Saya barusan sms dsanya Gilang (3th 7 bln), dr. Jose L. Batubara
menanyakan hal ini, dijawab boster saja nanti 4 thn. Jadi tidak perlu
panik bu kalau sudah pernah vaksin.

-----Original Message-----
From: Cecil [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 10, 2005 10:26 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] IMUNISASI POLIO MASSAL

Dear Moms & Dads,



Saya dapat email ini...apakah benar ya semua anak yang sudah divaksin
polio
juga harus divaksin ulang?



Mohon advicenya ya ... saya kuatir banget nih...



Thank's

Cecil







> Sent: Tuesday, May 10, 2005 7:56 AM

> Subject: [DI] FW: SEMUA BALITA HARUS IMUNISASI POLIO TGL 31 MEI dan 28

JUNI

> 2005

>

>

>

>  Apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan isu wabah Polio dan
imunisasi

> Polio yang masih belum jelas, dapat menghubungi:

> 1. dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;

> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600

> 2. dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans)
021-4247573;

> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052

> 3. dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi)

> 021-4257044 / 4249024; 0811-966-169

>

>  Subject:  SEMUA BALITA HARUS IMUNISASI POLIO TGL 31 MEI dan  28 JUNI
2005

>

> saya barusan tanya juga ke dr. sri,... intinya adalah virus polio itu

sudah

> ada di Indonesia (fokus di 3 propinsi, Jawa Barat, Banten,Jakarta)
virus

> tersebut akan terus mencari di"mana" dia bisa hidup, jadi pasti akan

> "mencari" balita yang tidak punya kekebalan atau yang kekebalannya
relatif

> rendah.

>

> Bagaimana cara biar virus tersebut mati?... pada saat bersamaan pada
anak2

> dibawah balita dilakukan imunisasi secara serentak, sehingga anak
balita

> tersebut mempunyai antibodi yang kuat, sehingga mengecilkan potensi
virus

> tersebut masuk ke tubuh balita (asumsi: kalo semua balita punya
antibodi

> yang kuat, virus tersebut TIDAK DAPAT TEMPAT UNTUK HIDUP).

>

> tadi saya konfirmasi mengenai haruskah bumi (16 bulan) ikut imunisasi

polio

> (serentak ini)?..Jawabnya adalah HARUS, gunanya untuk mengantisipasi
agar

> pada saat yang bersamaan (tanggal 31 Mei dan 28 Juni 2005) antibodi
semua

> anak TINGGI, sehingga virus tidak bisa masuk. Kalo seorang  balita
tidak

> ikut imunisasi serentak, dikuatirkan antibodi-nya lemah dibanding anak

lain

> yang ikut imunisasi sehingga membuka peluang virus tersebut masuk ke
tubuh

> balita kita.

>

> jadi,....... walaupun seorang balita telah mendapat imunisasi polio

lengkap

> (sesuai dengan jadwal), maka pada tanggal-tanggal tersebut TETAP HARUS

IKUT

> IMUNISASI POLIO ini....

>

> sori kalo ga berkenan..

>

>  -yuli-

> mamabumi

> ===================================

>

>  Beberapa kasus Polio ditemukan di Sukabumi, Indonesia:

>

> Bagaimana kasus ini mulai terdeksi dan bagaimana reaksi yang telah

> dilakukan:

>

> Pada tanggal 21 April, 2005, laboratorium BioFarma Bandung melaporkan

> ditemukannya virus asli tipe P-1 dari spesimen2 rutin kasus-kasus
Acute

> Flaccid Paralysis (AFP) surveillance.  Fikri, anak berusia 20 bulan
dari

> kampung Cidadap, desa GiriJaya, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat,
menderita

> panas dan diikuti dengan kelumpuhan pada pertengahan Maret y.l, hasil

> pemeriksaan tinjanya yang kemudian dilaporkan oleh BioFarma. Sebuah
tim

> gabungan DepKes dan WHO kemudian turun kelapangan melakukan
investigasi

> aktif. Tim memastikan bahwa ini memang benar kasus murni Polio dan
bukan

> karena kasus akibat imunisasi.  Virus Polio asli terakhir dilaporkan
di

> Indonesia terakhir pada tahun 1995. Tim juga mengumpulkan sample tinja

dari

> 126 anak yang mempunyai riwayat kemungkinan kontak, juga
mengidentifikasi

20

> kasus AFP disekitarnya (7 kasus sudah dilaporkan, termasuk Fikri, dan
13

> lainnya ditemukan dari investigasi aktif).

