Aku juga ngefans berat ama AA Gym.  tapi liat iklan itu aku sedikit kecewa 
aza :(
mungkin untuk sebagian orang yg hidupnya lumayan bisa bersabar.
tapi mereka yg hidupnya serba kekurangan, tidur beralaskan triplek yang 
isi rumahnya cuma ada dus buat nyimpen 1 piring n baju 1 stell (1 stell 
lagi dibadan).
kalo tripleknya diangkat keliatan kali dengan banyak tumpukan sampah dan 
kalo ujan bau kalinya semerbak tercium.
kira2 mereka bisa ga ya bersabar ????

sorry aku cuma curhat aja ... walaupun tidak mengubah keadaan :((

n mumpung mo puasa ... peace ahh ... mohon maaf kalo ada salah2 kata.


Wassalam
Bunda Alvero n Davina
yangpernahliatlangsungkehidupanorang2pinggirkalidiperkampunganliar 

 




[EMAIL PROTECTED] 
10/04/2005 02:51 PM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc
balita-anda@balita-anda.com
Subject
Re: [balita-anda] Fw: [FLP] kutipan: surat buat Aa Gym [Virus    Checked]






Sharing ya.......

Aku termasuk orang yang simpatik sama AA gym....
kalo aku sih berfikirnya ....karena orang indonesia banyak yang udah
kebakaran jenggot karena BBM mau naik (demo sana ,,demo sini)...bikin 
orang
tambah bingung....

Malah kehadiran AA di iklan tersebut menyejukan hati aku....karena dia
menenangkan masyarakat walaupun jalan keluarnya cuma bersabar dan yang 
saya
tangkap disitu bahwa kita harus legowo....bener juga yah pikir ku...toh
namanya rejeki itu kan yang ngatur kan yang diatas....kita pasrahin saja
lah sama Tuhan asal kita tawakal dan pasrah sama Tuhan ...mudah mudahan
hidup kita gak susah di jaman susah.....

Cheers,




  
                      [EMAIL PROTECTED]  
                                               To: 
balita-anda@balita-anda.com 
                      04/10/2005 03:21         cc:   
                      PM                       Subject:  Re: [balita-anda] 
Fw: [FLP] kutipan: surat buat 
                      Please respond to         Aa Gym [Virus Checked]     
 
                      balita-anda  
  
  




Aku pas liat iklannya juga heran.
kok aa' mau ya bintangin iklan beginian ???? :((




"wiwi williyanti" <[EMAIL PROTECTED]>
10/04/2005 12:13 PM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
"balita-anda" <balita-anda@balita-anda.com>
cc

Subject
[balita-anda] Fw: [FLP] kutipan: surat buat Aa Gym






saya dapat dari temen....tapi blm sekalipun liat iklannya.....

ada yg sudah liat iklannya???????????
----- Original Message -----
From: "astri_taat" <[EMAIL PROTECTED]>
To: "Wiwi Wiliyanti" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, October 04, 2005 9:14 AM
Subject: Fw: [FLP] kutipan: surat buat Aa Gym


