maaf ya moms & dads, apa isue2 yg saya dengar bahwa Jakarta bakalan ada
gempa itu benar adanya dengan batuk2nya 4 gunung dijawa ?...



----- Original Message -----
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Thursday, April 14, 2005 8:59 AM
Subject: [balita-anda] Empat Gunung Berapi di Jawa 'Batuk-batuk'


>
>  Empat Gunung Berapi di Jawa 'Batuk-batuk'
>  Rabu, 13 April 2005 | 20:07 WIB
>
>
>  TEMPO Interaktif, Jakarta:Empat gunung berapi di Pulau Jawa mengalami
peningkatan aktivitas vulkanik. Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat
mengalami peningkatan aktivitas yang paling drastis sehingga dinaikkan
statusnya dari Normal (level 1) menjadi
>  Siaga (level 3). Adapun Anak Gunung Krakatau di Selat Sunda, Merapi di
Jawa Tengah dan Semeru di Jawa Timur dinaikkan statusnya menjadi Waspada
(level 2).
>
>  Menurut Kepala Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Surono, Tangkuban Perahu dinaikkan
statusnya menjadi Waspada atau level 2 pada Rabu (13/4) pukul 5.45 WIB.
"Tetapi kemudian statusnya ditingkatkan
>  lagi menjadi Siaga (level 3) pada pukul 12.00 WIB ketika mengalami
peningkatan aktivitas vulkanik signifikan," katanya ketika dihubungi Tempo
Rabu (13/4) malam.
>
>  Surono menguraikan bahwa Tang kuban Perahu, dalam kondisi normal,
biasanya mengalami gempa vulkanik dalam dan dangkal antara 2 sampai 7 kali
kejadian sehari dengan besaran goncangan sekitar 2-3 skala Richter.
Nyatanya, seharian ini, gunung yang terletak
>  di utara Bandung itu telah mengalami sekitar 100 kejadian gempa vulkanik
dalam maupun dangkal.
>
>  Menghadapi hal ini, kata Surono, masyarakat tidak perlu panik. Yang perlu
dikhawatirkan dari letusan gunung sendainya terjadi adalah keluarnya gas
beracun seperti karbonmoksida, sulfur dan belerang. "Oleh karena praktis
kita melarang adanya kegiatan atau
>  aktivitas di sekitar gunung," katanya.
>
>  Sementara itu, menurut Surono, status Gunung Anak Krakatau dinaikkan
menjadi Waspada karena adanya peningkatan aktivitas gempa dari 2-9 kejadian
per hari menjadi 32 kejadian per hari. Menurutnya, sejak tanggal 2 April
pukul 00.00 WIB telah terjadi
>  peningkatan gempa vulkanik dalam dan dangkal di gunung yang terletak di
Selat Sunda itu.
>
>  Peningkatan gem pa Anak Gunung Krakatau mulai terjadi pada 1 April
rata-rata 2-9 kejadian per hari. Sekitar seminggu kemudian, terjadi
peningkatan gempa vulkanik sebanyak 32 kejadian per hari. Begitu juga dengan
Semeru dan Merapi yang mengalami gempa
>  vulkanik sekitar 34 kejadian sehari. "Oleh karena itulah mereka kita
naikkan stausnya dari Normal menjadi Waspada," katanya.
>
>  Dengan naiknya, aktivitas gunung-gunung berapi itu, menurut Surono,
pihaknya juga meningkatkan evaluasi dan pengamatan aktivitas melalui Tim
Tanggap Darurat DVMPG (Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)
yang ada.
>
>  Surono mengelak menjelaskan apakah peningkatan aktivitas vulkanik terjadi
akibat adanya peningkatan aktivitas tektonik lempeng bumi. "Kalaupun iya
apakah ada bedanya?" tanyanya. Yang pasti, ia mengakui sudah ada evakuasi
sebagian dari penduduk yang
>  tinggal sangat dekat dengan Gunung Tangkuban. "Selama statusnya belum
turun, tidak boleh ada yang mendekati gunung," ujarnya.
>
>
>
>
>
>
>
>
>  Tangkuban Parahu Berstatus Siaga
>  Rabu, 13 April 2005 | 20:27 WIB
>

