Message
----- Original Message ----- 
From: Christine 
Sent: Monday, October 18, 2004 16:59
Subject: Arti CINTA


Arti CINTA 
  
Suami saya adalah seorang insinyur, saya mencintai sifatnya yang alami dan saya 
menyukai perasaan hangat yang muncul ketika saya bersender di bahunya yang bidang. 
Tiga tahun dalam masa kenalan dan bercumbu, sampai sekarang, dua  tahun dalam masa 
pernikahan, saya harus mengakui, bahwa saya mulai merasa lelah dengan semua ini, 
alasan-2 saya mencintainya pada waktu dulu, telah berubah menjadi sesuatu yang 
melelahkan. 
  
Saya seorang wanita yang sentimentil dan benar-2 sensitif dan berperasaan halus, saya 
merindukan saat-saat romantis seperti seorang anak kecil yang menginginkan permen. Dan 
suami saya bertolak belakang dari saya, rasa sensitifnya kurang, dan ketidakmampuannya 
untuk menciptakan suasana yang romantis di dalam pernikahan kami telah mematahkan 
harapan saya tentang cinta. 
  
Suatu hari, akhirnya saya memutuskan untuk mengatakan keputusan saya kepadanya, yaitu 
saya menginginkan perceraian. "Mengapa?", dia bertanya dengan terkejut. "Saya lelah, 
terlalu banyak alasan yang ada di dunia ini", jawab saya. 
  
Dia terdiam dan termenung sepanjang malam dengan rokok yang tidak putus-putusnya. 
Kekecewaan saya semakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidak dapat 
mengekspresikan perasaannya, apalagi yang saya bisa harapkan darinya? 
  
Dan akhirnya dia bertanya, " Apa yang dapat saya lakukan untuk Merubah pikiranmu?"  
Seseorang berkata, mengubah kepribadian orang lain sangatlah sulit dan itu benar, saya 
pikir, saya mulai kehilangan kepercayaan bahwa saya bisa mengubah pribadinya. 
  
Saya menatap dalam-dalam matanya dan menjawab dengan pelan, "Saya punya pertanyaan 
untukmu, jika kamu dapat menemukan jawabannya di dalam hati saya, saya akan merubah 
pikiran saya. Seandainya katakanlah saya menyukai setangkai bunga yang ada di tebing 
gunung dan kita berdua tahu jika kamu memanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu 
akan melakukannya untuk saya?" 
  
Dia berkata, " Saya akan memberikan jawabannya besok."  Hati saya langsung gundah 
mendengar responnya. 
  
Keesokan paginya, dia tidak ada dirumah, dan saya melihat selembar kertas dengan 
coret-2an tangannya dibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan? 
  
Istriku Sayang, 
'Saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu, tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan 
alasannya." Kalimat pertama ini menghancurkan hati saya. Saya melanjutkan untuk 
membacanya kembali. 
  
"Kamu hanya bisa mengetik di komputer dan selalu mengacaukan program di PC-nya dan 
akhirnya menangis di depan monitor, saya harus memberikan jari-2 saya supaya saya bisa 
menolong untuk memperbaiki programnya." 
  
"Kamu selalu lupa membawa kunci rumah ketika kamu keluar rumah, dan saya harus 
memberikan kaki saya supaya bisa masuk mendobrak rumah, membukakan pintu untukmu." 
  
"Kamu suka jalan-2 ke luar kota tetapi selalu nyasar di tempat-2 baru yang kamu 
kunjungi, saya harus memberikan mata saya untuk mengarahkanmu." 
  
"Kamu selalu pegal-2 pada waktu "teman baikmu" datang setiap bulannya, saya harus 
memberikan tangan saya untuk memijat kakimu yang pegal." 
  
"Kamu senang diam didalam rumah, dan saya kuatir kamu akan jadi "aneh".Saya harus 
memberikan mulut saya untuk menceritakan lelucon-2 dan cerita-2 untuk menyembuhkan 
kebosananmu." 
  
"Kamu selalu menatap komputermu dan itu tidak baik untuk kesehatan matamu, saya harus 
menjaga mata saya sehingga ketika nanti kita tua, saya masih dapat menolong 
mengguntingkan kukumu dan mencabuti ubanmu." 
  
"Saya akan memegang tanganmu, menelusuri pantai, menikmati sinar matahari dan pasir 
yang indah?menceritakan warna-2 bunga kepadamu yang bersinar seperti wajah cantikmu?" 
  
Juga sayangku, saya begitu yakin ada banyak orang yang mencintaimu lebih dari saya 
mencintaimu?Saya tidak akan mengambil bunga itu lalu mati?" 
  
Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuat tintanya menjadi kabur? dan saya 
membaca kembali? "Dan sekarang sayangku? kamu telah selesai membaca jawaban saya, jika 
kamu puas dengan semua jawaban ini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarang 
sedang berdiri disana dengan susu segar dan roti kesukaanmu?" 
  
Saya segera membuka pintu dan melihat wajahnya yang penasaran sambil tangannya 
memegang susu dan roti. 
  
Oh, saya percaya, tidak ada orang yang pernah mencintai saya seperti yang dia lakukan 
dan mengetahui saya harus melupakan "bunga" itu sendiri? 
  
Itulah hidup, atau boleh dikatakan, cinta, ketika seseorang dikelilingi dengan cinta, 
kemudian perasaan itu mulai berangsur-angsur hilang dan ketika kita mengabaikan cinta 
sejati yang berada diantara kedamaian dan kesepian? 
  
Cinta menunjukkan berbagai macam bentuknya, bahkan dalam bentuk yang sangat kecil dan 
dangkal, atau bahkan tidak punya bentuk, bisa juga dalam bentuk yang tidak ingin kita 
ketahui?Bunga, saat-saat yang romantis hanyalah bentuk awal dari hubungan. 
  
Diatas semua ini, pilar cinta sejati berdiri?dan itulah kehidupan kita? 
  
Sumber : TRUE STORY 
  

Kirim email ke