>
> ----- Original Message -----
> From: "nugroho_dp" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Tuesday, October 04, 2005 8:49 AM
> Subject: [FLP] kutipan: surat buat Aa Gym
>
>
> Surat Terbuka Untuk Aa Gym
> Publikasi 03/10/2005
>
> hayatulislam.net - Yth KH Abdullah Gymnastiar
>
> Bismillâhirrahmânirrahîm
>
> Assalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh,
>
> Bagaimana kabarnya Aa? Semoga Aa dan keluarga dalam keadaan sehat wal
> afiat, dan tidak ikut mengantri minyak tanah ataupun premium apalagi
> pertamax, seperti rakyat kebanyakan.
> Aa yang dimuliakan Allah,
>
> Saya termasuk orang yang sering menikmati ceramah Aa. Di televisi,
> radio
> ataupun rekamannya. Tulisan-tulisan Aa juga sering saya baca. Ceramah
> Aa
> itu ringan, enak disimak dan menyejukkan. Sampai-sampai banyak kaum
> non-muslim yang juga ikut mengagumi Aa. Bahkan teman-teman di Jaringan
> Islam Liberal juga menjadikan dakwah Aa sebagai teladan. Kata mereka,
> dakwah Aa sejuk tidak `brangasan' seperti FPI ataupun MUI yang
> mengeluarkan fatwa yang membakar jenggot mereka. Aa memang bisa
> merangkul
> banyak kalangan.
>
>
> Tapi beberapa hari ini saya bingung dengan sikap Aa. Itu terjadi
> setelah
> saya menyimak sebuah iklan layanan masyarakat (?) tentang BBM -mungkin
> tepatnya layanan pemerintah- yang memakai Aa sebagai narasumber. Di
> tengah
> gejolak menolak kenaikan harga BBM, Aa meminta rakyat tetap bersabar
> dan
> mau berkorban. Mungkin Aa mau bercerita behind the scene, apakah
> naskah
> yang Aa baca itu pesanan pemerintah, atau Aa sendiri memang
> menyampaikannya dari lubuk hati Aa yang paling dalam?
>
> Terus terang iklan itu buat saya jadi tidak menyejukkan. Iklan itu
> terlalu
> menyederhanakan masalah; apa iya kenaikan BBM cukup dihadapi dengan
> bersabar? Saya percaya Aa juga ikut menyimak dari koran dan televisi
> ihwal
> kesusahan rakyat akibat kenaikkan BBM. Sebelum BBM naik saja, rakyat
> sudah
> menderita. Ibu-ibu mengantri berjam-jam hanya untuk bisa membeli 5
> liter
> minyak tanah. Tetangga saya, seorang pedagang pecel dan gorengan,
> harus
> berkeliling ke beberapa RW, menggapai dari pengecer ke pengecer untuk
> mendapatkan satu jerigen saja untuk keperluan dagang. Ketika ada
> harganya
> pun sudah 2 ribu rupiah perliter. Ia terpaksa membeli, kalau tidak
> berarti
> tak ada dagangan dan tak ada pemasukan.
>
> Aa yang budiman,
>
> Saya juga percaya Aa tahu bahwa kalau harga BBM naik itu berarti
> mendongkrak harga barang-barang yang lain. Tarif angkutan sudah pasti
> naik. Tidak tanggung-tanggung, ORGANDA minta menaikkan tarifnya 40
> persen.
> Ongkos angkot yang jarak dekat, semula Rp 1200,- menjadi Rp 1700,-.
> Beras,
> misalnya, sudah melejit jauh sebelum pengumuman kenaikan BBM. Belum
> lagi
> listrik. Mungkin Aa baca kalau tahun depan PLN sudah akan menaikkan
> tarif
> listrik secara berkala. Itu semua berarti pengeluaran tambahan,
> sementara
> pendapatan rakyat belum tentu bertambah. Artinya, jumlah orang miskin
> akan
> terus bertambah. Seperti kata Pak Alwi Shihab, Menko Kesra RI, jumlah
> orang miskin bertambah 10-15%.
>
> Sementara itu dana kompensasi BBM yang dikucurkan pemerintah Aa tahu
> sendiri kan, gimana jadinya? Sudahlah tak memadai juga tidak
> menjangkau
> semua orang fakir miskin. Saya bingung, bagaimana satu keluarga bisa
> hidup
> dengan tambahan uang sebesar 100 ribu rupiah perbulan? Sekedar
> cerita,
> ada
> tetangga saya yang benar-benar mengandalkan hidup dari dana
> kompensasi
> itu
> karena suaminya sudah tak bekerja lagi. Kalau dihitung-hitung, berarti
> keluarga itu harus hidup dengan uang sebesar 3 ribu rupiah perhari.
