, bayi lahir melalui jalan yang lebih besar 
saat operasi sehingga kepalanya cenderung akan berbentuk bagus, yaitu bulat," terang 
dr. Irawan Mangunatmadja, Sp.A dari RSUPN Cipto Mangunkusumo. 

Tak demikian halnya dengan bayi yang lahir melalui partus pervaginam atau proses 
kelahiran normal, "akan memiliki kepala yang sedikit memanjang," lanjut Irawan. 
Keadaan ini disebabkan kepala yang besar harus melalui jalan lahir yang kecil sehingga 
tulang kepala harus melakukan penyesuaian yang dalam istilah kedokteran disebut 
moulage (mulase). 

BENGKAK DAN PANJUL 

Lebih jauh dijelaskan Irawan, kepala bayi ketika lahir tak seperti kepala setelah 
lahir. Sebelum lahir, antara tulang kepala bayi sebelah kiri dan sebelah kanan seperti 
terbelah oleh "jahitan". "Jahitan" tersebut adalah sutura (persendian tak bergerak 
yang menggabungkan tulang-tulang tengkorak) yang berfungsi untuk mempermudah proses 
kelahiran. "Kepala ini sebenarnya, kan, tulang. Jadi, sutura diciptakan untuk 
mempermudah proses kelahiran," jelasnya. 

Sewaktu proses kelahiran, sutura akan overlapping, saling menindih sehingga membuat 
kepala bayi mengecil. Dengan demikian, kepala bayi dapat melewati panggul ibu yang 
sempit sehingga lahirlah si bayi. 

Nah, bila proses kelahiran normal mengalami hambatan semisal bayi terlalu lama di 
dalam panggul ibu, bisa mengalami seval hematom, yaitu pendarahan di kulit kepala yang 
terjadi karena ibu terlalu lama menekan ketika proses kelahiran, namun bayi tak 
keluar. "Darah itu, kan, kadang susah diserap oleh kulit sehingga membuat kepala 
menjadi seperti panjul," terang Irawan. Kalau ini yang terjadi, dokter pun tak bisa 
berbuat apa-apa kecuali mendiamkannya. "Toh, lama-lama darah tersebut akan diserap 
sedikit demi sedikit dan sisanya akan menjadi tulang." Tapi, tak usah khawatir, 
Bu-Pak. Hal ini tak berbahaya karena pendarahannya terjadi di luar tulang kepala. 

Pada kelahiran normal yang mengalami hambatan juga bisa terjadi kaput suksedaneum di 
kepala bayi, yakni bila ibu terlalu lama mengejan sehingga dari pembuluh darah keluar 
cairan yang merembes ke jaringan kulit kepala bayi. Akibatnya, kepala bayi jadi 
bengkak atau panjul. Tapi Bapak dan Ibu juga tak perlu khawatir karena hal ini tak 
akan berlangsung lama. "Kepala bayi akan berubah ke bentuk normal dalam satu atau dua 
hari," kata Irawan seraya melanjutkan, "Hal ini hampir sama dengan bayi lahir lewat 
pertolongan ekstrasi vakum." Bentuk kepalanya akan lebih lonjong akibat bekas tarikan 
tindakan tersebut. Namun kelainan bentuk kepala ini akan dapat kembali normal dalam 
satu bulan setelah kelahiran. 

KEPALA PEYANG 

Bagaimana dengan bentuk kepala peyang ? Kalau yang ini, ujar Irawan, bukan lantaran 
proses kelahiran. "Kepala peyang biasanya terjadi pada bayi-bayi yang mengalami 
hipotoni atau kelemahan otot," jelasnya. Umumnya, posisi tidur bayi yang selalu 
telentang karena lemas sehingga menyebabkan kepala bagian belakang menjadi datar. 

Biasanya para ibu akan menggunakan bantal peyang karena khawatir kepala bayinya akan 
peyang. Menurut Irawan, bila bayi normal atau sehat, bantal peyang sama sekali tak 
diperlukan. "Karena bayi yang sehat, pada saat tidur pun akan menggerak-gerakkan 
kepalanya. Terlebih lagi bila umurnya sudah 4 bulan, misalnya, bayi sudah bisa 
tengkurap sehingga ia akan bolak-balik dari tidur telentang ke tengkurap," terangnya. 

Jadi, Bu-Pak, tak perlulah si kecil diberi bantal peyang bila ia sehat. Toh, kepalanya 
tak akan jadi peyang. Lain halnya bila ia mengalami hipotoni, "bantal peyang akan 
berguna karena kepala bayi ditaruh di tempat yang datar, sehingga sedikit-banyak dapat 
membantu agar tak terlalu peyang," jelas Irawan. 

