REDAKAN BATUK-PILEK DENGAN FISIOTERAPI 
Gejala batuk-pilek dapat diredakan dengan fisioterapi. Agar tak mesti bolak-balik ke 
rumah sakit, lakukan fisioterapi di rumah. Tentu saja setelah anak yang sakit 
diperiksakan ke dokter.

Batuk-pilek adalah penyakit yang akrab dengan anak. Baru saja si kecil sembuh, eh, 
beberapa waktu kemudian batuknya terdengar lagi disertai hidung meler. Yang kadang 
membuat miris, jika pernapasan si kecil terganggu akibat hidungnya mampet dan dari 
dalam dadanya terdengar suara grok-grok. 

Untuk anak-anak yang mengalami keluhan seperti itu, selain meresepkan obat, dokter 
biasanya juga menyarankan fisioterapi. Terapi pada paru-paru ini akan membantunya 
mengeluarkan lendir, sehingga anak bisa bernapas lega kembali. Pada umumnya untuk 
kasus batuk pilek yang ringan hanya dibutuhkan 1-2 kali fisioterapi tapi untuk kasus 
yang berat bisa dibutuhkan sampai 7 kali, bahkan lebih. Nah, kalau si kecil sering 
mengalami batuk-pilek, katakanlah hampir 3 bulan sekali, terbayang kan harus berapa 
kali fisioterapi dilakukan. Begitu pula pengeluaran tenaga, waktu, dan uang karena 
anak dan pendampingnya harus bolak-balik ke rumah sakit. 

Penghematan terhadap pengeluaran-pengeluaran tersebut sangat bisa dilakukan jika orang 
tua mengerti teknik fisioterapi untuk kemudian mempraktikkannya di rumah. Memang ada 
alat yang dibutuhkan dalam fisioterapi ini, yaitu nebulizer yang harganya relatif 
(berkisar 800 ribu rupiah ke atas). Namun kalau dihitung-hitung, boleh jadi harga 
tersebut jatuhnya lebih murah dibanding total biaya yang dikeluarkan jika harus 
mondar-mandir ke rumah sakit. 

Dan lagi, menurut fisioterapis dari RSAB Harapan Kita, Dra Ira Kusyairi, Dipl. Pt., 
manfaat fisioterapi bukan hanya meringankan batuk pilek karena infeksi saja, tapi juga 
gangguan pernapasan akibat asma atau pilek karena alergi. Namun, buru-buru Ira 
mengingatkan bahwa fisioterapi di rumah harus dijadikan satu paket dengan kunjungan ke 
dokter. Maksudnya, tetap harus diingat bahwa tujuan fisioterapi adalah memperingan 
gejala, sementara pengobatan tetap harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan dokter. 

Fisioterapi di rumah dapat dilakukan pada semua orang, tanpa pandang umur, dari bayi 
hingga dewasa. Hanya saja untuk melakukan fisioterapi pada bayi, orang tua umumnya 
tidak memiliki rasa percaya diri. Wajar saja, karena tubuhnya masih begitu mungil. 
Apalagi memang ada beberapa teknik fisioterapi untuk bayi yang hanya bisa dilakukan 
fisioterapis profesional, misalnya untuk mengeluarkan lendir setelah proses inhalasi 
dengan nebulizer. 
KONDISI YANG MENGIZINKAN FISIOTERAPI

* Dokter menyarankan anak menjalani fisioterapi. 

* Batuk-pilek ringan (tidak disertai demam dan lamanya belum lebih dari 3 hari).

HINDARI FISIOTERAPI BILA: 

o Kondisi batuk pilek yang dialami anak tergolong berat atau disertai demam. 

o Anak mengalami sesak yang parah karena dengan fisioterapi malah bisa menambah 
sesaknya. 

o Anak baru saja menghabiskan makannya karena dapat mengakibatkan muntah.

SYARAT FISIOTERAPI

+ Sebelumnya, anak sudah banyak minum air putih. 

+ Pakaian yang dikenakan harus longgar. 

+ Ruangan yang dipakai tidak banyak berdebu, tidak lembap, ventilasi udara baik. 

+ Tersedia perlengkapan yang dibutuhkan: 

- bantal 

- tempat tidur dan kursi 

- alat nebulizer 

TAHAPAN FISIOTERAPI

1. INHALASI 

Inhalasi adalah pengobatan dengan cara memberikan obat dalam bentuk uap kepada si 
sakit langsung melalui alat pernapasannya (hidung ke paru-paru). Alat terapi inhalasi 
bermacam-macam. Salah satunya yang efektif bagi anak adalah alat terapi dengan 
kompresor (jet nebulizer). Cara penggunaannya cukup praktis yaitu anak diminta 
menghirup uap yang dikeluarkan nebulizer dengan menggunakan masker. 

