Safaatun wrote: > Fyi, > > >EHS Weekly Tips 23 - Tanggapan Atas Beberapa Tips > >> Jadi yang tidak boleh diberikan langsung kepada bayi > ialah > >madu murni. > >>Hal ini berkaitan dengan kandungan dari madu, yaitu fruktosa, sakarosa > dan > >laktosa. Sakarosa dalam jumlah yang besar akan menimbulkan gas, dan hal > ini > >berpotensi menimbulkan diare. Diare inilah yang tidak diinginkan pada > >anak-anak. Jadi selama madu dicampur dengan makanan yang lain, menurut > >pendapat tenaga ahli kami, masih aman. Maaf, saya tidak mengikuti dari awal diskusi ttg. ini. Tapi menurut hemat saya, yg. paling ditakutkan bukannya bayi diare, atau kembung karena banyak gas, tapi bahaya botulisme. Jadi biar dicampur apa saja (kecuali dicampur air panas (80-100C) yang mematikan spora bakteri penyebab botulisme), tetap saja ada resiko botulisme. Sangat berbahaya, malah bisa mengakibatkan kematian. > >PERTOLONGAN PERTAMA PADA ORANG YANG TERSERANG STROKE > > >Kami menyampaikan pendapat lain sesuai diskusi kami dengan pakar medis > >untuk pertolongan pertama ini. Cara diatas mungkin adalah cara yang > dulu > >pertama-tama digunakan. Logikanya, dengan mengeluarkan darah, maka > tekanan > >darah yang tinggi akan turun, sehingga menghindari pecahnya > >pembuluh-pembuluh darah yang lebih halus. Tetapi, ujung jari adalah > tempat > >dimana terdapat bagian saraf yang paling sensitif. Sehingga jika ke-10 > jari > >tersebut ditusuk, bisa jadi ada efek samping lain bagi penderita yang > lebih > >parah. Satu jari yang ditusuk saja sudah sakit, Apalagi 10 jari yang > >ditusuk oleh orang yang tidak berpengalaman. Cara yang terbaik ialah > segera > >bawa ke rumah sakit atau dokter yang terlatih untuk segera ditangani. > Salah > >satu pertolongan yang akan diberikan di rumah sakit ialah diberikan > >transfusi darah. Mengenai tips yg. ini, sudah pernah dibahas di milis MLDI, berikut ini tanggapannya : From: "BPHIE" <[EMAIL PROTECTED]> Sejawat Dokter di MLDI dan netters yth., Memang di masyarakat banyak berkembang anjuran-anjuran yang seakan-akan menggunakan logika kedokteran, tetapi agak ngawur (seperti terapi air). Saya berpendapat, sebaiknya membiarkan teori-teori tersebut dilontarkan di sini, justru supaya kita, para dokter, dapat memberikan pandangan yang lebih obyektif, sehingga masyarakat (yang membaca MLDI) dapat mengerti kengawurannya, daripada mereka tidak mendapat informasi yang tentunya bisa membuat mereka tergoda (tempted) untuk mencoba, apalagi karena umumnya logika ngawur tersebut disertai janji bombastis dan seakan memakai logika kedokteran serta bahasa-bahasa kedokteran. Di lain pihak, kita pun tidak boleh skeptis terhadap hal-hal tersebut. Apabila tidak mengandung bahaya mengapa tidak dicoba, begitu kan? Nah, tugas kita adalah memisahkan mana anjuran yang berbahaya dan mana yang tidak (dalam arti resiko kecil jika mau mencoba) sejauh yang dapat kita nalar. Selanjutnya diserahkan kembali kepada masyarakat untuk menilainya. a.. Bagaimana anjuran tersebut MUNGKIN ada benarnya, walaupun diperlukan penelitian klinis untuk teori saya ini: Stroke dapat dibedakan antara stroke karena pembuluh darah yang pecah (hemoragika) dan karena tersumbatnya pembuluh darah (tidak ada perdarahan/non-hemoragika). Pertolongan pada stroke non-hemoragika umumnya diberikan anti pembekuan darah seperti heparin agar penggumpalan darah tidak berlanjut. Pada stroke hemoragika, terutama pertolongan supportif (karena tidak ada obat yang dapat menghentikan pendarahan, ada sih yang dapat membantu mempercepat penggumpalan darah, tetapi merupakan obat Chinese yang belum dianut oleh kedokteran kita), dan