>
>  TEMPO Interaktif, Bandung: Aktivitas Gunung Tangkuban Perahu di Kabupaten
Bandung, Jawa Barat, kian meningkat. Taman wisata alam yang berada di dekat
gunung, ditutup untuk umum. Kepala Subdirektorat Vulkanologi dan Mitigas
Bencana Geologi Dr. Soerono
>  menyatakan, status siaga kini sudah diberlakukan.
>
>  Dalam satu hari, kata dia, status gunung yang tadinya aktif normal
ditingkatkan menjadi waspada, hingga terakhir dinaikkan menjadi siaga.
>
>  Naiknya status itu, disebabkan terjadi peningkatan sangat mencolok.
Berdasarkan alat pencatat gempa, siesmograf, sejak Rabu pukul 00.00 hingga
05.48 WIB telah terjadi ratusan gempa vulkanik di Tangkuban Parahu.
>

>  "Karena itu, mulai pukul 13.00 WIB status Tangkuban Parahu dinaikkan
menjadi siaga," kata Soerono di Bandung, Rabu (13/4).
>
>  Soerono menjelaskan, gunung Tangkuban Parahu mempunyai
>  sistem k awah yang sudah membuka. Dengan sistem itu,
>  jika gunung itu meledak, efek letusannya tidak besar.
>  Disebut membuka karena di puncak gunung itu tidak
>  terdapat satu kawah tunggal. Di sana terdapat 12
>  kawah, dengan 4 kawah di antaranya merupakan kawah

>  utama yang diameternya cukup besar.
>
>
>    Gangguan Gunung Meletus Efek Gempa Nias
>  Rabu, 13 April 2005 | 21:15 WIB
>
>
>  TEMPO Interaktif, Bandung: Meningkatnya beberapa status gunung api di
wilayah barat Indonesia, menurut Kepala subdit Pengawasan Gunung Api Wilayah
Timur Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Syamsul Rizal,
merupakan efek domino dari gempa
>  yang terjadi di Nias.
>
>  Meletusnya Gunung Talang di Sumatera Barat,
>  serta naiknya status gunung api aktif yakni Gunung
>  Krakatau dan Gunung Tangkuban Parahu. "Ada apa? Logika yang masuk akal
adalah karena efek domino gempa ini (Nias). Dan gempa di daerah subduksi ini
masih jalan terus meskipun mungkin enerjinya semakin kecil,"kata Syamsul di
Bandung, Rabu (13/4).
>
>  Naiknya aktivitas Gunung Tangkuban Parahu menjadi siaga dengan
menunjukkan gejala gempa vulkanik yang menerus atau tremor gunung api.
Gejala itu, menurut Syamsul, merupakan gejala khas yang dimiliki oleh Gunung
Tangk uban Parahu di Kabupaten Bandung.
>
>  Menurut Syamsul, gempa yang hanya dirasakan oleh alat
>  pencatat gempa disebabkan oleh perubahan tekanan gas
>  yang berada di bawah gunung Tangkuban Parahu. Gas itu
>  tercipta oleh rembesan magma ke dalam kantung-kantung
>  air di bawah permukaan bumi. Air yang dipanaskan ini
>  berubah menjadi gas dan terkumpul di dalam bumi. Di
>  beberapa tempat, kantung-kantung gas yang berada di
>  bawah perut Gunung Tangkuban Parahu berisi gas karbon
>  dioksida (CO2) dan Gas Belerang (H2S).
>
>  Syamsul meyakini, perubahan tekanan itu dipengaruhi
>  oleh bergeraknya lempeng subduksi yang menyebabkan
>  gempa Nias. Perubahan tekanan akumulasi gas yang tidak
>  stabil itu mampu menekan dinding gunung sehingga
>  membuat dinding gunung Tangkuban Parahu ikut bergerak