> Pemerintah setempat telah melakukan reaksi yang tepat dengan
melaksanakan

> Outbreaks Response Immunization (ORI), y.i mengimunisasi hampir 4,000

balita

> dari desa yang sama dan tiga desa tetangga.

>

> Dari 6 kasus AFP yang telah dilaporkan, tiga diantaranya telah di

konfirmasi

> oleh BioFarma pada tanggal 5 Mei, 2005, bahwa mereka adalah kasus
virus

> polio liar. Dua kasus berasal dari desa yang sama dan satu dari desa

> tetangga.

>

> Apa bantuan USAID kepada Polio Free Indonesia by 2008:

>

> Sejak 1998, USAID/Indonesia merupakan kontributor utama program AFP

> Surveillance System Indonesia, untuk mendeteksi kasus Polio (bantuan

> rata-rata US $500,000 pertahun). Bantuan ini telah dapat membantu

memperkuat

> tiga Laboratorium Polio Nasional (Bandung, Jakarta  dan Suranbaya) dan

> meningkatkan kualitas Polio Surveilans Nasional.  Pada tahun 2000,
USAID

> juga telah melaksanakan Sub-Pekan imunisasi Nasional (Sub-PIN) yang

diadakan

> di 5 propinsi rawan (cakupan rendah). Saat ini USAID/Washinton akan

membantu

> dana untuk kegiatan moping-up sebesar US$200.000,- dan juga
menyediakan

> tenaga ahli.

>

> Bagaimana ini bisa terjadi:

> Virus P-1 Polio liar ini dikonfirmasi sebagai strain Saudi (dimana
virus

> Polio Nigeria sebagai orang-tuanya), setelah  genetic sequencing test

> dilakukan oleh laboratorium internasional di Mombay, India. Spekulasi

> berkembang bahwa strain virus yang sama yang juga ditemukan di Saudi,

Sudan

> dan Yemen. Baru-baru ini Yaman juga melaporkan kasus wabah virus
import

dari

> jenis yang sama. Kasus Yemen yang pertama ditemukan hanya tiga hari

sebelum

> kasus Sukabumi. Saat ini Yemen telah mengkonfirmasikan 22 kasus Polio

liar.

>

> Tingkat cakupan imunisasi rutin pada bayi di Sukabumi juga cukup
tinggi,

> rata-rata diatas 80%, tetapi cakupan di Kampung Fikri memang rendah.

> Pada umumnya untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi,

> diperlukan suatu cakupan yang mencapai 80% untuk dapat dicapai kondisi

> proteksi transmisi suatu penyakit.

>

> Sekarang setelah Indonesia mendeteksi 4 buah kasus Polio liar,
estimasi

> berkembang bahwa akan ditemukan lebih banyak lagi kasus positif dari

daerah

> yang sama.

>

> Bagaimana kondisi ini akan mempengaruhi program Bebas Polio
Indonesia?:

>

> Suatu virus import seperti ini sebenarnya merupakan situasi yang lebih

baik,

> wabah akan lebih mudah dikendalikan. Tindakan yang paling efektif
adalah

> melakukan mop-up, semua balita didaerah ybs diimunisasi segera dan

serentak;

> serta di tingkatkannya kegiatan surveilans. Di regional Asia Tenggara,

hanya

> India yang saat ini dikategorikan masih sebagai wabah. Virus import
tidak

> dianggap serius, sedangkan India masih mempunyai virus lokal. Didunia
saat

> ini terdapat 6 negara yang masih endemis Polio (India, Sudan, Nigeria,

> Afganistan, Mesir dan Pakistan).

