Tamasya Stroberi ala Lembang

Seolah belum puas dengan tamasya ke kebun stroberi di
daerah Ciwidey saat libur Lebaran lalu, kali ini kami
bersembilan kembali berangkat untuk menjelajah kawasan
Lembang, bertamasya ke perkebunan stroberi di bagian
utara Bandung itu. Di sepanjang jalan mulai dari
Terminal Ledeng telah terdapat cukup banyak
rumah-rumah penduduk yang membuka kebun stroberinya
untuk dipetik sendiri oleh para pengunjung. Meskipun
beberapa diantaranya menarik, namun kami hanya
melaluinya begitu saja. Tujuan kami sebenarnya adalah
Rumah Stroberi yang terletak di daerah Cihideung.

Dari tampak depan, dugaan saya interior di Rumah
Stroberi akan biasa-biasa saja. Tetapi setelah saya
masuk, ternyata apa yang saya lihat benar-benar diluar
dugaan. Tempat yang cukup luas itu ditata
dengan cantik. Furniturnya juga terlihat nyaman; betah
rasanya berlama-lama duduk disana. Selain itu di atas
hamparan rumputnya juga dipasang beberapa meja.
Meskipun kami memilih untuk menempati meja yang
terdapat di dalam rumah, pemandangan yang dari sana
tetap jelas.

Di salah satu pojok Rumah Stroberi terdapat kebun
stroberi yang dibatasi oleh plastik. Jika ingin
merasakan nikmatnya memetik stroberi langsung dari
tanamannya, kita harus datang kesini pagi-pagi. Karena
jika hari sudah menjelang siang, apalagi jika hari
libur, buah stroberi yang sudah ranumnya pasti sudah
habis dipetik. Karena kami telah merasakannya saat
tamasya ke Ciwidey, kami tidak melakukannya lagi
disini. Lagipula saat itu hari sudah terlalu siang.

Saat itu, walaupun hari Minggu dan saat makan siang,
Rumah Stroberi tidak terlalu ramai. Memang, tamu
selalu berdatangan, tetapi tidak ada yang sampai harus
mengantri untuk mendapat tempat. Kami juga beruntung,
tidak harus memberikan â€~tip’ kepada pelayan untuk
mencarikan meja. Konon, menurut beberapa sumber,
bahkan untuk mulai dilayani saja kita harus rela
mengeluarkan uang sekitar lima ribu rupiah.

Kami pun segera memesan â€~menu wajib’ di tempat ini:
Nasi Liwet. Selain itu kami juga tertarik untuk
mencoba Gurame Goreng Garing Gurih, Bratwurst, dan
Makaroni Schotel-nya. Sambil menunggu, kami disuguhi
keripik singkong yang rasanya tidak terlalu enak, dan
kerupuk kecil dalam toples yang, menurut manajernya,
adalah teman makan Nasi Liwet.
Rupanya Makaroni Schotel adalah menu yang pertama kali
muncul, dan kami semua langsung mencicipinya. Kesan
pertamanya adalah bentuknya sangat tidak keruan
(adonannya terlalu encer). Tetapi saat dicoba,
ternyata rasanya enak juga, hanya sayangnya terlalu
asin.

Belum sampai setengah jam kemudian pesanan kami Nasi
Liwet dan Bratwurst datang. Lauk untuk Nasi Liwet
diantarkan dalam tudung saji dari rotan yang bentuknya
menarik. Isinya macam-macam: sayuran mentah (lalab),
tahu goreng, tempe goreng, ayam goreng, dan sepiring
ikan peda. Nasinya, yang
diliwet dengan daun salam, laja, cabe besar, bawang
putih, dan berbagai rempah lainnya, disajikan dalam
panci liwet tradisional yang porsinya cukup untuk
empat orang. Mencium aromanya saja sudah membuat lidah
ingin segera menari.

Nasinya memang mempunyai rasa dan wangi yang khas.
Ikan peda yang dibakar dengan kecap dan bawang putih
juga sangat enak sekaligus asin. Lauk yang lainnya
tidak terlalu spesial, namun tetap di atas rata-rata.
Bratwurst dan kentang gorengnya disajikan dengan
sambal, saus tomat,
Dan saus mustard. Sosis Bratwurst-nya digoreng utuh,
tidak dipotong-potong terlebih dulu, dan tekstur
dagingnya relatif lembut.

Tak lupa, kami pun memesan jus stroberinya. Ada yang
jusnya dicampur dengan susu full-cream, ada juga yang
tidak. Menurut saya, jika dinilai dari skala 1-10, jus
stroberi di tempat ini layak diberi nilai 7:
rasanya cenderung manis, mungkin karena rasa asamnya
sudah tertutup susu.