>  sehingga terekam oleh seismograf. "Kalau dia (dinding gunung) tidak mampu
menahannya, bisa retak,"kata Syamsul. Rekahan ini, mampu memancing magma
gunung api yang selama ini t erjebak untuk merembes keluar.
>
>  Menurut Kepala Sub Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Soerono, analisis koleganya hanya satu kemungkinan saja. Analisis itu, bisa
digunakan untuk
>  menjelaskan terjadinya letusan Gunung Talang di
>  Sumatera Barat. "Kondisi tekanan di bawah gunung api sudah tinggi,
terganggu sedikit saja dari energi yang lepas dari (gempa) tektonik itu bisa
saja jeleger. Tapi kalau tekanannya tidak tinggi, (gempa Nias) hanya
menambah tekanan saja, tidak
>  apa-apa,"katanya.
>
>  Menurut Soerono, aktivitas Gunung Talang belum bisa

>  dikatakan menurun kendati ketinggian material letusan
>  sudah turun. Sebelumnya letusan gunung itu bisa
>  memuntahkan material mencapai ketinggian 500-1.500
>  meter, sekarang menjadi 250 meter dari kawah.
>
>  Selain mengumumkan kenaikan aktivitas Gunung Tangkuban
>  Parahu di Bandung, Rabu, Soerono juga mengumumkan
>  naiknya status Gunung Krakatau yang tadinya aktif

>  normal menjadi waspada. Penin gkatan status itu,
>  disebabkan oleh naiknya aktivitas gempa vulkanik di gunung itu. Pada saat
normal, seismograf mencatat, gempa vulkanik Gunung Krakatau terjadi 2-9
kejadian per hari, sejak Rabu (13/4) Direktorat Vulkanologi mendapati
aktivitas itu meningkat menjadi
>  rata-rata 32 kejadian gempa vulkanik dalam sehari.
>
>
>
>
>

>  Ratusan Ikan Ditemukan Mati Di Pantai Festival
>  Rabu, 13 April 2005 | 21:17 WIB
>
>
>  TEMPO Interaktif, Jakarta: Ratusan ikan berekor dan bersirip kuning
ditemukan mati terapung di Pantai Festival Ancol, Rabu (13/4) oleh Dinas
Peternakan Perikanan dan Kelautan dan BPLHD Jakarta Utara. BPLHD menduga ada
ribuan ikan mati di beberapa titik
>  lainnya.
>
>  Kepala BPLHD Jakarta Utara Supardiyo mengungkapkan hal ini kepada
wartawan. ?Kami memang temukan ikan-ikan mati terapung di Pantai Festival.
Namun menurut nelayan ikan tersebut bukan ikan teluk tetapi dari lepas
pantai. Bisa jadi jumlahnya memang ribuan.
>  Ini baru di satu titik saja?kata Supardiyo.
>
>  BPLHD melakukan pengambilan sample air di beberapa titik seperti di
Pantai Marina, Pantai Festival, Pantai Bende, Pantai Manggala dan Pantai
Mercure mulai pukul 11.00. Namun pada saat itu ditemukan kondisi air masih
normal dengan tingkat keasaman (PH)
>  berkisar antara 7,86. Namu n pada pukul 13.30, pihak BPLHD dihubungi
dinas perikanan yang mengatakan bahwa banyak ikan mati terapung. Maka
meluncurlah mereka ke Pantai Festival.
>
>  Melihat banyaknya ikan yang mati, kata Supardiyo, menduga bahwa hal ini
bukan karena limbah atau pasang merah. Hal ini karena air tidak menunjukkan
perubahan warna dan tingkat keasaman. Diduga penyebab kematian kematian ikan
sepanjang 10 senti meter ini
>  adalah perubahan kondisi fisis sedimentasi dari dasar dan kualitas dasar
air. Disamping itu juga karena perubahan suhu yang dinilai cukup sensitive
bagi biota laut. ?Mungkin factor suhu, kepanasan atau memang kedinginan.
Bukan karena limbah atau pasang
>  merah.?katanya lagi.
>
>
>
>
>
>
>
>
>
============================================================================
====
>
> As of 01/10/2004, the email address [EMAIL PROTECTED] of your
correspondent
> will be replaced by [EMAIL PROTECTED]
>
> AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN
SUMATERA UTARA !!!
> ================
> Kirim bunga, http://www.indokado.com
> Info balita: http://www.balita-anda.com
> Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
> Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke