Rekans,

Ini saya berikan artikel dari Seminar Balita yang saya ikuti di Tiga Raksa hari Sabtu 
lalu, tgl. 6 May 2000. Dan mudah-mudahan bermanfaat buat semuanya.

Salam,
Puspa


******************************

Tidak satupun ortu yang tidak menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi manusia dewasa 
yang cerdas dan mandiri.    Padahal ortu sekarang sibuk dengan bekerja, tapi pihak 
anakpun membutuhkan lebih banyak perhatian ortu.

Para pakar pendidikan belakangan ini sependapat akan kebutuhan pendidikan sedini 
mungkin.  Mengapa para ahli sampai pada pemahaman ini ?

Baiklah kita simak hasil penelitian dari tiga pakar, yaitu  :
1. Dr. Keith Osborn
2. Dr. Burton L. White
3. Dr. Benjamin S. Bloom

Pertumbuhan Fisik Otak (P.F.O):
*       Lahir   = 1/4 ukuran orang dewasa atau 350 gram
*       18 bulan        = 1/2 ukuran orang dewasa
*       6 tahun         = 90% ukuran orang dewasa
*       18 tahun        = 100% ukuran orang dewasa

Perkembangan intelektual Otak (P.I.O)
*       0-4 tahun = 50%
*       4-8 tahun = 80%
*       8-18 tahun = 100%

Otak Kiri VS Otak Kanan :

Belahan Otak Kiri :             Belahan Otak Kanan :
- Tata bahasa                   - Irama
- Logika                                - Musik
- Angka                         - Warna
- Daya Ingat                    - Imajinasi
- Rasional                      - Lamunan
- Analisis                      - Dimensi

Mengingat cukup banyak beredar buku-buku bertemakan cara meningkatkan intelegensi, 
begitu juga aneka mainan edukatif yang dikatakan dapat meningkatkan kecerdasan anak.  
Maka dibawah ini ada beberapa tips untuk mengoptimalkan kemampuan intelegensi anak 
melalui alat  permainan.

I.   Mulailah pada saat yang tepat, sesuaikan dengan perkembangan anak

Pada umumnya para ahli mengatakan tidak ada usia tertentu yang paling tepat untuk 
memulai suatu pengajaran/rangsangan.  Menurut Prof.DR. Fawzia Aswin Hadis, psikolog 
dan dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, paling tidak ada dua hal yang bisa 
dipakai.  Mainan yang baik itu punya manfaat tertentu sesuai dengan usia dan tingkat 
perkembangan anak.  Secara umum mainan yang baik mampu membuat anak asyik dan aktif 
bermain.

Untuk  memilih mainan yang sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak biasanya 
para psyikolog anak memakai teori piaget yang dirancang oleh Jean Piaget membagi 
perkembangan intelegensi anak menjadi 3 tahapan, yakni :
1.  Tahap Sensonik Motorik (0-2 th)
2.  Tahap Pra Operasional (2-7 th)
3.  Tahap Operasional (7- keatas)

1. Tahap Sensonik - Motorik
Pada usia 0-2 tahun anak sudah bisa menikmati gerakan demi gerakan, dalam taraf 
belajar menguasai dan mengkoordinasikan ketrampilan motorik (otot) kasar dan halus.
Permainan akan merangsang anak mulai mempraktekkan dan mengendalikan gerakannya serta 
menggali pengalaman dalam menggunakan panca indranya, mengembangkan penglihatan, 
mendengar suara, mengecap rasa serta merasakan sentuhan dengan benda dan pengaruh yang 
bisa ditimbulkan.
Jadi sejak usia 1-2 tahun, ketika sudah bisa beraksi   atau berkomunikasi terhadap 
keadaan sekitarnya misalnya, gerakan tangan atau mimik ortunya, pada usia itu anak 
diperkenalkan/diberi mainan.

Mainan yang sesuai : bisa berbau, berwarna yang biasa digantung di boks atau 
diletakkan disekitar anak, mainan ini selain bisa merangsang gerakan dan konsentrasi 
mata, belajar menggapai dan melatih mata untuk focus dan membedakan warna.  Jenis 
sebaiknya dipilih yang tahan banting, dari bahan yang lembut tidak mudah tertelan, 
bisa menjepit, warna tidak mengandung racun, bisa digigit-gigit, dibanting, 
diputar-putar dan dipukul-pukul.

Sedangkan untuk membantu perkembangan motorik (otot) kasar dan halus, mainan yang 
diberikan bisa membuat anak menggerakkan anggota badannya dari kaki, tangan sampai 
jari-jarinya.  
Contoh mainan untuk menggerakkan otot kasar, misal : bola, kantung biji-bijian, benda 
bermacam ukuran, sementara  malam, lilin, pasir, puzzle yang mudah bisa melatih 
gerakan otot halus.
Perkembangan motorik ini bisa terus menerus diperkaya dari waktu ke waktu, karena itu 
permainan yang membantu perkembangan motorik anak tetap diperlukan selepas usia 
tersebut, umpamanya dengan memberinya sepeda, manik-manik atau kancing baju untuk 
dirangkai.