Mungkin karena begitu menikmati nasi liwet, hingga
kami hampir selesai makan, kami masih tidak sadar
bahwa ada satu menu lagi yang belum datang. Kami cukup
kaget ketika pelayan datang membawakan Gurame Goreng.
Karena kami semua sudah sangat kenyang, kami akhirnya
memutuskan untuk
membungkusnya dan membawanya pulang.

Ada beberapa hal yang patut disayangkan dari Rumah
Stroberi, salah satunya adalah WC-nya yang letaknya
terpisah dan hanya dua. Banyak orang yang harus
mengantri lama, dan hal ini menurut saya mengurangi
kenyamanan disini. Hal lain adalah banyaknya lalat dan
serangga lainnya,
terutama pada meja-meja di bagian yang terbuka. Hal
ini sangat mengganggu pengunjung yang sedang makan.

Dari Rumah Stroberi kami meneruskan perjalanan ke arah
Lembang. Tujuan selanjutnya adalah Strawberry
Sweethearts, sebuah industri rumahan yang menjual jus
buah-buahan yang dibekukan. Strawberry Sweethearts
terletak di daerah yang tidak terlalu sulit dicapai
dari Jalan Raya Maribaya â€"
Lembang. Ibu pemilik usaha ini ternyata sangat ramah.
Kami membeli beberapa dus (satu dusnya berisi 5 atau 9
cup jus beku) untuk dibawa pulang. Kami juga sempat
mencicipi langsung beberapa jenis jus beku:
alpukat, sirsak, dan stroberi. Menurut saya, jus
stroberi disini memiliki rasa yang lebih tegas dan
segar daripada jus di Rumah Stroberi, oleh karena itu
rasanya layak jika saya memberinya nilai 8. Di depan
rumah Strawberry Sweethearts terdapat sebuah kebun
sekaligus tempat budidaya anggrek. Menarik juga,
berjalan-jalan di kebun indah ini sambil pelan-pelan
menghabiskan jus beku yang dibeli dari seberang.

Masih belum puas juga dengan minuman beku, kami pun
segera beranjak dan mengunjungi sebuah toko kecil yang
menjual es mambo berbagai rasa di daerah Cijeruk,
Lembang. Es mambo di toko ini menurut kami sangat
enak, apalagi jika ditilik harganya yang bisa dibilang
murah.

Sebagian dari kami kemudian meneruskan “petualangan
stroberiâ€ ini ke All about Strawberry, sebuah factory
outlet di daerah Cihanjuang, Cimahi yang disulap
menjadi sebuah theme park yang segalanya bernuansa
merah stroberi. Untuk masuk ke dalam, plus segelas jus
stroberi, kami harus membayar lima ribu rupiah. Namun
saat itu sebagian dari kami tidak sempat masuk karena
harus segera pulang. Tapi paling tidak, puas sudah
perut kami semua hari itu dengan suguhan nasi liwet
dan jus stroberi
yang rasanya pasti tidak mudah terlupakan.

Rumah Stroberi
Jl. Cigugur Girang 145 Parongpong, Lembang
Call: Ibu Harum - 0812.249.2728

Strawberry Sweethearts
Jl. Wira B-45 Komp. Pusdikajen, Lembang
Call: 0815.991.6704, 022-278041
Jl. Raya Tangkuban Perahu 239 Cikole, Lembang

Penjual Es Mambo: Dede/Fei Cien
Jl. Cijeruk 19A, Lembang
Call: 0812.234.0630

All about Strawberry
Jl. Cihanjuang km 2,5 Cimahi
Call: 0815.709.6666
------------------------------ ------------------------
ngomong-ngomong soal juice strawberry, apakah sudah
pada coba strawberry float di Roemah Nenek di Jl Taman
Cibeunying Selatan, Bandung? IMO, ini adalah
strawberry float paling yummy yang pernah saya coba.
well, juice-nya sebanding lah dgn juice strawberry di
Cihanjuang, Lembang juice-nya kental, bercampur
sedikit es yang sudah diblender... vanilla
ice cream-nya disendokin sambil diberi juice dikit,
sluuurp - segaaaar!

juice yang tidak terlalu kental di dasar gelas bisa
disedot pakai sedotan - yum yum yum! duh, sampe merem
melek! tadi siang, saya menjamu my siblings dan
ponakan yang baru datang dari Jerman... ya ampun, itu
strawberry float sampai nambah 3 kali! dessert 'kalee!
salam,
sofia - bandung

Info tentang kebun strawberry - ALL ABOUT
STRAWBERRY-bisa kamu baca di Harian Kompas tanggal 12
Mei 2005 halaman 47 di kolom inspiratorial. Lokasinya
di jalan Cihanjuang,( jaraknya 2.5 km dari kota Cimahi
menuju Lembang,

Salam,
Honesty

yudarwita dahlan <[EMAIL PROTECTED]>
Ada di Kec. Rancabali, Ciwidey, Cigugur Girang Parongpong dan
Cihanjuang
Cimahi

Kirim email ke