Salam,

Maaf, tapi untuk point dua (2) saya kurang setuju karena berdasarkan pengalaman istri 
saya, dan dokter dia, (kebetulan istri saya juga orang farmasi, jadi sedikit tahu), 
ibu hamil tidak semestinya makan dengan asumsi untuk dua orang. Memang kuantitas perlu 
ditingkatkan tapi jangan terlalu banyak. Secukupnya saja dan selaparnya saja. Sebab, 
resiko bayi terlalu besar juga bukan sesuatu yang bisa dianggap ringan-ringan saja. 
Dan memang, saya pikir, yang penting gizi dan nutrisi untuk janin dan ibu tercukupi, 
dan terutama DHA, yang didapat dari ikan atau susu seperti PRENAGEN, karena kalo 
makanan ibu kurang DHA, DHA dari otak ibu akan diambil untuk diberikan kepada 
janinnya, apalagi setelah ibu nanti menyusui. ASI adalah makanan yang kaya DHA. Jadi, 
jika ibu kurang makan DHA, DHA dari otaknya akan diambil untuk asi-nya. Akibatnya, 
kecerdasannya sedikit berkurang dan untuk mengembalikannya perlu waktu sekitar dua 
tahun. Toh, kalau orang tua bilang, lebih baik membesarkan anak di luar kandungan 
daripada di dalam rahim. Belum tentu bayi yang lahir dengan bobot 2,8 nantinya lebih 
kecil daripada bayi yang lahir dengan bobot 3,5 kg. Buktinya saya dan kakak ipar saya. 
Saya lahir dengan bobot 3,4 kg, tinggi badan saya cuma 170 cm. Kakak ipar saya lahir 
dengan bobot 2,7 kg, tinggi badannya 188 cm. Jadi, sama sekali bukan alasan khan? 
Bobot bayi sehat minimum adalah 2,5 kg. Tapi sekarang rata-rata di atas 3 kg. Dan bila 
sudah mencapai 3 kg itu berarti memang sudah baik sekali. OK. begitu saja. 

Salam.


Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet




Kirim email ke