2.  Tahap Pra Operasional
Pada tahap perkembangan pra operasional (2-7 th ) anak sudah menggunakan simbol dan 
bermain, memahami bahasa dan belajar membuat sesuatu mewakili sesuau yang lain.  
Anak di usia ini mulai menyukai pola bermain dalam kelompok kecil dan mempelajari 
kehidupan dengan berpura-pura.  Sudah mulai mengucapkan kalimat tentang sesuau yang 
dilihat  didengarnya, dan bertanya jawab sehingga memerlukan pendamping yang mau 
bercerita  mengenai apa saja yang dilihat, dirasa dan didengar.

Ada ketrampilan  lain yang baru seperti menamai, mencocokkan, menebak atau 
membandingkan, ia juga menyukai aktifitas fisik, bergerak kesana kemari untuk 
mengembangkan motorik kasar dan halus.
Mereka memperhatikan bagaimana benda bergerak masuk dan keluar, naik-turun, dekat atau 
jauh sangat dibutuhkan materi yang kreatif pada moment ini.
Seiring dengan perkembangan intelegensia anak seperti itu, alat-alat bermain yang 
bersifat edukatif sangat diperlukan, misalnya :
- Penjumlahan sederhana
- Mengenai alam : kaca pembesar, pasir, magnet dll.
- Mengenai Panca Indera : makanan manis, asam, asin dsb
- kotak berlubang untuk meraba benda yang ada didalamnya.

Walaupun banyak aktifitas yang dianjurkan, ortu hendaknya tidak tergoda untuk 
menjadikan kegiatan ini sebagai sesuau yang dipaksakan atau dilakukan dengan jadwal 
yang ketat.


3. Tahap Operasional (7 th keatas)
Tahap perkembangan ini banyak ditentukan oleh rangsangan awalnya, sehingga bagaimana 
menumbuhkan kreatifitas dan sosialisasinya terhadap lingkungan menjadi tantangan bagi 
ortu.
Permainan yang mengandung unsur seni, semacam lilin, malam, potongan kertas, cat air 
dan kuas yang sebanyak mungkin melakukan percobaan-percobaan sendiri atau berkaitan 
dengan seni musik, buatan sendiri atau dibeli agar kreatifitas dan sosialisasinya 
berkembang.
Diciptakan pola bermain dalam satu kesatuan dengan keluarga melibatkan keluarga dan 
teman akan membantu proses sosialisasinya.

II.  Peran Orang Tua, orang tua adalah guru yang alami.

Orang tua adalah guru yang alami bagi anak.
Anak lebih banyak belajar dari ortu dibanding dengan permainan itu  sendiri, jadi 
peran mainan dalam perkembangan diri anak sebenarnya cuma sebagai alat bantu, maka 
dalam bermain anak tetap memerlukan pendamping.
Hasil penelitian menunjukkan anak belajar banyak dalam kebersamaan dengan 
ibunya/pendamping.
Misalnya : mencari jawaban, menyusun balok, membentuk model baru / menciptakan , 
mengembangkan permainan, mengajar berbicara, menjelaskan arti permainan.
Anak dapat mencapai koordinasi tangan ketrampilan motorik dengan melihat dan meniru 
ibunya menggunakan bermacam-macam alat bermain.

karena itu disarankan untuk sesering mungkin mengerjakan hal-hal disekitar rumah 
sebagai sarana bermain (misal : alat rumah tangga dll ) dan tunjukkan cara yang benar 
dalam mengerjakan kegiatan tersebut, karena yang namanya bermain tidak terbatas.

Orang tua bisa mengembangkan banyak hal menjadi sarana bermain, untuk memperkenalkan 
buku misalnya setelah anak senang citra buku jadi positif.
Mulailah si kecil kita ajak melihat gambarnya, lalu dibacakan.  Lama-lama dia akan 
senang membaca.
Dalam kebersamaan ini orang tua akan punya banyak kesempatan untuk mengembangkan minat 
dan ketrampilan si anak.

III. Perlu ruang bermain.

Berbeda dengan orang dewasa dalam belajar anak lebih banyak menggunakan imajinasinya, 
sehingga dibutuhkan ruangan atau tempat yang membuat anak bebas berimajinasi. Juga 
sediakan sudut halaman yang bisa dibuat kotor, ruang untuk berlari-larian sangat 
menarik diseputar tempat tersebut.
Keuntungan lain dengan menyediakan ruang bermain,  anak akan mudah mengetahui tempat 
mainannya disimpan dan tidak tersebar dimana-mana.  Sekaligus membangun anak sebagai 
"Good Organizer" sambil melatih anak untuk mengembalikan alat-alat bermain mereka pada 
tempatnya segera setelah digunakan.  Membuat anak terbiasa merapikan sendiri mainannya 
tanpa bantuan orang lain, dengan begitu anak dilatih berdisiplin.
Dari situ bisa diharapkan  fisik dan mental anak bisa berkembang baik, sikap disiplin 
tertanam sejak dini.

***************

EOM 

NOTICE - This message contains information intended only for the use of the addressee 
named above.  It may also be confidential and/or privileged.  If you are not the 
intended recipient of this message you are hereby notified that you must not 
disseminate, copy or take any action in reliance on it.  If you have received this 
message in error please notify [EMAIL PROTECTED]

>> Pusing milih POP3 atau web mail? mail.telkom.net solusinya <<

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]











Kirim email ke