Reyna wrote: masa iya mereka tega memberikan racun ke tubuh anak2 kita dan termasuk anak2 mereka? masa iya mereka senekat itu? mereka kan juga tidak mau mencoreng nama mereka sendiri demi kepentingan pabrik vaksin kan? logika aja sih saya pak.. heheheh
Mba Reyna..... Saya juga bukan anti Vaksin, dan anak saya sendiri sudah lengkap Vaksinnya ( yg terakhir Vaksin impor bukan lokal ) Yang saya tangkap maksud dr pak Yandi itu bukan kekhawatiran Vaksin yg beredar di luar ( AS ) justru yg dikhawatirkan itu vaksin yang beredar di Indonesia, apakah benar2 aman dr Thimerosal...masalahnya issue dr Robert F Kennedy menyatakan Us sendiri mengurangi stok vaksin yang mengandung Thimerosal di USA, dg cara mengekspornya ke negara2 berkembang,terlepas dari benar atau tidaknya thimerosal itu penyebab autis. Nah....gossiip ini nih apa benar atau tidak??? bukan saya anti Amerika atau I love America ( I love indonesia walopun banyak kasus tp tetep lope deh...) masalahnya Amerika sendiri terkenal dg negara yang.........terhadap negara2 berkembang. Btw...saya ngga ada maksud menambah kekhawatiran parents semua karena saya juga salah satu mom's yg juga masih tahap belajar dan ngga mau gegabah dalam hal ini. Salam, Ummi Nayla ============================================================== Pak Yandi wrote: wahh...setelah aku baca sekilas....jadi ragu nih khusus untuk vaksin yang di indo...masih mengandung thimerosal gak ya??? "Yes you are correct that Thimerosal has been removed from most childhood vaccines in the United States. I cannot speak to what vaccine Indonesia may be using." Reyna Miranda <[EMAIL PROTECTED]> 07/20/2005 02:09 PM Please respond to balita-anda@balita-anda.com To balita-anda@balita-anda.com cc Subject Re: [balita-anda] rangkuman tanggapan deadly immunity hehehehe.. betul sekali pak yandi... tapi kalo saya pribadi sih, lebih senang ikutin apa kata who aja.. selama belom ada bantahan dari mereka, ya insya Allah saya percaya aja.. untuk membuat satu vaksin aja kan mereka juga butuh waktu puluhan tahun.. uji coba dan penelitian mendetil sampai akhirnya boleh di annouce ke dunia persilatan ibu dan anak... masa iya mereka tega memberikan racun ke tubuh anak2 kita dan termasuk anak2 mereka? masa iya mereka senekat itu? mereka kan juga tidak mau mencoreng nama mereka sendiri demi kepentingan pabrik vaksin kan? logika aja sih saya pak.. heheheh menanggapi e-mail yang juga mengenai deadly immunity ini.. coba dilihat dipendapat salah satu parents berikut : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Nah, ada imel antivaksin lagi... ada beberapa bagian imelnya yang saya kurang sreg dan gatel untuk sedikit membahas. A. dari mana masuknya merkuri? merkuri pada dasarnya ada di sekeliling kita. jadi kita tidak bisa bilang bahwa SATU SATUNYA jalan masuk adalah via vaksinasi. Seharusnya yg menerangkan kimiawan agar lebih ilmiah. Tapi intinya, merkuri bisa masuk dari: 1. Vaksinasi dalam bentuk thimerosal. Ini merkuri model Ethylmercury. Belum banyak penelitian thd jenis ini. Tapi di banyak negara sudah tidak dipakai sebagai pengawet vaksinasi, akibatnya harga vaksinnya pun naik, krn selama ini thimerosal merupakan pengawet yang murah dan boleh dibilang terjamin keamanannya. 2. Yang berhubungan dengan amalgam. Saya katakan berhubungan, karena sepanjang yang saya tau, amalgam yg dijadikan penambal gigi itu sudah stabil. untuk keterangan panjang lebarnya mungkin bisa dilihat di: http://www.quackwatch.org/01QuackeryRelatedTopics/mercury.html 3. seafood. seperti kita ketahui, laut kita semakin lama semakin polusi, maka isi lautpun terkena imbasnya. Ikan yang posisinya di rantai makanan lebih keatas akan mengandung lebih banyak merkuri, begitu juga hewan laut yg berada di dasar laut seperti tiram. 