> Pada tahun 2004 dan awal 2005, beberapa negara yang sudah bebas Polio

> seperti Chad dan Yaman terserang kembali oleh Polio liar dari negara
yang

> masih endemis.

>

> Pada dasarnya, ada tiga kriteria yang menjadikan Indonesia bisa bebas
dari

> Polio: a) Kualitas dari surveilans AFP, tidak ditemukannya virus
lokal, b)

> Imunisasi dasar rutin pada usia bayi (Polio 4 kali) yang cukup tinggi

> cakupannya, 80% atau lebih, dan c) Tidak ada lagi virus Polio liar di

> wilayah tersebut (dalam hal ini masih ada, di India).

> Sebenarnya program di India berkembang baik, beberapa tahun ini kasus

> menurun dengan sangat drastic. Diharapkan India dapat menghilangkan

virusnya

> pada akhir tahun 2005 ini.

>

> Rencana apa yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia?:

>

> Departemen Kesehatan akan mengadakan konferensi pers pada hari Jum'at

> tanggal 6 Mei yad. Pemerintah perencanakan akan mengadakan mopping-up,

> pemberian dua kali vaksinasi dengan jarak antara satu bulan, mulai
pada

> tanggal 31 Mei, dan kedua pada tanggal 28 Juni. Setiap putaran akan

mecakup

> total 5,2 juta balita di jawa Barat, Banten dan DKI-Jakarta.

> Pemerintah telah menyatakan kebutuhannya akan dana operasional,
termasuk

> dana untuk sosialisasi masyarakat.

>

> Ada pula upaya peningkatan terhadap kegiatan AFP surveilans dan
cakupan

> imunisasi dasar. Akan dilakukan backlog fighting, memantau semua anak

> dibawah usia 3 th yang belum melengkapi imunisasi dasar. Saat ini

> upaya-upaya ini sedang berlangsung di propinsi-propinsi target, dan
akan

> dilakukan pula di propinsi-propinsi lainnya.

>

>  Bila ada pertanyaan dapat menghubungi langsung:

> 1.  dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;

> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600

> 2.  dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans)
021-4247573;

> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052

> 3.  dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi) 021-4257044 /

4249024;

> 0811-966-169

>

> Disiapkan oleh Sri Durjati, 5, Mei 2005.

> ==============================================

>

>  PENJELASAN TEKNIS DALAM RANGKA INDONESIA MENYATAKAN WABAH POLIO

>

>  Dengan dinyatakannya wabah penyakit Polio, baik oleh Pemerintah
Indonesia

> maupun oleh internasional (WHO), maka hal-hal yang perlu diketahui

> masyarakat adalah:

>

>  *            Penyakit Polio merupakan penyakit anak, terutama balita.

> Terdapat tiga tipe virus Polio, Polio-1, Polio-2 dan Polio-3. Polio-3
yang

> juga pernah hidup di Indonesia lebih dari sepuluh tahun y.l. memang

> merupakan tipe yang jarang. Polio-1 adalah jenis yang paling sering

> ditemukan didunia saat ini.

>

> *            Penyakit Polio dan penyakit lain yang juga bergejala
panas

dan

> kelumpuhan mendadak (walau tak permanen) digolongkan dalam Accute
Flaccid

> Paralysis (AFP). Penyakit AFP bisa terjadi pada usia anak s/d dewasa
muda

> (0-15 tahun).

>

>  *            Apabila mengalami gejala AFP (kelumpuhan mendadak)
sebaiknya

> melaporkan kepada puskesmas / Rumah Sakit setempat, untuk diambil
sample

> tinjanya untuk diperiksa lebih lanjut ke Laboratorium Polio Nasional
yang

> ada di tiga kota di Jjakarta, Bandung dan Surabaya. Kegiatan
surveilans

AFP

> ini bertujuan untuk mendeteksi apakah mengandung virus Polio liar
(bukan

> akibat imunisasi) atau virus non-Polio. Pemeriksaan ini pada umumnya

> membutuhkan wakltu 28 hari. Kualitas Surveilans Polio di Indonesia
dinilai

> cukup baik.