PERHATIKAN LINGKAR KEPALA 

Sebenarnya, kata Irawan, bentuk kepala tak terlalu penting. Yang lebih penting justru 
ukuran lingkar kepala karena menentukan proses perkembangan otak bayi. "Bila bentuk 
kepalanya panjul namun lingkar kepalanya normal, ini bukan masalah karena otak bayi 
akan berkembang dalam keadaan baik," terangnya. Ukuran lingkar kepala bayi yang normal 
kurang lebih 34 cm pada saat lahir. Selanjutnya akan bertambah 2 cm pada 3 bulan 
pertama, 1 cm pada 3 bulan kedua, dan 0,5 cm pada 6 bulan selanjutnya. 

Mengingat pentingnya ukuran lingkar kepala, Irawan menganjurkan agar orang tua 
memantaunya secara rutin setiap 1 atau 2 bulan sekali sampai anak berusia 2 tahun. 
"Akan lebih baik bila hasil ukuran yang didapat tadi, secara telaten dibandingkan 
dengan grafik ukuran lingkar kepala dari Nelhaus yang selalu terdapat dalam buku 
catatan bayi." Dalam buku tersebut biasanya ada range atau kurve lingkar kepala. Bila 
kurve-nya masih dalam range yang ada, berarti perkembangan kepalanya normal. 

Jadi, bila dalam grafik terlihat kenaikan yang curam, berarti perkembangan otak bayi 
tak baik karena perkembangan kepalanya terlalu besar atau dikenal dengan istilah 
makrosefali. "Kelainan makrosefali sering disebabkan peningkatan jumlah cairan otak 
atau istilahnya hidrosefalus," jelas Irawan. Sedangkan bila perkembangannya terlalu 
kecil disebut mikrosefali atau lingkar kepala yang kecil. "Mikrosefali mencerminkan 
perkembangan otak yang terganggu, misalnya, pada bayi dengan infeksi kongenital 
ataupun akibat gangguan saat proses persalinan," lanjutnya. 

Deteksi dini adanya kelainan dalam ukuran lingkar kepala, tekan Irawan, dapat 
memberikan tatalaksana yang optimal sehingga gangguan dalam perkembangan anak dapat 
diminimalisir. 

Namun demikian, ukuran lingkar kepala tak dapat diterapkan pada semua bayi; terlebih 
pada bayi prematur karena ukuran lingkar kepalanya memang kecil. Jadi, pada bayi 
prematur, normal saja bila ukuran lingkar kepalanya kecil. "Tapi bagi bayi yang lahir 
lebih bulan dan cukup bulan, hal ini berlaku," ujar Irawan. 

Bayi yang lahir lebih bulan, misalnya, akan memiliki lingkar kepala yang kecil karena 
perkembangannya terhambat saat janin. Sedangkan bayi lahir cukup bulan tapi kepalanya 
kecil, pasti ada gangguan nantinya. Mungkin dalam satu atau dua bulan setelah 
kelahiran tak terlihat. Tapi, semakin besar dan fungsi otaknya pun semakin kompleks 
serta penuh, maka akan terlihat si bayi menjadi ketinggalan. Misalnya, hingga usia 3 
bulan bayi masih berkembang normal seumpama dapat tengkurap. Namun di bulan berikutnya 
ketika bayi lain sudah bisa duduk, misalnya, ia mungkin belum bisa. 

Itulah mengapa, Irawan menegaskan, ketika bayi lahir, ibu sebaiknya mengetahui berapa 
ukuran lingkar kepala bayinya, "bukan malah bagaimana bentuk kepalanya." 

Jadi, Bu-Pak, tak usah risau dengan bentuk kepala si kecil. Meskipun panjul atau 
peyang, yang penting ukuran lingkar kepalanya normal. Toh, kecantikan/kegantengannya 
tak akan hilang hanya gara-gara bentuk kepalanya tak bagus. Iya, kan! 

-------------------------------------------------------------------------------------
-----Original Message-----
From: Astrid Febrina [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] Kepala Bayi " Peyang" dan " lonjong" tidak bulat

Anakku ( arsya, bayi laki2, 4 bulan) kepala nya agak peyang ke kanan.
Dsa ku juga bilang begitu...solusinya katanya di ganjel di kepala yang peyang
itu. Tapi memang bayi umur segitu kan lagi lasak banget...jadi susahhh dan
balik lagi ke kanan lagi....moms...ada yang punya kasus sama kayak aku ngga?
Gimana caranya bikin kepala anak tuh lurus..Satu lagi nih..anakku kepala nya kurang 
bulat alias agak lonjong...kata ibuku karena ngga tidur terngkurap jadi ngga bulat 
kepalanya..tapi kan umur 4 bln baru mau belajar tidur tengkurap kan...? Untuk aktivitas
tengkurapnya alhamdulillah anakku bisa..tapi untuk tidur belum...apa iya karena tidur
terlentang terus kepalanya lonjong....? moms..kepala bayi itu bisa ngga ya bulet 
nantinya? Atau ada upaya dari kita? Trus...apakah bulat atau tidaknya katanya 
mempengaruhi pertumbuhan otaknya? Mohon sharing ya..

<deleted>

                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
vote.yahoo.com - Register online to vote today!

Kirim email ke