4. Air. Karena polusi ada di mana² maka air tawar pun tidak luput dari kontaminasi logam berat, di antaranya merkuri. Contohnya, saya ingat bagaimana ketika saya masih kecil sedang bermain di sumber air, ada bapak2 dengan enaknya memasukkan mobilnya ke kolam sumber air yg cetek itu dan mulai mencuci mobilnya! Saya ingat juga ketika ikut meneliti air sungai di Jakarta, bagaimana kotornya air di sekitar daerah industri. Kalau dari mulai sumbernya saja sudah tercemar, tentunya bukan tidak mungkin isinya (ikan, udang) air tawar pun tidak luput dari pencemaran logam berat. 5. Udara, apalagi udara Jakarta amat sangat polusi. Pembuangan emisi dari mobil yang tidak tersaring, pembuangan dari pabrik, pembakaran sampah perumahan, semua itu mengandung logam berat. Polusi yang juga mengandung merkuri adalah asap rokok. Nah, jenis merkuri dari nomer 3-5 adalah metylmerkuri yang sudah banyak penelitiannya bahwa logam ini amat berbahaya bagi tubuh. B. Hair analysa. Disebutkan untuk mengetahui adanya merkuri dilakukan hair analysa. padahal sebetulnya metoda ini juga banyak 'bolongnya'. Sepanjang yang saya ketahui sampai saat ini tidak ada standard berapa kadar normal dalam hair analysa. Belum lagi saya mengetahui suatu penelitian dimana mereka mengirimkan bulu domba ke bbrp tempat yang mengaku bisa melakukan hair analysa, dan hasilnya berbeda-beda serta tak ada satupun yang tau bahwa yg mereka periksa bulu domba dan bukan rambut manusia. cerita lebih jauh tentang hair analysa bisa coba baca: http://www.quackwatch.org/01QuackeryRelatedTopics/hair.html C. tentang vaksin single dose. Saya jadi ingat kasus MMR versus single jabs di Inggris. Sejak adanya artikel dr Wakefield thn 98, rakyat Inggris banyak yg takut anaknya di vaksin MMR, vaksin yg diberikan oleh NHS (national health service) mereka. Banyak orang tua yang mampu memilih ke klinik swasta yg mengimport single jabs dari luar negeri. Ok, sampai sini masih OK.. mereka tetap memberikan vaksin walau krn single jabs jadinya anaknya lebih banyak menghadapi resiko terkena penyakit bila ada epidemi krn adanya jarak. Sampai tahun lalu ketika diketahui bahwa klinik² tersebut menyalahi tata laksana penyimpanan vaksin. Jadi semua pasien yg divaksin disana selama bertahun2 itu harus mengulang MMR!!! Nah, kalau kayak gini kan pasien rugi dua kali, niatnya untung malah buntung. D. Membagi Informasi adalah hal yang baik, tapi tergantung juga informasi yang mana. apalagi kalau hanya sekedar melakukan forward, yang hanya membuat orang panik, terus terang saya tidak melihat faidahnya. Contohnya menyebar info yang bernafas anti vaksin saat di sekitar kita terdapat epidemi sementara herd immunitynya kurang. E. Terakhir, terus terang saya koq bingung ya dengan beberapa orang tua yang anaknya menderita autis. karena sering kali emailnya membawa² Tuhan, tapi juga menyumpahi orang lain agar anaknya autis. Ini sudah kesekian kalinya saya lihat di milis2. Herannya, orang tua anak yg bermasalah yg lain (down syndrom, thalassemia, dll) tidak pernah seperti ini. Mungkin, ada baiknya para orang tua penderita autis mengunjungi support group atau kalau perlu ke psikiater, sehingga bisa berbagi duka, dan mengurangi stress. bila stress berkurang, efeknya tentu juga baik bagi si anak yang autis. Selamat berjuang & be smart! Triesti --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- ini dari dokter dan aktifis autis di belanda : Dear semuanya, Barangkali begini caranya untuk menyaring berita. Kita perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu autis. Penyebab autis hingga kini masih tidak diketahui, terus saja menjadi bahan perdebatan. Namun Saat ini sudah ada konsensus dunia dan sudah masuk ke dalam berbagai jurnal kedokteran, bahwa genetik membawa peranan besar. Artinya waktu anak itu lahir, dia sudah membawa BLUE PRINT dari kromosomnya yang menggariskan ia akan menjadi anak yang seperti apa. (Dongeng sedikit, beberapa kali saya bicara di forum-forum seminar, kongres dan diskusi sharing, banyak orang tua anak autis yang marah kalau saya menyampaikan hal ini, katanya: "kalau genetis, mana buktinya, kita orang tuanya engga ada yang autis kok". Engga begitu cerita, masalah autis bukan