Mbak Nining, apa kabar ??

John (sekarang 21 bulan) sejak beberapa bulan yl, mulai doyan ngotot...dengan cara 
nangis (masih untung engga pernah sampe muntah, malah engga pernah lewat dari satu 
menit). Cuma, nangisnya kenceng banget kayak abis jatuh apa dipukul gitu. Orang 
serumah juga heran dia dapet ide nangis dari mana. Pokoknya kalau dilarang melakukan 
atau memegang sesuatu, pasti langsung nangis kenceng. Pertamanya sih saya engga tega, 
jadi akhirnya saya bolehin saja. Eh, jadi keseringan. Engga bisa deh.

Suatu hari, saya lupa kenapa, pokoknya dilarang sesuatu, dia nangis kenceng as always. 
Kali ini kami semua kompak mendiamkannya, sambil dibilangin bahwa kami melarang bukan 
karena engga sayang, engga lupa pasang tampang bahwa kami engga suka sama kelakuannya, 
engga lama kemudian dia diem.

Sejak saat itu, kami selalu bilang sama John, bahwa ada yang boleh dan ada yang tidak 
boleh. Ada barang yang boleh dipegang ada yang tidak. Pokoknya engga semua serba 
boleh. Pertama-tama ya engga ngerti dia, jadi setiap kali mau melarang kami ingatkan 
:John kan udah tau, ada yang boleh ada yang tidak. Yang ini bukan punya John dan bukan 
mainan, jadi John tidak boleh pegang. Kalau dia mau nangis, saya tambahin ; "John juga 
tau, biarin John nangis, mama tetep engga kasih, ini bahaya, mama sayang sama John, 
mama engga mau John celaka." Eh, manjur loh, engga lama kemudian, John ngerti tuh. Dia 
malah sekarang bisa bilang, "duduk meja tak (sambil geleng-geleng) boeh." Saya puji 
dia, John pinter sekali, sekarang udah ngerti. 

Memang engga dalam segala hal dia mau dibilangin bae-bae begitu, masih juga dia suka 
ngotot. Biasanya saya akan coba alihkan perhatiannya pada hal-hal kesukaannya. 
Misalnya, ayo kita ke depan lihat layang-layang, atau eh liat si Molly (anjing kami) 
makannya habis engga, atau apa aja deh. Sambil secepat kilat mengambil barang yang 
dipegang atau menggedongnya menjauhi yang dilarang. Yang penting jangan pernah bohong 
hanya demi mengalihkan perhatian, anak engga akan percaya lagi sama kita.

Kadang-kadang, tipuan itu engga berhasil juga, so saya biarkan dia nangis sebentar. 
Habis, kalau diturutin, berarti kita engga konsisten dong. Oh ya, penting sekali loh 
konsisten  itu. Psikolog bilang, kalau kita engga konsisten, si anak jadi bingung dan 
cenderung jadi sulit menentukan sikap (mengendalikan emosi). Kalau hari ini kita 
bilang engga boleh mainin handphone, ya seterusnya (siapapun juga yang ngeliat) harus 
konsisten melarangnya untuk mainin handphone. Setiap larangan harus disertai 
penjelasan yang masuk akal.

Emang susah ya...tapi gitu deh resiko jadi ortu (yang baik). Selamat mencoba..!