Obat-obatan yang dimasukkan ke dalam nebulizer bertujuan melegakan pernapasan atau 
menghancurkan lendir. Semua penggunaan obat harus selalu dalam pengawasan dokter. 
Dosis obat pada terapi inhalasi jelas lebih sedikit tapi lebih efektif ketimbang obat 
oral/obat minum seperti tablet atau sirup. Ya, karena dengan inhalasi obat langsung 
mencapai sasaran. Bila tujuannya untuk mengencerkan lendir/sekret di paru-paru, obat 
itu akan langsung menuju ke sana. 

2. PENGATURAN POSISI TUBUH 

Tahapan ini disebut juga dengan postural drainage, yakni pengaturan posisi tubuh untuk 
membantu mengalirkan lendir yang terkumpul di suatu area ke arah cabang bronkhus utama 
(saluran napas utama) sehingga lendir bisa dikeluarkan dengan cara dibatukkan. Untuk 
itu, orang tua mesti mengetahui di mana letak lendir berkumpul. 

Caranya: 

* Taruh tangan di bagian dada atau punggung anak. 

* Minta anak menarik nafas dalam-dalam lalu keluarkan melalui mulut secara perlahan. 

* Dekatkan telinga kita ke tubuhnya dan dengarkan asal bunyi lendir. Biasanya lendir 
yang mengumpul akan menimbulkan suara. Atau, rasakan getarannya. 

* Setelah letak lendir berhasil ditemukan, atur posisi anak: 

- Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada 
agar lendir mengalir ke arah bronkhus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap. 

- Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar 
lendir mengalir ke cabang utama. Posisi anak dalam keadaan telentang. 

- Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan anak dengan miring 
ke samping, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling.

3. PEMUKULAN/PERKUSI 

Teknik pemukulan ritmik dilakukan dengan telapak tangan yang melekuk pada dinding dada 
atau punggung. Tujuannya melepaskan lendir atau sekret-sekret yang menempel pada 
dinding pernapasan dan memudahkannya mengalir ke tenggorok. Hal ini akan lebih 
mempermudah anak mengeluarkan lendirnya. 

Caranya: 

* Lakukan postural drainage. Bila posisinya telentang, tepuk-tepuk (dengan posisi 
tangan melekuk) bagian dada sekitar 3-5 menit. Menepuk bayi cukup dilakukan dengan 
menggunakan 3 jari. 
* Dalam posisi tengkurap, tepuk-tepuk daerah punggungnya sekitar 3-5 menit. 

* Dalam posisi miring, tepuk-tepuk daerah tubuh bagian sampingnya. Setelah itu lakukan 
vibrasi (memberikan getaran) pada rongga dada dengan menggunakan tangan (gerakannya 
seperti mengguncang lembut saat membangunkan anak dari tidur). Lakukan sekitar 4-5 
kali. 





4. LATIHAN BATUK 

Batuk merupakan cara efektif dan efisien untuk mengeluarkan lendir di saluran 
pernapasan. Agar batuk jadi efektif maka perlu diberikan latihan batuk. Namun latihan 
ini hanya bisa dilakukan pada anak yang sudah bisa diajak sedikit bekerja sama 
(kooperatif) atau mulai di usia batita. Untuk bayi, teknik batuk pada fisoterapi di 
rumah biasanya ditiadakan. Bayi biasanya mengeluarkan lendir dengan cara 
memuntahkannya. 
Adapun latihan batuk yang bisa dilakukan adalah: Anak duduk dengan agak membungkuk. 
Minta ia menarik napas dalam-dalam lalu tahan dan kontraksikan otot perut. Tiup napas 
lebih kuat dan batukkan.

5. LATIHAN PERNAPASAN 

Latihan ini dilakukan untuk memperbaiki dan menormalkan kembali pola pernapasan serta 
membantu mengeluarkan lendir. 
Biasanya teknik ini dilakukan pada anak yang mengalami sesak napas. Latihan ini bisa 
dilakukan pada anak yang kooperatif, sekitar usia 3 tahun ke atas. Sebetulnya, yang 
paling banyak digunakan dalam latihan ini adalah otot-otot dada bagian bawah atau 
diafragma. 




Kirim email ke