> Itu
> sama dengan satu kali jatah makan saya di warteg yang sederhana.
> Menunya
> nasi sepiring, 2 potong tahu, sayur, dan 2 potong gorengan. Kalau di
> Dapur
> Teteh entah bisa dibelikan apa uang sebesar itu.
>
> Aa juga tahu kan anak-anak harus sekolah. Karena muslim tak boleh
> bodoh
> dan malas. Tapi bagaimana bisa menyekolahkan anaknya kalau uang tak
> ada?
> Dana BOS dari pemerintah hanya cukup dipakai membayar SPP. Lalu
> bagaimana
> dengan seragam sekolah, alat-alat tulis, tas, dan buku-buku
> pelajaran.
> Itu
> susah untuk terbeli. Aa juga pasti tahu kan kalau para guru rajin
> betul
> menjual aneka buku pelajaran kepada para murid. Alasannya untuk
> menambah
> kesejahteraan mereka.
>
> Belum lagi kalau sakit, A, berat. Memang ada jaminan kesehatan bagi
> keluarga miskin. Tapi bagaimana kalau yang sakit parah, harus opname,
> obat-obatnya mahal. Apakah ada jaminan dari pemerintah? Bagaimana juga
> kalau yang sakit adalah tulang punggung keluarganya, sang ayah? Siapa
> yang
> harus mencari nafkah dan siapa yang harus menemani sang ayah di rumah
> sakit?
>
> Saya bersyukur Allah masih berkenan memberi saya kecukupan rizki, sama
> seperti kepada Aa (malah mungkin rizki Aa lebih baik dari saya).
> Ketika
> BBM dan segala lainnya naik, saya berusaha bersabar dan hidup (makin)
> berhemat. Tapi buat tetangga-tetangga saya yang miskin, mereka
> bingung
> A,
> apa yang mau dihemat?
>
> Maka apa cukup menghadapi kenaikan BBM dengan bersabar, A? Bukankah
> rakyat
> harus tahu kenapa kita yang katanya kaya minyak kok harus menjual BBM
> dengan harga mahal? Kenapa juga kaya minyak kok harus mengimpor
> minyak?
> Dulu sewaktu Pertamina kaya raya kok rakyat tidak merasakan
> sejahtera,
> ya
> A? Tapi begitu pailit (itu juga katanya) rakyat diajak "bersabar dan
> berkorban", seperti anjuran Aa.
>
> Kalau kepala kita benjol kejedot pintu bersabar adalah jawabannya.
> Tapi
> bagaimana kalau benjolnya karena dipukul orang, padahal kita tak
> bersalah?
> Rasanya kita harus menuntut keadilan atas pemukulan tersebut ya, A?
> Karena
> kan sabar itu bukan berarti diam dan pasrah, tapi juga menuntut hak
> kita.
> Kata Imam an-Nawawi dalam kitab Riyadush Shalihin bab Sabar -saya
> percaya
> Aa sering membacanya-, sabar itu ada tiga macam; sabar, menghadapi
> musibah, sabar menghadapi kemaksiatan, dan sabar mengerjakan ketaatan.
> Nah, menghadapi pemimpin yang suka memiskinkan rakyat termasuk sabar
> menghadapi kemaksiatan ya, A? Artinya, rakyat harus menuntut hak-hak
> mereka yang sudah dihalangi oleh pemerintah.
>
> Pak Revrisond Baswir yang ekonom pernah menulis artikel Mengapa
> Masyarakat
> (Perlu) Menolak Kenaikan BBM? Beliau bilang alasan kenaikan harga BBM
> yang
> diberi pemerintah kepada masyarakat itu manipulatif dan menyesatkan.
> Ih,
> ngeri betul ya A ada orang yang suka bohong, apalagi membohongi
> rakyat.
> Kata beliau salah satu alasan kenaikan harga BBM adalah untuk
> liberalisasi
> ekonomi.
>
> Menurut beliau negara Indonesia sudah terikat perjanjian dengan IMF
> untuk
> melaksanakan konsensus Washington, untuk menjalankan ekonomi liberal.
> Sebagai unsur dari agenda Konsensus Washington, tujuan utama kebijakan
> peniadaan subsidi BBM pada dasarnya adalah untuk memperbesar peranan
> mekanisme pasar dalam penyelenggaraan perekonomian Indonesia.
>
> Pada tahap selanjutnya, sejalan dengan dilakukannya unbundling PT
> Pertamina, sebagaimana terungkap dalam Undang Undang (UU) Minyak dan
> Gas
> No. 22/2001, kebijakan tersebut diharapkan dapat merupakan insentif
> bagi
> para investor pertambangan untuk menanamkan modal mereka di Indonesia.