mama john
--

On Fri, 28 Apr 2000 10:54:37   nining wrote:
>dear mamanya dafi dan para netters,
>Sejak awal sebetulnya  saya sudah berlangganan babycenter spt yang mama dafi
>sarankan, baca-baca bbrp buku psikologi anak, jadi penggemar Leila Ch
>Budiman,... tapi saya masih bingung dengan sikap yang harus saya ambil
>menghadapi aya (16,5 bulan). Kata ayahbunda, ada fase anak dimana dia merasa
>'menjadi pusat dunia', kalau tidak salah usia 2-3 tahun. Tapi sepertinya
>saya sudah mulai menghadapinya. Kalau dilarang atau tidak dituruti
>kemauannya, aya sekarang jadi suka menangis keras, dan kadang sampai muntah.
>Sepertinya sih belum sampai taraf 'vomiting on demand', cuman muntah karena
>fisiologis akibat nangis. Tapi akibatnya saya jadi cenderung 'lebih baik
>memperbolehkan'drpd nantinya dia nangis (dan muntah).
>Saya juga jadi bingung sendiri batas-batas boleh dan tidak. Padahal kita kan
>harus konsisten. Disamping itu saya juga nggak mau aya jadi memanfaatkan
>tangis sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu.
>
>Kata buku psikologi sih, jangan berkata 'jangan', biarkan anak
>bereksplorasi, dst. Dari sini sih saya  cenderung menuruti saja apa maunya,
>kecuali yang berbahaya, tentu, misalnya kabel/listrik. Tapi efeknya selain
>babysitter saya yang tidak setuju, dia juga manja sekali pada saya. Kalau
>saat saya bekerja dia bisa mainan dengan 'manis' diruang depan, begitu saya
>pulang dia minta gendong dan minta macam-macam.
>
>Kalau kebetulan barang yang dipegang berbahaya  dan  saya bermaksud menukar
>dg yang lain, dia nggak akan mau dan barang tsb malah dibanting. Kata buku
>psikologi juga dialihkan perhatiannya, tapi bagaimana caranya, wong dia
>kalau sudah 'keukeuh' minta itu ya harus itu. Ditunjukin buku yang dia
>senangi pun nggak akan mempan.
>
>Saya juga sering mencoba untuk mengajak bicara baik-baik untuk meredakan
>tangisnya, atau pernah juga saya coba membiarkan dia menangis dulu, baru
>saya dekati. Keduanya membuat dia menangis lebih kencang. Apalagi kata
>Daniel Coleman kita nggak boleh 'membiarkan' emosi anak....ya saya makin
>bingung, apa sebetulnya ada kesalahan perlakuan dari saya, atau baby
>sitternya shg dia jadi seperti itu, ya.. soalnya dulu dia nggak se'keras'
>ini. Atau dia memang sedang dalam fase ini, tapi bagaimana cara saya
>menghadapinya supaya bisa 'lolos' dan nggak salah treatment seperti yang
>dibilang mamanya dafi,...
>
>Mungkin sepertinya sepele ya, tapi bukankah kita (orangtua) yang memberi
>warna bagi anak-anak kita,... dan itu semua tergantung dari apa yang kita
>lakukan terhadap mereka, kan...
>Mohon maaf kepanjangan, ada yang bisa bantu saya ? pak khoerul bisa share
>apa yang dialami ?
>
>Tks & salam manis,
>-ibunya aya-
>
> "mamanya Dafi " wrote :
>
>
>> Pak,
>> Mungkin buku-buku seperti itu bisa didapat di toko
>> buku besar misalnya karangan dokter Brezelton.
>> Tapi kalau bapak punya akses internet, lebih praktis
>> kalau kita langganan newletter gratis dari web site
>> per bayi an misalnya seperti baby centre atau pampers
>> institut, jadi saat anak bapak tambah umur (bulan atau
>> tahun) mereka kirimkan artikel yang sesuai dengan
>> perkembangan fisik dan metal anak bapak. Kalau bagi
>> saya ini sangat praktis dan sesuai dengan kebutuhan
>> saat itu. Tapi bedasarkan perkembangan yang saya
>> lihat, anak akan akan mulai menunjukkan identitas dan
>> egonya mulai umur 2 tahun, antar 2-3 tahun adalah masa
>> yang rawan dari segi pembentukan kepribadian sehingga
>> jika kita salah treatment terhadap tingkah laku anak
>> maka akan berpengaruh pada kepribadiannya di masa
>> datang.
>>
>> Mamanya Dafi
>>
>
>
>
>Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
>Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
>Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


Get your FREE Email at http://mailcity.lycos.com
Get your PERSONALIZED START PAGE at http://my.lycos.com

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]











Kirim email ke