>

>  *            Sehubungan dengan wabah saat ini pemerintah akan
mengadakan

> Imunisasi Wabah Polio (Mopping-Up atau Sub-PIN) di tiga propinsi
yaitu:

>

> Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Semua anak usia 0-59 bulan
(Balita),

> tanpa kecuali akan serentak diimunisasi di wilayah tersebut, tanpa

memandang

> apakah sudah pernah diimunisasi Polio atau belum. Setiap balita akan

> menerima duakali imunisasi dengan jarak antara sebulan.

> Hampir tidak ada gejala yang berat akibat imunisasi ini. Demam bisa

diatasi

> dengan obat penurun demam biasa. Anak usia diatas 5 tahun dan dewasa
tidak

> perlu menjadi target imunisasi.

>

>  *            Putaran I akan diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2005,
dan

> putaran kedua pada tanggal 28 Juni 2005. Setiap balita yang tinggal di

> ketiga wilayah tsb, tanpa memandang kewarganegaraan, harus mengalami
kedua

> putaran tersebut. Pada hari-hari tersebut imunisasi serentak dilakukan

pada

> pos-pos PIN, yang lokasi-lokasinya akan diberitakan seluas-luasnya
pada

> setiap desa. Kemudian keesokan harinya akan dilakukan kunjungan
kesemua

> rumah untuk meyakinkan bahwa semua balita telah terimunisasi, dan

menemukan

> balita yang mungkin belum terjaring pada hari pertama.

>

>  *            Apabila ada balita yang juga belum mendapat pelayanan,
misal

> karena tidak ditempat, maka hari-hari berikut, dengan perjanjian,
balita

ybs

> akan dikunjungi kembali oleh petugas.

>

>  *            Proteksi terhadap penyakit Polio sebenarnya telah
dilakukan

> pada saat bayi mendapat Paket Imunisasi Dasar (Untuk mencegah

> penyakit-penyakit TBC, Polio, Diptheria, Pertusis atau Batuk Rejan,

Tetanus,

> Hepatitis dan Campak). Imunisasi Polio Dasar yang lengkap adalah 4
kali,

> y.i. saat bayi lahir (Polio-), usia 3 bln (Polio-1), usia 4 bln
(Polio-2)

> dan usia 5 bln (Polio-3). Dengan lengkap 4 kali dimaksudkan bayi dapat

> menyusun antibodinya dengan maksimal, untuk suatu proteksi 5-10 thn.

>

>  *            Mop-up ataupun PIN adalah merupakan suatu imunisasi

> suplementasi, bartujuan untuk menghilangkan virus liar yang masih ada
di

> daerah/wilayah ybs. Kegiatan mana memerlukan duakali pemberian
(minimal)

> dengan selang antara satu bulan.

>

> *            Pada kasus wabah saat ini, selain mop-up juga perlu
dilakukan

> peningkatan pemantauan apakah semua bayi telah mendapat imunisasi
dasar

> lengkap, serta apakah semua AFP dilaporkan dan dideteksi bahwa tidak

> mengandung virus Polio liar.

>

>  *            Cek kembali apakah dalam keluarga apakah masih ada anak
usia

> dibawah 3 tahun yang belum lengkap imunisasi dasarnya (untuk imunisasi

lain

> selain Polio). Selekasnya imunisasi dasar ini dilengkapi.

>

> Apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan isu wabah Polio dan
imunisasi

> Polio yang masih belum jelas, dapat menghubungi:

>

> 1. dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;

> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600

>

> 2. dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans)
021-4247573;

> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052

>

> 3. dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi) 021-4257044 /

4249024;

> 0811-966-169

>

> Disiapkan oleh Sri Durjati B, 5 Mei 2005.

>

>

 

 

AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke