Wah..jadi bingung lagi nich setelah baca-baca milis....
 
mohon kepastiannya dong..
 
Matt's Mom

Matthew Sebastian <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Baru aku telp DSA nya Matt (15 bulan)....katanya sich gak perlu ikut lagi...

Katanya...nanti saja ikut imunisasi polio boosternya umur 18 bulan sesuai 
dengan jadwal...

Sampai saat ini Matt sudah dapat Polio I-III...

Matt's Mom 

sandra ratnasari wrote:
tadi pagi, saya bawa Gaby untuk imunisasi polio di DSA-nya. Terus saya sempat 
tanya juga bagaimana nanti pada saat imunisasi masal, apa gaby perlu ikut lagi? 
DSA menyarankan untuk ikut, bahkan katanya, 3 hari setelah imunisasi pertama, 
boleh langsung ikut lagi. imunisasi tidak akan menimbulkan overdosis. gitu 
katanya. Any other opinion?

Maminya Gaby dan Angie

Cecil wrote:
Dear Moms & Dads,

Saya dapat email ini...apakah benar ya semua anak yang sudah divaksin polio
juga harus divaksin ulang?

Mohon advicenya ya ... saya kuatir banget nih...

Thank's
Cecil



> Sent: Tuesday, May 10, 2005 7:56 AM
> Subject: [DI] FW: SEMUA BALITA HARUS IMUNISASI POLIO TGL 31 MEI dan 28
JUNI
> 2005
>
>
>
> Apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan isu wabah Polio dan imunisasi
> Polio yang masih belum jelas, dapat menghubungi:
> 1. dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;
> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600
> 2. dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans) 021-4247573;
> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052
> 3. dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi)
> 021-4257044 / 4249024; 0811-966-169
>
> Subject: SEMUA BALITA HARUS IMUNISASI POLIO TGL 31 MEI dan 28 JUNI 2005
>
> saya barusan tanya juga ke dr. sri,... intinya adalah virus polio itu
sudah
> ada di Indonesia (fokus di 3 propinsi, Jawa Barat, Banten,Jakarta) virus
> tersebut akan terus mencari di"mana" dia bisa hidup, jadi pasti akan
> "mencari" balita yang tidak punya kekebalan atau yang kekebalannya relatif
> rendah.
>
> Bagaimana cara biar virus tersebut mati?... pada saat bersamaan pada anak2
> dibawah balita dilakukan imunisasi secara serentak, sehingga anak balita
> tersebut mempunyai antibodi yang kuat, sehingga mengecilkan potensi virus
> tersebut masuk ke tubuh balita (asumsi: kalo semua balita punya antibodi
> yang kuat, virus tersebut TIDAK DAPAT TEMPAT UNTUK HIDUP).
>
> tadi saya konfirmasi mengenai haruskah bumi (16 bulan) ikut imunisasi
polio
> (serentak ini)?..Jawabnya adalah HARUS, gunanya untuk mengantisipasi agar
> pada saat yang bersamaan (tanggal 31 Mei dan 28 Juni 2005) antibodi semua
> anak TINGGI, sehingga virus tidak bisa masuk. Kalo seorang balita tidak
> ikut imunisasi serentak, dikuatirkan antibodi-nya lemah dibanding anak
lain
> yang ikut imunisasi sehingga membuka peluang virus tersebut masuk ke tubuh
> balita kita.
>
> jadi,....... walaupun seorang balita telah mendapat imunisasi polio
lengkap
> (sesuai dengan jadwal), maka pada tanggal-tanggal tersebut TETAP HARUS
IKUT
> IMUNISASI POLIO ini....
>
> sori kalo ga berkenan..
>
> -yuli-
> mamabumi
> ===================================
>
> Beberapa kasus Polio ditemukan di Sukabumi, Indonesia:
>
> Bagaimana kasus ini mulai terdeksi dan bagaimana reaksi yang telah
> dilakukan:
>
> Pada tanggal 21 April, 2005, laboratorium BioFarma Bandung melaporkan
> ditemukannya virus asli tipe P-1 dari spesimen2 rutin kasus-kasus Acute