kayak kulit bule atau item, bapaknya bule ibu bule anak bakal bule. Gangguan autisme adalah gangguan majemuk, yang gangguannya bisa dibawa dari mana-mana generasi sebelumnya, dan kebetulan secara mozaik berada dalam kromosom berkumpul dalam anak tersebut). Oke, kalau itu setuju saya teruskan. Karena sejak tahun 1994 angka autisme meingkat hebat, ini gara-gara diluncurkannya kriteria diagnosa autisme DSM IV dari Amerika yang ternyata (seperti Dr Wati juga katakan), banyak False positive-nya. Apalagi autisme sebetulnya adalah kondisi yng sangat jarang, yaitu 4 dari 10.000 anak yang lahir. Tetapi saat balita, banyak anak yang perkembangannya mirip mirip autisme (anak late takler, anak visual learner, anak jenius, anak bergangguan processing informasi - CAPD namanya, anak mental retarded, dan gangguan perkembangan lainnya) semua cocok jika diconteng dengan kriteria autisme DSM IV tea. Lalu di dunia ini ahli autisme sangat jarang sekali, apalagi kalau memang negara itu tidak punya lembaga/rumah sakit khusus autisme. Gara-gara populernya dan gampangnya nyonteng kriteria autisme ini, maka angkanya meledak ledak sampai beritanya di US 1 : 150 (kalau tinggi begini tentunya negara itu sudah membuat tindakan pemberantasan autisme, ini kok departemen kesehatannya US engga?). Dan negara lain juga ikut-ikutan angkanya tinggi. (Sebetulnya di Eropa sudah diralat ralat terus terusan.... jangan menggunakan DSM IV untuk anak-anak sebab nanti anak bukan autisme ketimpa juga, karena anak balita tengah berkembang, tapi ada kelompok yang nguplek dalam intervensi dini malah minta diagnosa sedini mungkin, padahal kriteria untuk anak sedini mungkin itu susah banget membuatnya apalagi menegakkan diagnosanya kecuali yang parah banget). Sedang anak-anak yang mempunyai gejala autisme tetapi gejalanya tidak penuh dikelompokkan ke dalam PDDNOS dan satu payung dengan autisme dengan nama PDD, yang kemudian menjadi sebuah kontimum disebut autisme spektrum disorder (ASD). Nah karena dalam perkembangan anak itu sangat fluktuatif dan berubah-ubah terus, anak yang berada dalam kontinum itu tempatnya akan berubah-ubah, maka batas antara autisme beneran dan autis autisan sudah gak jelas lagi, jadi orang juga menjadi bingung sendiri, akhirnya diberi nama saja semua autisme, dan penanganannya juga bingung maka penanganannya ya kasih saja autisme semua. Jadi angka autisme jadi tinggiiiii banget karena yang autis autisan juga masuk (dan seringkali di atas 5 tahun ganti sarung bukan autisme lagi). (Refffoot ya ceritanya). Karena tadi dikatakan genetis, seharusnya hal ini juga bisa dibuktikan dengan penelitian biososiologi dan antropo-genetika, artinya dicari bagaimana gen itu turun temurun, tapi sampai sekarang susah diketemukan, karena autisme adalah sekumpulan gejala majemuk yang kombinasinya mozaik kebetulan berkumpul di satu anak itu. Jadi kombinasi itu datangnya dari mana-mana sulit diketahui, sebab kalau seseorang di atasnya (om tante, nenek uwak dlsb) hanya membawa satu kombinasi, maka ia bukan jadi autis sepentil atau secuil, tetapi gambarannya menjadi gangguan lainnya. Cara lain adalah dengan memeriksa DNA-RNA (faktor yang membawa sifat) dalam gen penderita autisme. Tapi sampai saya ikutan kongres internasional di Bld soal ini tahun lalu, seluruh ahli genetika yang meneliti ini belum bisa menemukan gen mana yang sesungguhnya berperanan. Karena sekali lagi, autisme adalah kumpulan gangguan yang majemuk dan mozaik. Mozaik artinya setiap anak penyandang autisme akan mempunyai gejala yang berbeda-beda, domain perkembangan apa yang parah dan ringan, dan pada facet apa... masing masing beda. Walau begitu para ahli genetika yakin bahwa masalah genetis lah yang membuat perkara, karena sudah banyak pengalaman di banyak negara negara di Eropa yang sudah mendirikan panti panti autisme sejak tahun 1930-an, dan literaturnya tersebar dalam bahasa bahasa Eropa berpuluhan tahun, menunjukkan bahwa autisme ini akan disandang seumur hidupnya. Karena