wah... uraiannya menarik sekali, kalau BBM naik saya gak masalah, tapi kalau SBY dibilang sebagai pembrantas korupsi??? itu baru tahap awal, karena sampai saat ini tidak ada satu pun pelaku korupsi yg benar2 diputus pengadilan bersalah dan dipenjara, semuanya masih proses..... gak jelas deadline-nya. dan gak semua kasus berani diungkap......
Pati Polri punya rekening milyaran???? (sekarang hilang.....) Pajak??? (udah nguap lagi..... sejak faisal basri dan KKG) Bea Cukai??? (apalagi...... sejak dapat urutan 2 terkorup.....) Kalau seperti Zhu di Cina (di bawah ada beritanya) baru kita bisa bilang sebagai pemimpin yang membrantas korupsi, sekarang sih cuma bermanis-manis ria aja... masih pura2 membrantas...... belum ada bukti....... salam, Fira Bangsa Ini Memerlukan Zhu Oleh: Asro Kamal Rokan (Republika Online) Xiao Hongbo telah dihukum mati pekan lalu. Delapan orang pacarnya -- yang dibiayai dalam kehidupan mewah-- mungkin hanya menangisi lelaki berusia 37 tahun. Tidak ada yang bisa membantunya. Deputi manajer cabang Bank Konstruksi China, salah satu bank milik negara, di Dacheng, Provinsi Sichuan, itu dihukum mati karena korupsi. Xiao telah merugikan bank sebesar 4 juta yuan atau sekitar Rp 3,9 miliar sejak 1998 hingga 2001. Uang itu digunakan untuk membiayai kehidupan delapan pacarnya. Xiao Hongbo satu di antara lebih dari empat ribu orang di Cina yang telah dihukum mati sejak 2001 karena terbukti melakukan kejahatan, termasuk korupsi. Angka empat ribu itu, menurut Amnesti Internasional (AI), jauh lebih kecil dari fakta sesungguhnya. AI mengutuk cara-cara Cina itu, yang mereka sebut sebagai suatu yang mengerikan. Tapi, bagi Perdana Menteri Zhu Rongji inilah jalan menyelamatkan Cina dari kehancuran. Ketika dilantik menjadi perdana menteri pada 1998, Zhu dengan lantang mengatakan, ''Berikan kepada saya seratus peti mati, sembilan puluh sembilan untuk koruptor, satu untuk saya jika saya melakukan hal yang sama.'' Zhu tidak main-main. Cheng Kejie, pejabat tinggi Partai Komunis Cina, dihukum mati karena menerima suap lima juta dolar AS. Tidak ada tawar-menawar. Permohonan banding wakil ketua Kongres Rakyat Nasional itu ditolak pengadilan. Bahkan istrinya, Li Ping, yang membantu suaminya meminta uang suap, dihukum penjara. Wakil Gubernur Provinsi Jiangxi, Hu Chang-ging, pun tak luput dari peti mati. Hu terbukti menerima suap berupa mobil dan permata senil ai Rp 5 miliar. Ratusan bahkan mungkin ribuan peti mati telah terisi, tidak hanya oleh para pejabat korup, tapi juga pengusaha, bahkan wartawan. Selama empat bulan pada 2003 lalu, 33.761 polisi dipecat. Mereka dipecat tidak hanya karena menerima suap, tapi juga berjudi, mabuk-mabukan, membawa senjata di luar tugas, dan kualitas di bawah standar. Agaknya Zhu Rongji paham betul pepatah Cina: bunuhlah seekor ayam untuk menakuti seribu ekor kera. Dan, sejak ayam-ayam dibunuh, kera-kera menjadi takut, kini pertumbuhan ekonomi Cina mencapai 9 persen per tahun dengan nilai pendapatan domestik bruto sebesar 1.000 dolar AS. Cadangan devisa mereka sudah mencapai 300 miliar dolar AS. Sukses Cina itu, menurut guru besar Universitas Peking, Prof Kong Yuanzhi, karena Zhu serius memberantas korupsi. Perang terhadap korupsi diikuti dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Zhu mengeluarkan dana besar untuk pendidikan manajemen, mengirim ribuan siswa belajar ke luar negeri, dan juga mengundang pakar bisnis berbicara di Cina. Kini, lihatlah apa yang terjadi di Indonesia. Pengangguran terus bertambah, anak-anak gadis dari desa terpaksa menjadi pe lacur di kota, lulusan SMU menjadi pengamen, anak-anak SD yang malu tidak dapat membayar uang sekolah, bunuh diri. Ratusan ribu orang tumpah ke kota-kota karena di desa tidak ada harapan. Ratusan ribu orang menjadi tenaga kerja di luar negeri, ditipu calo dan disiksa majikannya. Mereka adalah korban. Koruptor menghisap hidup mereka, bertahun-tahun tanpa ada yang menolong. Koruptor mengambil hak mereka atas tanah, hak mereka atas air, hak mereka untuk sekolah, hak mereka untuk berdagang, hak mereka untuk bekerja, hak mereka untuk mendapatkan layanan, hak mereka untuk kesehatan. Apalagi hak yang tersisa untuk orang-orang miskin itu? Pemerintah bukan penolong orang-orang miskin, terkadang mereka juga mengambil uang dari orang-orang miskin. Bangsa ini memerlukan orang seperti Zhu Rongji, bukan pesolek. Sebab, inilah keadaan utama Indonesia: Jatuhkanlah tiga buah batu dari pesawat udara di wilayah Indonesia, maka yakinlah satu di antara batu itu akan mengenai kepala koruptor! On Friday 30 September 2005 12:55 pm, Henry Leon Tai wrote: > Menyikapi kenaikan BBM, mari kita berfikir arif. Saya Sukarnois, so saya > lebih cinta terhadap negeri ini. SBY sudah berusaha keras menyelamatkan > negeri ini (Coba bandingkan dengan upaya-upaya apa yang pernah dibuat oleh > Presiden2 RI sebelumnya? Nol dan ngutang demi subsidi). Kalo BBM tidak > dinaikkan, lalu gaji pegawai negeri dibayar pake apa ? pake daun ? karena > uangnya digunakan untuk menutupi subsidi .. > > Namun perlawanan dari para Koruptor dan Mafia Judi begitu keras untuk > merusak upaya pemerintahan SBY menyelamatkan bangsa ini untuk menghabisi > penyakit2 negeri ini). Mereka mempermainkan BBM dan Dollar untuk merongrong > pemerintahan SBY. Selama ini Indonesia belum pernah punya pemimpin spt SBY > yang memiliki niat dan upaya untuk memperbaiki negeri ini. > ................delete.......................... -- Fira House Villa Indah Permai (VIP) Blok H14/11 Bekasi (+62 21) 888 77 968 [EMAIL PROTECTED] www.geocities.com/fira_house/clothing www.geocities.com/fira_house/publisher ================ Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]