> Sebagaimana diketahui, sudah sejak lama perusahaan-perusahaan
> multinasional yang bergerak dalam bidang pertambangan minyak dan gas,
> seperti Exxon Mobil, Chevron Texaco, BP Amoco Arco, Total Fina Elf,
> dan
> Shell, sangat berhasrat untuk memperluas wilayah kerja mereka di
> Indonesia.
>
> Padahal, sesuai dengan UU Pertambangan Minyak dan Gas No. 44 Prp/
> 1960
> dan
> UU Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara No. 8/1971,
> perusahaan-perusahaan multinasional tersebut hanya diperkenankan
> berperan
> sebagai kontraktor dalam proses eksplorasi minyak dan gas di
> Indonesia.
> Itu artinya, kenaikkan harga BBM akan memuluskan neokolonialisme. Ih,
> masa
> iya kita masih mau dijajah ya, A?
>
> Masih kata Pak Revrisond, subsidi apapun yang diberikan pemerintah
> selama
> ini banyak yang salah sasaran. Solusinya bukan menghilangkan subsidi
> secara total, tapi melakukan koreksi sistematis atas mekanisme subsidi
> tersebut. Logika yang dipakai Pak Revrisond, apakah karena dalam
> pemerintahan banyak korupsi lalu kita bubarkan pemerintahannya?
> Jawaban
> Aa
> kira-kira bagaimana?
>
> Pak Revrisond juga bilang kalau negara ini sebenarnya masih surplus
> uang
> hasil penjualan minyak. Proyeksi impor migas Indonesia katanya US$
> 11,
> 3
> milyar sedangkan ekspor migasnya malah lebih besar, US$ 19,7 milyar.
> Berarti kan masih ada untung, ya A? Kok bisa dibilang tekor sih?
>
> Aa yang berhati mulia,
>
> Rasanya rakyat sudah kelewat bersabar, malah cenderung cuek. BBM mau
> naik
> berapapun rakyat akan terima, meskipun mereka tahu hidup mereka bakal
> makin susah. Yang berdemo kan cuma mahasiswa. Wakil rakyat saja juga
> setuju kenaikan harga BBM, termasuk dari partai-partai Islam yang
> menjanjikan keadilan dan kesejahteraan. Jadi anjuran bersabar dari Aa
> saya
> khawatirkan malah menyinggung hati rakyat miskin. Dianggap selama ini
> nggak bersabar, padahal mereka punya stok kesabaran yang masya Allah.
> Kalau cacing saja diinjak menggeliat, tapi orang Indonesia malah
> pasrah.
>
> Aa, menurut saya anjuran sabar itu ada baiknya ditujukan kepada
> presiden,
> menteri-menteri dan pejabat negara juga wakil rakyat. Ajaklah mereka
> bersabar untuk tidak menaikkan harga BBM apalagi meminta kenaikan
> gaji,
> atau ingin ngelencer ke daerah atau keluar negeri. Minta juga mereka
> untuk
> bersabar tidak melakukan korupsi dan mau bagi-bagi uang kepada rakyat.
> Waktu mereka minta kenaikkan gaji sebenarnya umat ingin mendengar
> teguran
> Aa supaya para pejabat itu malu pada diri sendiri dan bisa menjaga
> hati.
>
> Aa yang ganteng,
>
> Dalam iklan itu Aa juga minta rakyat berkorban. Saya lagi-lagi
> bingung,
> apa lagi yang mau dikorbankan? Soalnya hidup saja sudah susah. Ada
> tetangga saya yang tidak mampu beli beras miskin (raskin) padahal
> harganya
> hanya seribu rupiah perliter. Ada supir angkot yang curhat pada istri
> saya
> bahwa ia harus minjem beras 3 liter untuk makan keluarganya. Ada juga
> tetangga ibu saya yang hampir tiap hari minjem beras pada tetangga
> untuk
> makan. Jadi, buat rakyat miskin, apa lagi yang harus dikorbankan, A?
> Apakah perasaan dan harapan yang kini hanya itu yang mereka punya juga
> harus ikut dikorbankan? Maksudnya, mereka tidak usah berharap bisa
> hidup
> sejahtera di dalam negeri yang alamnya kaya raya ini? Mohon
> diterangkan
> pada kami yang bodoh ini A.
>
> Apa sebaiknya anjuran berkorban itu ditujukan kepada para pejabat
> negara,
> A? Karena hidup mereka kan selalu makmur. Para pejabat itu kan banyak
> yang
> hidup dari fasilitas negara. Mereka tidak terlalu pusing soal harga