penyebabnya sampai sekarang masih belum jelas, maka banyak orang ribuuuttt dengan penyebabnya. Sebab autisme ini sering tidak nampak nyata saat bayinya. Kecuali yang parah-parah banget dan mental retarded, berbagai gangguan fisiknya & psikologisnya bisa terlihat, jadi ada kelompok yang menuding penyebabnya dari luar, kayak teori otak keracunan makanan (Gut-brain pathway teori - yg sebetulnya teori kuno sudah dikubur dan kini dipakai rame rame oleh para pengobat natur), vaksin, obat-obatan, polusi, sampai sampai tambalan amalgam juga kena tuduh tanpa menjelaskan bahwa mercury yg digunakan dalam amalgam sudah berubah menjadi metal mercury yang gak mungkin lagi diserap tubuh. Artinya di dunia ini ada dua kelompok yang percaya pada penyebab, yaitu kelompok genetika, dan kelompok non genetika (makanan, polusi, obat, vaksin, dll). Mereka berkelahi nih. Sedang kelompok non genetika ini banyak juga kelompoknya masing masing akan bersitegang akan kebenaran "teorinya" (natur vs nurtur). Tapi ada juga kelompok lain, yang mengakui genetis tapi... kalau tidak ada pencetusnya katanya (makanan, vaksin, polusi dslb) maka autisme tidak akan muncul. Ada juga dokter yang mengkombinasi dengan pengetahuan kedokteran alternatif, kayak homeopathy, dokter ini dokter terapi alternatif, biasa yang dibicarakan adalah masalah gangguan sistem imunitas (ini adalah prinsip homeopathy). Kelompok non-genetika (nurtur) tadi wira-wiri saja kerjanya, dari satu teori nurtur satu ke teori nurtur lain. Hari ini bilang penyebabnya makanan, hari lain bilang penyebabnya vaksin, hari lain bilang penyebabnya polusi. Sampai saat ini semua teori penyebab non- genetika juga belum pernah ada yang bisa diterima oleh himpunan ahli- ahli dalam kedokteran, karena belum ada bukti empiriknya. Tetapi pasaran terapinya sudah rameee... buanyak banget,juga pencegahannya , yang akhirnya juga jadi kacau. Banyak yang menawarkan semua teori & pengobatan dicoba saja.... zoektocht... pencarian katanya (namanya juga orang tua demi anak apapun dilakukan tanpa terasa sudah melakukan abusing terhadap anaknya). Apalagi jika masyarakat banyak dicekoki oleh berbagai teori yang tak bertanggung jawab, dan menempatkan para orang tua sebagai korban medik... ya beres deh... orang tua yang bukan dokter, hanya dengan satu kasus anaknya yang juga belum tentu autis betulan (karena banyak salah diagnosa) bisa menjadi aktivis ini, bisa bikin gonjang ganjing dunia orang tua. Apalagi yang dokter, malah dikejar kejar jadi aktivis ini, lha.... soalnya ada bonusnya jeee... (dari pabrik nutrisi, food supplement, jenis vaksin baru, dlsb). Lagi pula modul modulnya untuk ini banyak, dibuat sengaja oleh koalisi koalisi itu dan dikirim, dicetak, dipublikasi untuk mencapai sasaran dan kehendaknya (politik, dagang obat alternatif, obat natur, food supplement, eksperimen gelap dimana tak terasa pasien dijadikan objek eksperimen tanpa bilang bilang... mau aja jee... wong bingung). Saya sudah bertahunan berkecimpung dalam masalah salah diagnosa dan penanganan autisme ini, seringkali ngenes banget, melihat dunia ini kok amburadul, kasihan para orang tua inosens, cuma dibikin bingung. Ah... ah....!Kenapa ya kok bisa begini? Salam, Julia Maria van Tiel ----------------------------------------------------------------------------------- nah.. kembali ke personal decision sih pak.. hehehehe silahkan menentukan yang terbaik aja untuk masa depan anak masing2.. :)) much love, reyna Yandi Dwiputra F wrote: >hehehe...mbak reyna...bukan cuma ikan aja mbak....tapi juga sayuran yang ditanam dilahan yang telah tercemar juga bisa.....so lebih selektif deh... >btw, kalo di tempatku kerja baik etil maupun metil merkuri tetap aja gak boleh mbak, yang ada pengkhususan cuma bromine aja mbak yaitu PBB (polybrominated biphenyl) dan PBDE (Polybrominated Diphenyl Ether)...:)) > > > > AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA UTARA !!! ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]