> Flaccid Paralysis (AFP) surveillance. Fikri, anak berusia 20 bulan dari
> kampung Cidadap, desa GiriJaya, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat, menderita
> panas dan diikuti dengan kelumpuhan pada pertengahan Maret y.l, hasil
> pemeriksaan tinjanya yang kemudian dilaporkan oleh BioFarma. Sebuah tim
> gabungan DepKes dan WHO kemudian turun kelapangan melakukan investigasi
> aktif. Tim memastikan bahwa ini memang benar kasus murni Polio dan bukan
> karena kasus akibat imunisasi. Virus Polio asli terakhir dilaporkan di
> Indonesia terakhir pada tahun 1995. Tim juga mengumpulkan sample tinja
dari
> 126 anak yang mempunyai riwayat kemungkinan kontak, juga mengidentifikasi
20
> kasus AFP disekitarnya (7 kasus sudah dilaporkan, termasuk Fikri, dan 13
> lainnya ditemukan dari investigasi aktif).
> Pemerintah setempat telah melakukan reaksi yang tepat dengan melaksanakan
> Outbreaks Response Immunization (ORI), y.i mengimunisasi hampir 4,000
balita
> dari desa yang sama dan tiga desa tetangga.
>
> Dari 6 kasus AFP yang telah dilaporkan, tiga diantaranya telah di
konfirmasi
> oleh BioFarma pada tanggal 5 Mei, 2005, bahwa mereka adalah kasus virus
> polio liar. Dua kasus berasal dari desa yang sama dan satu dari desa
> tetangga.
>
> Apa bantuan USAID kepada Polio Free Indonesia by 2008:
>
> Sejak 1998, USAID/Indonesia merupakan kontributor utama program AFP
> Surveillance System Indonesia, untuk mendeteksi kasus Polio (bantuan
> rata-rata US $500,000 pertahun). Bantuan ini telah dapat membantu
memperkuat
> tiga Laboratorium Polio Nasional (Bandung, Jakarta dan Suranbaya) dan
> meningkatkan kualitas Polio Surveilans Nasional. Pada tahun 2000, USAID
> juga telah melaksanakan Sub-Pekan imunisasi Nasional (Sub-PIN) yang
diadakan
> di 5 propinsi rawan (cakupan rendah). Saat ini USAID/Washinton akan
membantu
> dana untuk kegiatan moping-up sebesar US$200.000,- dan juga menyediakan
> tenaga ahli.
>
> Bagaimana ini bisa terjadi:
> Virus P-1 Polio liar ini dikonfirmasi sebagai strain Saudi (dimana virus
> Polio Nigeria sebagai orang-tuanya), setelah genetic sequencing test
> dilakukan oleh laboratorium internasional di Mombay, India. Spekulasi
> berkembang bahwa strain virus yang sama yang juga ditemukan di Saudi,
Sudan
> dan Yemen. Baru-baru ini Yaman juga melaporkan kasus wabah virus import
dari
> jenis yang sama. Kasus Yemen yang pertama ditemukan hanya tiga hari
sebelum
> kasus Sukabumi. Saat ini Yemen telah mengkonfirmasikan 22 kasus Polio
liar.
>
> Tingkat cakupan imunisasi rutin pada bayi di Sukabumi juga cukup tinggi,
> rata-rata diatas 80%, tetapi cakupan di Kampung Fikri memang rendah.
> Pada umumnya untuk penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi,
> diperlukan suatu cakupan yang mencapai 80% untuk dapat dicapai kondisi
> proteksi transmisi suatu penyakit.
>
> Sekarang setelah Indonesia mendeteksi 4 buah kasus Polio liar, estimasi
> berkembang bahwa akan ditemukan lebih banyak lagi kasus positif dari
daerah
> yang sama.
>
> Bagaimana kondisi ini akan mempengaruhi program Bebas Polio Indonesia?:
>
> Suatu virus import seperti ini sebenarnya merupakan situasi yang lebih
baik,
> wabah akan lebih mudah dikendalikan. Tindakan yang paling efektif adalah
> melakukan mop-up, semua balita didaerah ybs diimunisasi segera dan
serentak;
> serta di tingkatkannya kegiatan surveilans. Di regional Asia Tenggara,
hanya
> India yang saat ini dikategorikan masih sebagai wabah. Virus import tidak
