Dengan Hormat, 

Apakah YLKI bisa menindaklanjuti keluhan seperti dibawah ini ?

Hormat Saya,


Andi Triwidarto wrote:
> 
> Dear mb. Monica,
> Membaca e-mail anda, terus terang saya juga ikut sedih walaupun saya jarang
> nonton sinetron dan melihat langsung. Mungkin ada baiknya kita juga sampaikan
> keluhan ini ke pihak yang terkait seperti YLKI, YKAI (Yayasan Kesejahteraan
> Anak Indonesia, Komisi HAM Perlindungan Anak, pihak yang memproduksi sinetron
> tsb serta stasiun TV yang menayangkan sinetron tsb atau surat pembaca di media
> massa, mungkin diantara rekan-rekan netters ada yang tau alamat e-mail mereka?.
> 
> Kalau mendengar cerita ibu hal ini merupakan salah satu bentuk kekerasan anak
> (child abuse), yang di Barat sana sangat dilarang keras. Dan terus terang saya
> juga tidak setuju jika ada perlakuan yang seperti ini dan harusnya pemerintah
> bisa bertindak tegas apabila ada hal-hal seperti ini.
> Contoh kecil di Amerika, anak kecil dilarang duduk di depan disamping supir
> yang sedang menjalankan kendaraan, jadi si anak harus duduk di bangku belakang
> di mana pintu belakang harus dilengkapi dengan child lock (tidak bisa dibuka
> dari dalam, harus dari luar). Apabila dilanggar, SIM pengemudinya bisa dicabut.
> Saya kira bisa kita contoh bagaimana pemerintah disana begitu menaruh perhatian
> penuh terhadap perlindungan anak.
> Bagaimana dengan UU Perlindungan Anak yang kita miliki? Apakah sudah jadi dan
> dilaksanakan? Bagaimana sikap tegas pemerintah terhadap perlindungan anak?
> Kayaknya masih belum ada tuh...terbukti masih banyaknya pengemis cilik
> berkeliaran di hampir semua perempatan lampu merah di Jakarta. Yah kita cuma
> berharap wakil-wakil kita di pemerintahan bisa lebih tanggap terhadap masalah
> perlindungan anak ini.
> Ini sekedar pendapat dari saya, mudah-mudahan yang berwenang bisa cepat
> tanggap.
> 
> salam hangat,
> andi
> 
> [EMAIL PROTECTED] wrote:
> 
> > Dear Netter,
> >
> > Saya sesekali melihat sinetron Tersanjung V (karena kebetulan jam makan dan
> > TV ada dekat ruang makan) , ditayangkan setiap hari Jumat,
> >
> > Yang sangat membuat saya sangat terganggu adalah :
> > Dalam sinetron tersebut ada anak yang berperan sebagai "Dandi" masih balita
> > (sekitar 2 tahun) mengikuti syuting , sedangkan dalam syuting tersebut anak
> > tersebut mendapat perlakuan yang sangat tidak wajar : - dibentak-bentak,
> > diperebutkan , ditarik secara kasar, digendong sana sini - dan anak
> > tersebut menangis keras-keras . Saya katakan hal ini tidak wajar , karena
> > pada usia tersebut anak belum mengenal kata akting, jadi kalau dia menangis
> > dan ketakutan ... itu berarti dia memang menangis dan ketakutan.
> >
> > Tidak adakah cara lain membuat sinetron tersebut tetap laku tapi tidak
> > melibatkan anak dalam keadaan seperti yang saya sebutkan diatas ?
> > (Mengganti dengan anak usia 4 tahun atau berapa saja ... dimana dia sudah
> > bisa akting)
> >
> > Mungkin orangtua anak tersebut memiliki alasan yang kuat untuk memaksakan
> > anaknya terlibat dalam pembuatan sinetron ini . Dan mungkin bagi pembuat
> > sinetron tangisan Dandi ini sumber kesuksesan sinetron tersebut.
> >
> > Namun demikian saya selaku ibu yang juga punya anak balita merasa nyeri dan
> > enggak tahan ...kok ada anak diperlakukan seperti itu ....
> >
> > Seumur hidup saya, (saya 30 tahun), saya belum pernah melihat film ataupun
> > sinetron yang memperlakukan balita seperti sedemikian rupa sehingga anak
> > menangis ketakutan seperti di dalam sinetron Tersanjung ini.
> >
> > Maaf sekali kalau saya menyampaikannya uneg-uneg ini melalui mailist Balita
> > Anda, karena saya tidak tahu kemana saya harus mengeluhkan hal ini ..
> > sehingga dihentikan perlakuan yang buruk terhadap balita yang tidak berdosa
> > ini.
> >
> > Harapan saya , karena selama mengikuti maillist balita anda , saya
> > menemukan banyak orangtua yang sangat memperhatikan kesejahteraan balita
> > kita , baik secara psikologis maupun psikis .... Tidakkah ada yang bisa
> > kita perbuat untuk menemui kejadian seperti ini ?
> >
> > Apabila pendapat saya ini salah ...karena keterbatasan saya dalam
> > mengetahui proses pembuatan sinetron ataupun keterbatasan wawasan saya
> > dalam menilai secara obyektif peranan  Dandi dalam sinetron ...
> > Mungkin tanggapan Bapak/ Ibu bisa mengubah cara pikir saya sehingga saya
> > enggak perlu merasa ngeri lagi setiap melihat Dandi yang seringkali selalu
> > menangis ataupun ketakutan dalam sinetron ini.
> >
> > Terimakasih dan maaf bilamana ada pihak yang terganggu dengan tulisan saya.
> >
> > Monica
>

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com 
Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]










Kirim email ke