Mbak Alivia,

Sepertinya kok masalah yang sedemikian besar sudah ada, bahkan sebelum
niatan berkumpul dengan saudara itu terlaksana?
Seseram itukah gambarannya? Pun seandainya ada masalah?.
Saya pikir pengandaian mbak Alivia saat ini berlebihan ya. Sebenernya
hubungan apa sih yang mau di jalin dengan keluarga mbak itu?
Membangun sebuah bisnis keluarga? Atau sekedar hubungan timbal balik dan
yang sifatnya hanya seikhlasnya?
Kalau yang di bangun sebuah bisnis, tentu harus ada hitam di atas putih.
Kalau perlu malah harus ada MoU yang disahkan oleh instansi/pejabat
berwenang soal badan hukum dan kedudukan masing2 pihak.
Tapi kalau yang di bangun adalah hubungan silaturahmi kekeluargaan,sifatnya
tolong-menolong dasarnya keikhlasan, maka kekawatiran2,
seperti yang mbak bayangkan itu kok terlalu mengerikan.

Dibuat simple ajalah. Niat tulus ikhlas khan (katanya) sudah ada. Sisanya
tinggal implementasi.
Kalau saudara itu sudah tahu karakter keluarga dan rumah tangga mbak Alivia,
itu lebih baik buat dia. Tinggal mengikuti saja.
Dan kalau mereka belum familiar dengan karkater dan aturan dan rumah tangga
mbak, ya di briefend aja secukupnya, tekankan yang pokok2nya,
yang prinsip2nya dan sambil jalan di tambahin.
Kalau ada masalah gimana ? Ya di bicarakan aja baik2. Di ajak ngomong apa
masalahnya, di beritahu bagaimana yang seharusnya.
Toleransinya gimana..?? Ya itu ukurannya hati mbak sendiri. Sebab menghadapi
sodara itu tidak ada aturan bakunya. Teori aja.

Nah, palagi seperti mbak bilang, mereka sodara dari kampung, yang mungkin
kurang wawasan dan pengetahuan. Sepertinya kecil mereka berbuat yang aneh2
yang justru mungkin di lakukan oleh orang yang biasa hidup di kota dan
banyak wawasan.
Bagi kebanyakan orang dari kampung, di bantu oleh sodara dari kota, itu
sudah sebuah berkah. Mereka dengan sendirinya akan merasa berhutang budi,
meski hal2 seperti ini tidak pantas di ungkap2kan.  Lebih2, mbak bilang udah
kenal kepribadian baik mereka. Tentunya untuk bisa menerima kehadian
seseorang di rumah kita, kita sudah kenali dulu khan siapa mereka?
Rasanya kok, gak nyaman ya kalau sebuah niat baik, tolong menolong sama
sodara, keluarga, apalagi bukan hubungan bisnis, tapi harus ada peraturan2
seperti halnya company policy atau job deskreption.

Lebih dari segalanya, bukankah kontrol dari semua ini masih ada di tangan
mbak Alivia? Jadi, kalau memang semua itu harus di akhiri, ya katakan saja
seperti halnya pada saat memulai. Toh ada masalah atau tidak, hubungan ini
juga kelak pasti akan berakhir. Mungkin setelah anak kelas 2 SD itu tamat
kuliah/menikah/kerja dst, dsb.

So, mbak Alivia, buang jauh2 prasangka2 itu, yang hanya akan mengganggu
pikiran dan mengikis niat baik anda. Bulatkan keikhlasan mbak karena Allah
semata. Ada masalah, pasti ada jalan keluar.

Demikian, mohon maaf kalau tidak membantu.

Salam,
Papanya Nicko, Jeddah KSA
www.geocities.com/nickoandrean/nicko.html

----- Original Message -----
From: "Alivia Yulfitri" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, December 08, 2004 11:11 AM
Subject: RE: [balita-anda] Butuh masukan hidup dgn saudara yg ikut kita


> Secara hakikat, insya Allah kita sama2 ikhlas ya..
> Tapi secara teknis keseharian, apalagi selama 24 jam, pasti masalah itu
> ada. Wong dengan ibu sendiri saja, atau adik/kakak sendiri juga, sering
> terjadi konflik bukan?
>
> Jadi, yang kupikir, tetap harus ada aturan main yang jelas kali ya,
> supaya lebih enak lagi jika nanti ada masalah/konflik. Barangkali ada
> yang pernah membuat aturan main yang enak dan kekeluargaan, tapi memberi
> kejelasan untuk semua? Saya minta donk contohnya. Jadi, sedikitnya saya
> punya gambaran harus membicarakan apa saja dan bagaimana jika sampai
> konflik, dan semoga nanti kita sama2 sudah punya komitmen dan
> kesepakatan2 yang jelas, jadi nanti hal2 tsb yg bisa kita jadikan
> prioritas paling utama di atas konflik2 yg terjadi.
>
> Dan kira2 ada yg punya masukan solusi jika mau tidak mau, konflik harus
> sampai terjadi, kira2 bagaimana cara mengatasinya, atau jika memang ada
> yg tidak cocok--bagaimana cara penyelesaiannya/cara membicarakannya.
>
> Di sisi kita, semoga masih bisa lah mengendalikan diri kita sendiri,
> jika nanti ternyata terjadi setidak cocok apa pun--kita tetap ikhlas dan
> berniat menjalin hubungan baik, tapi belum tentu dari pihak mereka, akan
> bisa juga mengendalikan diri, pikiran dan perasaan mereka juga kan?
> Jadi, kupikir, tetap harus ada komunikasi dengan mereka. Nah, mungkin
> ada masukan kira2 komunikasi/kesepakatan2 yg bagaimana yg win win
> solution?
>
> Karena jika sampai mereka tidak dapat mengerti kondisi, atau barangkali
> mereka belum seahli kita dalam mengendalikan pikiran2nya atau sikap2nya
> agar tetap positif thinking (maklum dari kampung, dan bisa jadi kurang
> bacaan/wawasan), dsb. Kira2 bagaimana untuk mengantisipasi itu? Karena
> kita tidak dapat mengendalikan apa yg mereka pikirkan dalam pikiran
> mereka, atau yang mereka rasakan (bisa jadi itu diperasaan mereka
> sendiri aja--pdhl sesungguhnya maksud kita tdk spt yg mereka rasakan).
> Dan kita bakal tahu hanya kalau mereka mau cerita, tapi kalau tipenya
> diam, tidak cerita, tentu kita tidak akan tahu kan?
>
> Apakah ada yg pernah mengalaminya, kira2 apa tips dan trik nya ya?
> Tujuannya tentu agar semua pihak tidak ada yg dirugikan, kalau terus2an
> makan ati, kan tidak baik juga, ya nggak? :-)
>
> Thanks ya bu masukkannya.. japri saja, takut mengganggu yang lain :-).
> Salam
> Alif
>



---------------------------------------------------------------------

DUKUNG situs Balita-Anda.Com sebagai Situs Terbaik Wanita & Anak 2004-2005 
versi Majalah Komputer Aktif, dengan ketik: POLL ST WAN 2
ke nomor 8811, selama 16 Okt sd. 30 Nov. 2004.
Raih sebuah ponsel SonyEricsson K500i, dua buah ponsel Nokia 3100 dan 10 paket 
merchandise komputerakt!f bagi para peserta polling yang beruntung. Satu nomor 
ponsel hanya berhak memberikan satu suara dukungan untuk tiap kategorinya. 
Polling ini berlaku untuk pelanggan Telkomsel, Indosat maupun Excelcom dengan 
tarif Rp 1.500. 

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke