Selasa, 11 Oktober 2005 Takut Menular Pada Bayi
Tanya: Dokter yang terhormat, Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan : 1. Apa benar pada ibu yang masih menyusui kalau sedang sakit (pusing, batuk, pilek) tidak akan menyusui (memberikan ASI-nya) karena takut akan menular pada bayi? 2. Benarkah jika sudah beberapa hari tidak menyusui (karena saya sakit), kualitas ASI menjadi tidak bagus (basi)? 3. Susu formula yang sudah diseduh (siap minum) berapa lama bertahan? Biasanya kalau bepergian dari rumah saya membawa susu yang sudah diseduh dan saya minumkan pada bayi tiga jam kemudian. Apa hubungannya dengan kembung yang dialami anak saya? Atas jawabannya saya ucapkan terima kasih. Eli Maryati Jl SD Inpres RT 004/03 No 86 A Kelurahan Rambutan Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur Jawab: 1. Tidak benar bila ibu menghentikan pemberian ASI. Pada keadaan pusing, batuk, pilek biasa, ibu tidak akan kekurangan ASI karena ASI akan terus diproduksi asal bayi tetap menghisap. Namun, ibu harus makan dan minum yang cukup disertai keyakinan akan mampu memberi ASI yang cukup. Sedangkan penularan batuk pilek dapat dicegah/diperkecil kemungkinannya dengan menggunakan masker/pelindung. Hindari kontak terlalu dekat dengan bayi saat batuk, bersin, atau bicara berhadap-hadapan. Hindari mencium bagian muka bayi. Usahakan ibu tidak tidur berhadap-hadapan dengan bayi dalam satu tempat tidur. Bila perlu tidur berlainan kamar. 2. Pada dasarnya kualitas ASI seorang ibu yang sudah sehat adalah baik. Tidak usah mencemaskan mengenai kualitas ASI hanya dengan melihat encer atau kentalnya air susu yang dikeluarkan. Sekali lagi, ibu harus makan dan minum yang cukup untuk memproduksi ASI yang cukup, disertai keyakinan akan mampu memberikan ASI yang cukup. Secara umum, apa yang dimakan ibu, baik sambal yang pedas atau buah-buahan asam, tidak akan mempengaruhi kualitas ASI untuk bayi sehat. Beberapa ahli juga mengatakan bahwa kalau ibu sedang mengonsumsi obat, seperti halnya antibiotik, itu tidak akan berpengaruh buruk terhadap bayi karena sari yang masuk ke ASI hanya dalam jumlah sangat kecil. Namun, ada beberapa obat yang mungkin bisa merusak bayi. Sebagai contoh obat antitiroid yang bisa menekan kelenjar tiroid bayi atau obat penenang yang bisa memungkinkan bayi mengalami diare. Hanya ibu yang mengalami gizi kurang yang sangat berat yang tidak mampu menyusui. Ibu dengan gizi kurang yang ringan tetap dapat menyusui dengan kualitas ASI yang tetap baik. Agar tetap sehat dan mampu menyusui, perlu diberikan makanan tambahan untuk ibu yang menyusui. Menyusui kembali setelah berhenti sementara dapat dilakukan dengan teknik relaktasi yang mendukung dan memotivasi ibu untuk menyusui siang dan malam. karena makin sering bayi menghisap ASI, maka akan makin banyak produksi ASI. Tak terbantahkan ASI memiliki manfaat luar biasa untuk bayi. Jika bayi disusui secara eksklusif dengan ASI, ia menjadi anak yang lebih kebal terhadap serangan penyakit ketimbang bayi yang disusui dengan susu formula. Sehingga dalam keadaan darurat bencana sekalipun, ibu harus tetap menyusui untuk menyelamatkan kehidupan bayi. Karena menyusui merupakan satu-satunya cara pemberian makanan yang paling aman dan optimal. Disamping itu, menyusui menjamin hubungan emosional yang tak terpisahkan antara ibu dan bayi sebagai satu kesatuan biologis dan sosial. 3. Bila disimpan pada suhu kamar, ASI bertahan sampai 6 jam. Kalau disimpan di lemari es, bisa bertahan sampai 24 jam. Susu formula yang sudah diseduh dan terbuka, paling lama 3 jam saja karena bila lebih lama besar kemungkinan tercemar/terkontaminasi sehingga bisa menyebabkan berbagai gangguan perut si bayi. Pembuatan susu formula di rumah tidak menjamin itu bebas dari kontamimasi oleh mikroorganisme patogen. Berdasarkan penelitian, banyak susu buatan yang terkontaminasi mikroorganisme. Kejadian alergi susu sapi pun sangat sering ditemukan. Selain gejala muntah, kolik, diare, perdarahan gastrointestinal, sumbatan usus, perut kembung, juga bisa menimbulkan gejala seperti rinorea, urtikaria, dan renjatan. Minum air susu dapat melelahkan bayi, maka berikan pada porsi yang kecil tetapi sering, jadwal minum bebas. Bayi harus sering disendawakan untuk mengeluarkan udara yang tertekan dan dapat menimbulkan perut kembung dan muntah. Periksa juga apakah mulut bayi tidak sepenuhnya rapat sewaktu menghisap puting ibu karena hal itu juga dapat menyebabkan perut kembung. Menyusui bayi kadang-kadang tidak mungkin dilaksanakan karena terdapat kelainan atau penyakit, baik pada bayi atau ibu. Mungkin hanya untuk sementara atau mungkin juga seterusnya. Misalnya, bila bayi sakit berat sehingga tidak mampu menghisap, stomatis yang berat, dehidrasi dan asidosis, bronkopneumonia, meningitis, ensefalitis. Bila ibu mempunyai kelainan pada puting payudara sehingga tidak memungkinkan menyusui. Dalam hal-hal tersebut ASI masih bisa diberikan dengan sonde atau sendok. (dr Toniman Sp.A RSPP ) http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=216710&kat_id=204