> From: NGSCOM <[EMAIL PROTECTED]>
>
> Masyarakat perlu mewaspadai pnemonia. Penyakit itu ternyata merupakan
> pembunuh
> balita nomor satu. Menurut data Unicef, tak kurang dari 12 juta bayi di
> dunia
> meninggal tiap tahun, 33,7 persen atau empat juta di antaranya akibat ISPA
>
> (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yang sebagian besar berupa pnemonia.
>
> Peringatan itu mengemuka dalam pertemuan media massa, kelompok profesi dan
>
> organisasi sosial dengan Dirjen Pembinaan Pers dan Grafika (PPG)
> Departemen
> Penerangan Drs Dailami dan Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan
> Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPM dan PLP) Departemen Kesehatan dr
> Achmad
> Sujudi, Kamis (4/2).
>
> Menurut Achmad Sujudi, di Indonesia ada 150.000 balita kehilangan nyawa
> tiap
> tahun atau satu tiap empat menit akibat pnemonia. Untuk itu ditetapkan
> sasaran
> Pelita VI angka kematian karena pnemonia bisa turun dari enam per 1.000
> balita
> menjadi empat per 1.000 balita.
>
> Ia mengungkapkan, hasil survei fasilitas kesehatan di Jawa Barat, Sulawesi
>
> Selatan, dan Sumatera Selatan tahun 1995 menunjukkan, hanya tiga persen
> ibu
> mengetahui kapan anaknya yang terkena ISPA harus berobat. Padahal 79
> persen
> antibiotika tersedia di Puskesmas.
>
> Selain itu, diakui AKB (angka kematian bayi) di Indonesia masih tinggi.
> Tahun
> 1996 tercatat 54 per 1.000 kelahiran hidup. Bandingkan dengan AKB
> Singapura
> yang hanya 4 per 1.000 atau Malaysia 11 per 1.000. Bahkan AKB Myanmar
> sudah
> lebih rendah, yaitu 49 per 1.000 atau Vietnam 38 per 1.000.
>
> Disebabkan kuman
>
> Menurut dr Mardjanis Said yang bertindak sebagai narasumber, ISPA
> dibedakan
> menjadi dua, ISPA atas dan ISPA bawah. Contoh ISPA atas adalah radang
> tenggorokan yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini tak memerlukan
> antibiotika, penderita cukup diberi obat penurun panas (parasetamol),
> banyak
> minum serta diberi obat tradisional seperti campuran jeruk nipis dan
> kecap.
>
> Sedang contoh ISPA bawah adalah pnemonia yang bisa disebabkan kuman
> Streptococcus pneumoniae (40 persen) atau Haemophilus influenzae tipe B
> (20
> persen). Penyakit ini perlu diobati dengan antibiotika. Jika masih ringan
> bisa
> diberi kotrimoksazol atau amoksisilin. Kalau sudah berat harus diobati
> dengan
> kloramfenikol. Pemberian obat dilakukan oleh dokter.
>
> Menurut Mardjanis, penderita pnemonia selain menunjukkan tanda-tanda umum
> seperti batuk, pilek, panas, kadang-kadang disertai muntah atau diare,
> juga
> menunjukkan tanda khusus yang perlu diperhatikan, yaitu napas sesak dan
> napas
> cepat. Napas sesak ditandai dengan tarikan dinding dada bagian bawah ke
> dalam.
> Sedang napas cepat adalah lebih dari 60 kali per menit pada bayi kurang
> dari
> dua bulan, lebih dari 50 kali per menit pada usia dua bulan sampai satu
> tahun,
> serta lebih dari 40 kali per menit pada anak usia lebih dari satu tahun.
>
> "Penyakit ini perlu diwaspadai karena bersifat akut. Jika tak segera
> dirawat
> dan diobati dengan baik ketika tanda-tanda itu muncul bayi bisa tak
> tertolong.
> Kejadiannya sangat cepat, hanya dalam hitungan hari. Karenanya jika balita
>
> batuk pilek disertai napas sesak dan napas cepat, perlu segera dibawa
> berobat
> ke sarana kesehatan," jelas Mardjanis.
>
> Pemicu pnemonia antara lain paparan asap baik dari tungku atau rokok,
> lingkungan yang kumuh dan kepadatan tempat tinggal sehingga kurang
> sirkulasi
> udara, kebiasaan membedong dengan ketat sehingga menyebabkan gangguan
> bernapas
> pada bayi.
>
> Sementara faktor risiko yang dapat meningkatkan angka kematian balita
> akibat
> pnemonia antara lain usia di bawah dua bulan, tingkat sosial ekonomi
> rendah,
> kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR), tingkat pendidikan ibu
> rendah,
> tingkat jangkauan pelayanan kesehatan rendah, imunisasi tidak lengkap
> serta
> menderita penyakit kronis. Mardjanis menambahkan, di RSCM ada 25-30 persen
>
> kasus pnemonia yang didapat pasca-campak.
>
> Menurut Mardjanis, untuk mencegah akibat fatal dari pnemonia, sebenarnya
> tidak
> sulit. Antara lain memberi ASI (air susu ibu) pada bayi, karena ASI
> mengandung
> zat anti untuk meningkatkan kekebalan tubuh, memberi makanan bergizi
> terutama
> vitamin A yang berfungsi memperbaiki saluran napas serta memberi imunisasi
>
> lengkap.
>
> Interesting? Pick out the above subject and discuss with others at:
> [EMAIL PROTECTED] or e-mail us: [EMAIL PROTECTED]
> http://campus.fortunecity.com/cornell/210/index.html
>
Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
Panduan Menulis Email yang Efektif http://hhh.indoglobal.com/email/
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet