berikut saya kopikan artikel tentang autisme. Artikeltersebut saya peroleh dari situs khusus para orang tua yang anaknya menyandang autisme Semoga bermanfaat untukkita semua
Ciri dan mitos autisme Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung autisme. Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Dikarenakan banyaknya perilaku autisme juga disebabkan oleh adanya kelainan kelainan lain (bukan autis) sehingga tes klinis dapat pula dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain tersebut. Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit. Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan. Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat. Seperti apakah anak yang terkena autisme? Sejak lahir sampai dengan umur 24 - 30 bulan anak anak yang terkena autisme umumnya terlihat normal. Setelah itu orang tua mulai melihat perubahan seperti keterlambatan berbicara, bermain dan berteman (bersosialisasi). Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak. Kemampuan dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme. Komunikasi: Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat. Bersosialisasi (berteman) Lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri daripada dengan orang lain. Tidak tertarik untuk berteman. Tidak bereaksi terhadap isyarat isyarat dalam bersosialisasi atau berteman seperti misalnya tidak menatap mata lawan bicaranya atau tersenyum. Kelainan penginderaan Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat. Bermain Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura. Perilaku Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari. Mitos mengenai Autisme Mitos-1 : Anak dengan kelainan autisme tidak pernah memandang mata lawan bicara-nya. Banyak anak penyandang autisme ternyata dapat melakukan kontak mata tapi kontak mata tersebut mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat dan sedikit berbeda dengan anak anak yang normal. Banyak diantaranya dapat bertatap muka, tersenyum dan meng-ekspresikan komunikasi non-verbal (bahasa tubuh) dengan baik. Mitos-2 : Anak dengan kelainan autisme adalah anak jenius Mitos yang menyatakan didalam anak penyandang autis tersembunyi kemampuan jenius mungkin dapat terjadi karena berbedanya kemampuan yang di-tunjukkan oleh anak penyandang autisme. Mereka dapat menunjukkan kemampuan fisik yang baik tetapi tidak dapat berbicara. Seorang anak autis dapat mengingat tanggal ulang tahun dari semua teman sekelasnya akan tetapi mengalami kesulitan kapan harus menggunakan kata 'kamu' atau 'saya'. Anak autis dapat membaca dengan artikulasi yang baik tetapi tidak dapat mengerti apa yang baru mereka baca. Anak autis dapat mempunyai IQ yang sangat tinggi. Sebagian besar anak autis menunjukkan keterlambatan dalam beberapa hal yang menggunakan ataupun memerlukan proses mental. Persentasi anak autis yang mempunyai intelegensi diatas normal ataupun dibawah normal adalah sangat kecil. Mitos-3 : Anak dengan kelainan autisme tidak berbicara Banyak anak penyandang autis dapat mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik. Sebagian besar dari mereka dapat berkomunikasi dengan menggunakan simbol, gambar, komputer ataupun peralatan elektronik. Mitos-4 : Anak dengan kelainan autisme tidak dapat menunjukkan kasih sayang Barangkali mitos yang paling berlebihan adalah menganggap anak penyandang autisme tidak dapat menerima ataupun memberikan kasih sayang. Kita mengetahui bahwa stimulasi sensor anak autis diproses dengan cara yang berbeda dengan anak normal sehingga mengakibatkan anak autis mengalami kesulitan dalam meng-ekspresikan kasih sayang dengan cara yang lazim dilakukan oleh anak normal. Anak autis dapat memberikan dan menerima kasih sayang dengan cara mereka sendiri, kadangkala anggota keluarga ataupun teman mereka harus sabar menunggu dan belajar untuk dapat mengerti dan menghargai kemampuan anak autis yang terbatas dalam berhubungan dengan orang lain. Mitos - mitos lainnya : Autisme adalah akibat salah asuhan orang tua Anak autis adalah anak yang tidak disiplin dan tidak dapat diatur dan ini hanyalah kelainan perilaku. Kebanyakan orang autis berpendidikan dan ahli terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya seperti digambarkan dengan sangat bagus dalam film 'Rain Man' yang diperankan oleh Dustin Hoffman. Anak autis adalah anak anak tanpa perasaan dan emosi Anak autis tidak menyukai daya tarik fisik Anak autis tidak tersenyum Anak Autis tidak menginginkan teman Anak autis dapat berbicara jika mereka mau Autisme adalah ketidak mampuan emosional ----- Original Message ----- From: "Caroline Silka" <[EMAIL PROTECTED]> To: <balita-anda@balita-anda.com> Sent: Monday, April 04, 2005 1:33 PM Subject: RE: [balita-anda] gak bisa diem Hallo ayahnya Irfan and moms/dads, Saya jadi pengen nanya, saya sebetulnya juga awam masalah ginian. Ada yang bilang, anak Autis itu dibagi dua macem, 1) anak yang terlalu aktif, tidak bisa diam, dan 2) anak yang belum bisa berbicara sampai dengan umur 2 thn (cmiiw) atau tidak mau bersosialisasi dgn lingkungannya. Well, apakah (maaf) tindakan seperti Irfan ini bisa dikategorikan Autis? Maaf, ayahnya Irfan, saya tidak bermaksud men-judge, tapi Cuma tanya, soalnya anak saya sendiri juga aktif banget, sampe BS-nya kewalahan juga. Tapi Mike (anak saya) baru 10.5 bulan, ngocehnya banyak, gerak2 ngak karuan, sampe kita sendiri pusing liatnya, trus keringetan trus dia, pegel deh pokoknya. Saya takut juga kalo dia Autis. Mungkin ada yang bisa kasih info lebih banyak ttg Autis. Sebetulnya bahaya ngak sih Autis itu? Regards, Carolline Silka Wibowo Mike's Mom -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 04, 2005 2:19 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] gak bisa diem Ada aja yang dikerjain. Gak pernah saya lihat duduk manis, apalagi bengong. Kalau nggak mulutnya yang terus 'bunyi' nanyain ini itu, badannya yang terus bergerak. Jungkir balik di kasur, loncat2 di atas kasur , ambil mobil2an, ambil mainan yang lain, tanya ini, tanya itu lagi, cium2 adeknya, narik2 kaki adeknya yg lagi tidur, dan lain2 aktivitas tanpa diam adlah pemandangan sehari-hari irfan (3 thn+++) di rumah. "Dora lagi...dora lagi..., Bosennn!!!", katanya pas di TV muncul film Dora untuk kesekian kalinya. "ya udh, TVnya matiin ya..", "Jangan...!!!", teriaknya lagi. Nah lho. Nonton dora sambil 'anteng' berdiam diri..?. Sekarang kayaknya Enggak lagi. Sambil nonton tuh badannya masih terus bergerak kesana-kemari. Loncat2annya di atas kasur juga masih. Gangguin adeknya juga masih sambil diselingi minta susu atau air putih, mungkin saking hausnya luncat2an ya. "TVnya dimatiin ya...?" "jangan..!!!" teriaknya lagi sambil terus luncat2an. Ampun..., lumayan capek juga ngelihatnya. Kerasa juga gimana capeknya isteri di rumah ngadepin si irfan ditambah ngurus si Raissa yg masih imut itu. rgrd AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]