Saya jadi pengin nimbrung nih. Sedikit cerita, dulu waktu saya masih
kuliah, Menteri Kependudukan dan Ka. BKKBN (Pak Haryono Suyono waktu
itu) pernah berkunjung ke kampus kami dalam rangka memberikan kuliah
umum (Riefna inget nggak ?). Topiknya ya seputar masalah kependudukan,
gitu. Sempat juga dibahas masalah dilema ibu bekerja. Waktu itu ada
peserta yang menanyakan, kurang lebihnya bagaimana komitmen pemerintah
dalam memberikan dukungan kepada ibu bekerja untuk menyusui bayinya
secara eksklusif. 
Pertanyaan itu dilatarbelakangi kenyataan bahwa :
- Tanggung jawab untuk pengasuhan, terutama dalam pemberian ASI kepada
bayi, selama ini hanya dibebankan ke pundak ibu. Padahal ibu yang
bekerja jelas punya tanggung jawab yang lebih berat daripada yang tidak
bekerja. (Hal ini mohon dilepaskan dari permasalahan kenapa ibu itu
harus bekerja ).
- Lingkungan kerja pada umumnya tidak memberikan dukungan yang cukup
kepada ibu bekerja yang harus menyusui anaknya. Misalnya, cuti
melahirkan hanya diberikan maksimal 3 bulan (untuk sebelum dan sesudah
melahirkan) sehingga kurang waktu untuk memberikan ASI eksklusif, tidak
adanya tempat penitipan bayi, dll.

Hal-hal ini jelas kontradiktif dengan komitmen pemerintah dalam
peningkatan mutu SDM, apalagi dengan kampanye ASI eksklusif. Sayang
sekali, sampai saat ini keadaan tidak jauh berbeda. Komitmen pemerintah
dalam hal ini belum nampak. Yang ada dari hari ke hari hanya ibu-ibu
bekerja yang bingung ke mana harus menitipkan bayinya.

Eva Kurnia Damayanti
Sisfo Kandatel Bandung
Telp : 022-4540170
Fax  : 022-437595



Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik:
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet


Kirim email ke