Hasil foto satelit memperlihatkan
riak-riak gelombang Tsunami di Sri Lanka
mirip tulisan kaligrafi "Allah". Ulama setempat meyakini, tulisan
itu adalah pesan Allah pada yang masih hidup atas kekuasaaNya
Hidayatullah.com--Tuhan telah menandatangani Nama nya dalam musibah
Tsunami. Itulah tanda-tanda yang diberikan Tuhan untuk memperingatkan
hukumnya yang banyak diabaikan manusia, begitu petik seorang ulama Sri Lanka,
Mohamed Faizeen yang juga Manager of the
Center for Islamic Studies di Colombo. Faizeen memberikan
pernyataan itu setelah sebuah dokumen foto satelit yang menunjukkan gelombang
Tsunami saat menerjang kawan itu, 26 Desember 2004 lalu.
Foto satleit itu, memperlihatkan riak-riak gelombang dasyat Tsnami yang mirip
tulisan kaligrafi "Allah".
Tulisan mirip lafal "Allah"
di riak-riak gelombang yang telah ditangkap foto satelit itu menurut Mohamed
Faizeen diambil saat gelombang Tsunami menabrak Sri
Lanka barat dan mendekati kota
Kalutara. "Ini dengan sangat jelas menerangkan asma 'Allah' dalam
tulisan Arab," ujar Faizeen.
Faizeen menambahkan, guratan riak-riak gelombang yang melingkar itu, dari
kejauhan -seperti ditangkap satelit itu-- mirip tulisan lafal "Allah". Foto tersebut
didapatkan setelah perusahaan jasa satelit, DigitalGlobe
Quickbird menunjukkan beberapa hasil foto pantauan udara yang
diambil tanggal 26 Desember 2004, saat musibah berlangsung. Untuk lebih
jelasnya, foto bisa dilihat di Website http://Globalsecurity.Org/Eye/Andaman-Sri-Lanka.Htm.
"Allah telah menandatangani Nama nya," ujar Faizeen. "Ia telah
mengirimnya sebagai bukti atas hukuman. Ini datang dari pengabaian Hukum
nya." Faizeen menyamakan pesan Tsunami ini seperti hukuman Nabi Nuh atas
kaumnya yang tidak taat.
Namun, keyakinan seperti itu tak hanya pada Faizeen. Beberapa kalangan
Kristen setempat mengakuinya. Seorang wisatawan asing di desa Ulvae, Sri Lanka
Timur mengaku, beberapa hari sebelum gelombang datang, dirinya bermimpi
selama tiga hari berturut-turut di kota itu telah terjadi banjir dengan ombak
sangat besar datang.
"Ia memperingatkan orang desa tetapi mereka menertawakannya. Ia
meninggalkan Ulvae pada pagi Minggu itu , 15 menit sebelum Tsunami
menyerang," ujar Faizeen.
Faizeen juga menceritakan, dirinya telah mengunjungi sebuah desa yang
sebagaian penduduknya orang Islam di Ulvae, dekat kota
utama Batticaloa, dan menemukan, bahwa ada sebuah madrasah (sekolah Islam)
yang tak disentuh air sama sekali. Padahal, di dekat sekolah itu, sekitar 400
rumah penduduk telah diratakan dengan. Kebanyakan penduduknya telah hilang
dan meninggal.
Garis pantai dari beberapa negara Asia yang dipukul
ombak -termasuk Indonesia--
telah menjadi tempat bermain untuk orang asing -khususnya Barat-juga orang
Islam untuk menyalurkan sifat buruknya, ujar Faizeen. Diantaranya,
pantai-pantai itu digunakan sebagai tempat mesum, pelacuran dan
mabuk-mabukan.
"Allah akan mengirimkan hukuman kecil pertamanya -seperti hilangnya
bisnis. Tapi jika kita mengabaikan peringatan itu, Ia akan mengirimkan
beberapa lagi yang lebih besar- misalnya, hilangnya kehidupan. Jika kita
masih mengabaikan peringatan itu, hukuman besar akan datang, seperti
gempabumi dan Tsunami."
Faizeen mengatakan, area Sri Lanka
dan juga Indonesia
--yang sebagian besar yang didiami oleh warga muslim-- telah mendapatkan
pukulan paling keras Tsunami.
Muhammed Fawmey, Pemimpin the
International Islamic Youth Front mengatakan, ia sangat meyakini,
Tsunami itu benar-benar pesan yang dikirim Allah. "Ia dengan sangat
jelas menandatangani Nama-nya di dalam ombak itu," ujar Fawmey
menanggapi hasil foto satelit tulisan asma "Allah" dalam riak
gelombang Tsunami yang ditangkap DigitalGlobe
Quickbird.
Kebanyakan orang Islam di seluruh dunia yakin, gelombang Tsunami yang terjadi
26 Desember lalu adalah sebuah peringatan Allah atas berbagai keteledoran
manusia pada Nya. Tetapi, para ilmuwan, bagaimanapun masih tetap mengandalkan
akalnya. Alasan yang sering dikemukakan, biasanya, Tsunami terjadi karena ada
gempabumi dibawah permukaan laut di Sumatra Utara, di atas 9.0 skala Richter.
Di Aceh, ada puluhan masjid yang tak hancur dan tidak ikut terseret Tsunami.
Sebagian masjid, bahkan tak ada satupun rusak dinding atau lantainya,
meskipun gedung-gedung kokoh di sebelahnya rata dengan tanah. Namun, hingga
kini belum ada satupun ilmuwan bidang kontruksi yang bisa menjelaskan mengapa
masjid-masjid ini bisa tetap kokoh. (chinapost.com.tw/cha)
|