> dianggap serius, sedangkan India masih mempunyai virus lokal. Didunia saat
> ini terdapat 6 negara yang masih endemis Polio (India, Sudan, Nigeria,
> Afganistan, Mesir dan Pakistan).
> Pada tahun 2004 dan awal 2005, beberapa negara yang sudah bebas Polio
> seperti Chad dan Yaman terserang kembali oleh Polio liar dari negara yang
> masih endemis.
>
> Pada dasarnya, ada tiga kriteria yang menjadikan Indonesia bisa bebas dari
> Polio: a) Kualitas dari surveilans AFP, tidak ditemukannya virus lokal, b)
> Imunisasi dasar rutin pada usia bayi (Polio 4 kali) yang cukup tinggi
> cakupannya, 80% atau lebih, dan c) Tidak ada lagi virus Polio liar di
> wilayah tersebut (dalam hal ini masih ada, di India).
> Sebenarnya program di India berkembang baik, beberapa tahun ini kasus
> menurun dengan sangat drastic. Diharapkan India dapat menghilangkan
virusnya
> pada akhir tahun 2005 ini.
>
> Rencana apa yang disiapkan oleh Pemerintah Indonesia?:
>
> Departemen Kesehatan akan mengadakan konferensi pers pada hari Jum'at
> tanggal 6 Mei yad. Pemerintah perencanakan akan mengadakan mopping-up,
> pemberian dua kali vaksinasi dengan jarak antara satu bulan, mulai pada
> tanggal 31 Mei, dan kedua pada tanggal 28 Juni. Setiap putaran akan
mecakup
> total 5,2 juta balita di jawa Barat, Banten dan DKI-Jakarta.
> Pemerintah telah menyatakan kebutuhannya akan dana operasional, termasuk
> dana untuk sosialisasi masyarakat.
>
> Ada pula upaya peningkatan terhadap kegiatan AFP surveilans dan cakupan
> imunisasi dasar. Akan dilakukan backlog fighting, memantau semua anak
> dibawah usia 3 th yang belum melengkapi imunisasi dasar. Saat ini
> upaya-upaya ini sedang berlangsung di propinsi-propinsi target, dan akan
> dilakukan pula di propinsi-propinsi lainnya.
>
> Bila ada pertanyaan dapat menghubungi langsung:
> 1. dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;
> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600
> 2. dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans) 021-4247573;
> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052
> 3. dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi) 021-4257044 /
4249024;
> 0811-966-169
>
> Disiapkan oleh Sri Durjati, 5, Mei 2005.
> ==============================================
>
> PENJELASAN TEKNIS DALAM RANGKA INDONESIA MENYATAKAN WABAH POLIO
>
> Dengan dinyatakannya wabah penyakit Polio, baik oleh Pemerintah Indonesia
> maupun oleh internasional (WHO), maka hal-hal yang perlu diketahui
> masyarakat adalah:
>
> * Penyakit Polio merupakan penyakit anak, terutama balita.
> Terdapat tiga tipe virus Polio, Polio-1, Polio-2 dan Polio-3. Polio-3 yang
> juga pernah hidup di Indonesia lebih dari sepuluh tahun y.l. memang
> merupakan tipe yang jarang. Polio-1 adalah jenis yang paling sering
> ditemukan didunia saat ini.
>
> * Penyakit Polio dan penyakit lain yang juga bergejala panas
dan
> kelumpuhan mendadak (walau tak permanen) digolongkan dalam Accute Flaccid
> Paralysis (AFP). Penyakit AFP bisa terjadi pada usia anak s/d dewasa muda
> (0-15 tahun).
>
> * Apabila mengalami gejala AFP (kelumpuhan mendadak) sebaiknya
> melaporkan kepada puskesmas / Rumah Sakit setempat, untuk diambil sample
> tinjanya untuk diperiksa lebih lanjut ke Laboratorium Polio Nasional yang
> ada di tiga kota di Jjakarta, Bandung dan Surabaya. Kegiatan surveilans
AFP
> ini bertujuan untuk mendeteksi apakah mengandung virus Polio liar (bukan