> BBM
> naik, toh mereka ada jatah dari negara. Rasanya mereka itu yang pantas
> berkorban untuk rakyat. Cobalah Aa dengan tim MQ membuat iklan layanan
> masyarakat yang menghimbau pejabat untuk berkorban, rela dipotong
> gajinya
> untuk disumbangkan kepada fakir miskin, tidak memakai fasilitas negara
> kecuali untuk urusan dinas. Kalau kami yang bicara rasanya tidak
> terlalu
> didengar. Kami hanya bisa berdemo dan berdoa. Tapi Aa kan bisa bicara
> seperti itu di televisi, di radio dan menulis di buku.
>
> Aa Gym yang pandai menjaga hati,
>
> Saya pernah membaca sebuah hadits dari Imam ath-Thabrani yang
> berbunyi,
> "Barangsiapa yang melihat penguasa yang zhalim, yang menghalalkan apa
> yang
> diharamkan Allah, melanggar janji Allah dan menyalahi RasulNya,
> berbuat
> kejam dan aniaya terhadap hamba-hamba Allah dengan sewenang-wenang
> dan
> ia
> tidak mau mengubah dengan kata-kata dan perbuatan, maka pantaslah
> Allah
> memasukkannya ke tempat yang telah disediakan Allah baginya (neraka)."
>
> Imam at-Tirmidzi juga meriwayatkan, "Akan datang penguasa fasik dan
> zhalim, maka barangsiapa percaya kepada kebohongannya dan membantu
> kezhalimannya, maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari
> golongannya, dan dia tidak akan masuk surga."
>
> Wah, ngeri ya A? Bagaimana dengan pemerintah RI ini? Kata mantan Menko
> Ekuin dan Ketua Bappenas Kwik Kian Gie, yang namanya subsidi BBM
> sebenarnya tak pernah ada. Artinya itu bohong. Bagaimana ini A? Lalu
> apa
> pantas ya A para pejabat negara ini hidup makmur dengan penghasilan
> yang
> berlimpah plus fasilitas negara, sedangkan rakyatnya banyak yang
> miskin.
> Malah ada yang busung lapar. Itu namanya zhalim kan, ya A. Betul
> begitu
> kan? Mohon dikoreksi bila salah.
>
> Saya terus terang jadi ngeri kalau termasuk ke dalam golongan yang
> disebut
> dalam dua hadits di atas. Sudahlah amal ibadah saya banyak cacatnya,
> ditambah membantu kezhaliman lagi. Amit-amit, na'udzubillahi min
> dzalik.
>
> Aa Gym yang tinggal di Bandung,
>
> Sebenarnya saya mau menulis banyak kepada Aa. Tapi saya sudah ngantuk
> dan
> capek memikirkan perilaku para pemimpin di negeri ini. Mereka itu
> merasa
> pelayan rakyat atau pemilik negara ini, ya A? Kalau pelayan seharusnya
> berusaha mensejahterakan rakyat, bukannya menambah kesengsaraan
> rakyat.
>
> Saya berharap Aa senang menerima surat ini, tidak tersinggung, apalagi
> merasa digurui. Kalau ada sesuatu yang dirasa menyinggung hati Aa
> anggaplah itu bagian amar ma'ruf nahi mungkar. Karena katanya sekarang
> banyak dai yang lebih senang amar ma'ruf (menyuruh orang berbuat baik)
> tapi segan ber-nahi mungkar alias mencegah kemungkaran. Karena memang
> nahi
> mungkar itu berat, ya A? Orang bisa tersinggung kalau dibilang
> mungkar.
> Padahal seperti kata Aa kita tidak boleh menyinggung hati orang dalam
> berdakwah. Tapi saya susah melakukan itu. Apalagi kalau melihat
> pemimpin
> yang bebal dan suka membodohi rakyat. Huh hati saya panas.
>
> Ah, sudah dulu ya A saya mohon pamit. Sekali lagi mohon maaf atas
> kelancangan surat ini. Salam untuk keluarga dan seluruh santri Darut
> Tauhid. Kapan-kapan saya ingin menjajal makanan di Dapur Teteh yang
> katanya enak itu, tapi kalau ada uang. Soalnya saya biasa makan di
> warteg
> dekat kantor. Murah, seporsi hanya 3 ribu sampai 5 ribu rupiah. Lebih
> dari
> itu rasanya berat buat saya, dan nggak tega melihat orang makin susah
> di
> jaman ini. Ah, sudah dulu, nanti nggak ada habisnya. Jazakallah
> khairan
> katsira.
>
> Wassalâmu'alaikum Warahmatullâhi Wabarâkâtuh
>
> M. Iwan
>


Kirim email ke