Dear all,

Pesan Bagus dari Milist tetangga.
Mungkin bermanfaat.

Regard,

Didik
http://www.tipcerdas.cjb.net

-------- Original Message --------
Subject:        [anakku] Fwd : (OOT) Ketika Iwan Fals Teringat Galang
Date:   Wed, 8 Jun 2005 11:42:09 +0700
From:   Shinta Octavia <[EMAIL PROTECTED]>
Reply-To:       [EMAIL PROTECTED]
To:     <[EMAIL PROTECTED]>



Ketika Iwan Fals Teringat Galang

Galang Rambu Anarki adalah nama yang terkenal bukan cuma karena ia anak
Iwan
Fals. Tapi juga karena inilah anak yang namanya dijadikan judul lagu oleh
bapaknya. Anak yang meninggal muda, yang kelahirannya diceritakan oleh si
bapak lahir awal Januari, menjelang pemilu dan harga BBM sedang membumbung
tinggi pula. Dan anak yang ketika meninggal menimbulkan duka yang hebat
bagi
bapaknya. Salah satu duka yang sangat dikenang sang bapak ialah ketika
Galang
itu sering dimintanya pergi, dilarang mendekat dan mengganggu, ketika
bapaknya tengah membuat lagu.

Sebuah keputusan yang sangat menganggu batin Iwan Fals kemudian dan
keputusan
yang amat ia sesali. Sebuah luka yang membuat ia berjanji, akan lebih punya
waktu bagi anak-anaknya di hari ini.

Saya berterima kasih atas keterusterangan Iwan Fals ini. Dan maaf, jika
tulisan ini cuma akan membongkar kesedihannya kembali. Tapi jika Iwan rela
duka cita itu saya ingatkan kembali,setidaknya akan bertambah lagi daftar
orang tua yang tidak akan begitu saja menghardik anak-anak dari dekatnya.

Betapa anak-anak selalu ingin bercengkerama dengan orang tuanya. Ketika ia
menggambar, ia ingin kita menilainya, mengaguminya. Ketika ia tengah
bertengkar, lelah dan terlukai oleh teman-teman di sekolah, kita butuh
berempati atas deritanya. Menghibur hatinya. Ketika ia butuh bermain, ia
ingin kita menjadi teman sebayanya. Mereka ingin kita menjadi kuda
tunggangan, menjadi monster jahat yang dia kalahkan, dan menjadi apa saja
sebagai teman masa kecilnya. Ketika ia bicara ia butuh kita untuk
mendengarnya. Ketika ia melucu kita diperlukan untuk tertawa. Ketika ia
mengadu kita diminta membelanya, ketika ia kolokan kita harus
memanjakannya,
ketika ia pamer kehebatan, kita harus memujanya.

Anak-anak adalah raja di rumah kita. Ia tidak bisa menjadi nomor dua. Dan
ketika kita, orang tua ini gagal jadi rakyatnya, gagal jadi hamba sahaya,
ia
akan menjadi anak yang terluka. Luka yang ia bawa hingga ke sekujur
hidupnya
dan akan menentukan mutu hidup dan matinya.

Tapi betapa berat untuk menjadi hamba sahaya bagi anak-anak kita karena
kita
sendiri juga adalah anak-anak dalam bentuk yang berbeda. Kita dan pekerjaan
adalah anak-anak dan kegelapan. Ketakutan kita akan kegagalan di masa
depan,
sama bentuknya dengan rasa takut anak-anak kepada kegelapan. Kita takut
jika
kesempatan ini hilang hanya karena terlalu banyak waktu yang terbuang. Ini
fokus harus kencang di depan, seluruh harga harus dibayar di muka, seluruh
gangguan produktivitas harus disingkirkan.  Hidup adalah hari ini. Sekali
harus berarti, meskipun esok harus mati.  Maka ketika istri butuh mendekat
sekedar ingin bercengkerama, ketika anak-anak butuh memeluk hanya sekadar
untuk bermanja-manja, kalau perlu kita harus menghardiknya. Bukan kita tak
sayang keluarga, tapi karena mereka mendekat pada saat yang tidak tepat.
Ketika kita sedang begini gentingnya berkonsentrasi pada pekerjaan. Sedang
berdarah-darah menata hari depan, dan inipun demi kepentingan mereka pula.
Jadi demi hidup yang didepan, kita harus berani mengorbankan kebahagian
hari
ini, begitu tekat kita.

Dan benarlah, banyak anak-anak terpaksa kehilangan kegembiraannya di hari
ini, karena orang tua sibuk menata hari depan yang di sana. Banyak
suami-istri lupa bermesraan karena mereka sibuk merancang kemesraan di hari
depan. Sementara ketika masa depan itu benar-benar datang, anak-anak telah
kepalang kehilangan masa kekanakannya. Ia telah menjadi pribadi yang
kepalang
luka dan tak bisa menarik waktu kanak-kanaknya kembali. Ada jenis masa
depan
yang kemudian menjadi berhala, karena ia meminta terlalu banyak tumbal
kebahagiaan yang jelas-jelas sudah nyata ada di sini, di hari ini:
anak-anak
kita dan masa kanak-kanak mereka.


Oleh: Prie GS





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Ever feel sad or cry for no reason at all?
Depression. Narrated by Kate Hudson.
http://us.click.yahoo.com/1visLB/esnJAA/xGEGAA/bkiolB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> Untuk unsubscribe, kirim blank e-mail ke : [EMAIL PROTECTED] Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/anakku/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/






--
ÐÏࡱá

Kirim email ke