> akibat imunisasi) atau virus non-Polio. Pemeriksaan ini pada umumnya
> membutuhkan wakltu 28 hari. Kualitas Surveilans Polio di Indonesia dinilai
> cukup baik.
>
> * Sehubungan dengan wabah saat ini pemerintah akan mengadakan
> Imunisasi Wabah Polio (Mopping-Up atau Sub-PIN) di tiga propinsi yaitu:
>
> Jawa Barat, Banten dan DKI Jakarta. Semua anak usia 0-59 bulan (Balita),
> tanpa kecuali akan serentak diimunisasi di wilayah tersebut, tanpa
memandang
> apakah sudah pernah diimunisasi Polio atau belum. Setiap balita akan
> menerima duakali imunisasi dengan jarak antara sebulan.
> Hampir tidak ada gejala yang berat akibat imunisasi ini. Demam bisa
diatasi
> dengan obat penurun demam biasa. Anak usia diatas 5 tahun dan dewasa tidak
> perlu menjadi target imunisasi.
>
> * Putaran I akan diselenggarakan pada tanggal 31 Mei 2005, dan
> putaran kedua pada tanggal 28 Juni 2005. Setiap balita yang tinggal di
> ketiga wilayah tsb, tanpa memandang kewarganegaraan, harus mengalami kedua
> putaran tersebut. Pada hari-hari tersebut imunisasi serentak dilakukan
pada
> pos-pos PIN, yang lokasi-lokasinya akan diberitakan seluas-luasnya pada
> setiap desa. Kemudian keesokan harinya akan dilakukan kunjungan kesemua
> rumah untuk meyakinkan bahwa semua balita telah terimunisasi, dan
menemukan
> balita yang mungkin belum terjaring pada hari pertama.
>
> * Apabila ada balita yang juga belum mendapat pelayanan, misal
> karena tidak ditempat, maka hari-hari berikut, dengan perjanjian, balita
ybs
> akan dikunjungi kembali oleh petugas.
>
> * Proteksi terhadap penyakit Polio sebenarnya telah dilakukan
> pada saat bayi mendapat Paket Imunisasi Dasar (Untuk mencegah
> penyakit-penyakit TBC, Polio, Diptheria, Pertusis atau Batuk Rejan,
Tetanus,
> Hepatitis dan Campak). Imunisasi Polio Dasar yang lengkap adalah 4 kali,
> y.i. saat bayi lahir (Polio-), usia 3 bln (Polio-1), usia 4 bln (Polio-2)
> dan usia 5 bln (Polio-3). Dengan lengkap 4 kali dimaksudkan bayi dapat
> menyusun antibodinya dengan maksimal, untuk suatu proteksi 5-10 thn.
>
> * Mop-up ataupun PIN adalah merupakan suatu imunisasi
> suplementasi, bartujuan untuk menghilangkan virus liar yang masih ada di
> daerah/wilayah ybs. Kegiatan mana memerlukan duakali pemberian (minimal)
> dengan selang antara satu bulan.
>
> * Pada kasus wabah saat ini, selain mop-up juga perlu dilakukan
> peningkatan pemantauan apakah semua bayi telah mendapat imunisasi dasar
> lengkap, serta apakah semua AFP dilaporkan dan dideteksi bahwa tidak
> mengandung virus Polio liar.
>
> * Cek kembali apakah dalam keluarga apakah masih ada anak usia
> dibawah 3 tahun yang belum lengkap imunisasi dasarnya (untuk imunisasi
lain
> selain Polio). Selekasnya imunisasi dasar ini dilengkapi.
>
> Apabila ada hal-hal yang berkaitan dengan isu wabah Polio dan imunisasi
> Polio yang masih belum jelas, dapat menghubungi:
>
> 1. dr Sri Durjati Boedihardjo, USAID/BHS 021-34359409;
> [EMAIL PROTECTED]; 0811-813-600
>
> 2. dr Mohamad Sholah Imari, DepKes/P2MPLP (untuk surveilans) 021-4247573;
> [EMAIL PROTECTED]; 0816-184-0052
>
> 3. dr Jane Soepardi, DepKes/P2MPLP (untuk imunisasi) 021-4257044 /
4249024;
> 0811-966-169
>
> Disiapkan oleh Sri Durjati B, 5 Mei 2005.
>
>



---------------------------------
Discover Yahoo!
Find restaurants, movies, travel & more fun for the weekend. Check it out!
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 
__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

Kirim email ke