operatif (jika memungkinkan). Untuk pembekuan darah pada pembuluh darah yang pecah pada umumnya kita mengharapkan dilakukan oleh tubuh sendiri. Nah, ada mekanisme fisiologis dalam tubuh kita yang bekerja otomatis, yaitu begitu ada luka, maka mekanisme pembekuan darah terpicu (trombosit meningkat, dsb), sehingga pembuluh darah yang terbuka diusahakan dapat tertutup. Dalam hal ini, melukai ujung-ujung jari tangan MUNGKIN SAJA (sekali lagi belum terbukti) dapat meningkatkan (elevasi) mekanisme pembekuan darah secara sistemis dengan harapan dapat membantu mempercepat penutupan pembuluh darah yang pecah di otak. Mengapa ujung jari tangan? Di sanalah terdapat jumlah end-capillaire (pembuluh darah kapiler ujung) yang banyak, sehingga exposure terhadap luka diharapkan lebih cepat disensor tubuh). Yang sudah baik juga bahwa dianjurkan menggunakan jarum steril. Perlukaan terhadap jari-jari tangan relatif beresiko rendah terhadap kasus stroke hemoragika. a.. Bagaimana anjuran tersebut JELAS BERBAHAYA, sehingga lebih baik jangan diikuti: Anjuran untuk tidak membawa ke pertolongan medis dengan segera JELAS tidak dapat dibenarkan. Yang harus dilakukan, SEGERA bawa penderita ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapat pertolongan yang sudah standar. Mungkin saja guncangan dalam perjalanan ke RS dapat menambah perdarahan di otak, tetapi jika tidak dibawa akan jauh lebih berbahaya lagi. Jika tidak ada pertolongan ambulans/paramedik, bawalah penderita dalam posisi tidur miring agar jika penderita muntah tidak masuk ke paru-paru, jaga agar jalan nafas penderita dalam keadaan terbuka baik dengan posisi kepala agak mendongak (tetap dalam posisi miring). Kalau Anda mengharapkan kesembuhan dengan menusuk jari-jari tangan tanpa membawa ke dokter, menurut saya seperti nyawa sang penderita dipertaruhkan untuk suatu loterij / undian, yang odds-nya kurang dari 1/10.000. a.. Hal yang menurut saya tidak berbahaya, namun tidak ada gunanya atau tidak ada logikanya adalah menarik-narik daun telinga agar mulut tidak miring. Pada penderita stroke, mulut miring dikarenakan pusat syaraf yang memotori otot pipi lumpuh/rusak karena tertekan darah. Nah menarik-narik telinga sulit ditarik logikanya dengan perbaikan pusat syaraf yang rusak itu yang menyebabkan mulut miring dapat kembali normal. Kesimpulan tulisan saya: 1.. Penderita stroke harus SEGERA dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pertolongan medis yang sudah diteliti dengan baik, sebaiknya dengan ambulans, tetapi jika lama, bawa sendiri dengan posisi pasien yang baik. 2.. Apabila Anda yakin bahwa penderita tersebut terkena stroke hemoragika (tandanya biasanya tidak sadarkan diri tiba-tiba, ngorok, dan riwayat hipertensi berat), boleh saja kalau mau mencoba menusuk ujung-ujung jari tangan (dan jari kaki sekalian jika mau) dengan jarum steril, dalam perjalanan mencari pertolongan RS. 3.. Jangan melakukan penusukan jarum ke jari tersebut jika penderita terkena stroke non-hemoragika (kelumpuhannya dari ringan ke berat, kesadaran biasanya masih cukup, bisa hipertensi/normal/hipotensi), atau jika Anda tidak yakin hemoragika atau non-hemoragika. Karena pada stroke non-hemoragika, justru penggumpalan darah harus dicegah. 4.. Menarik-narik daun telinga boleh-boleh saja, tetapi kelihatannya tidak ada gunanya. Saya mengundang pendapat sejawat lain. Salam, Dr. Bayu Prawira Hie -------------- Saya sendiri berpendapat, sebaiknya kita memang mencermati tips-tips yg. diforward tanpa identitas awal yg. jelas, sumbernya dari mana, referensinya siapa, dlsbnya. Yg. ada identitas saja bisa saja id palsu, dan jadi spamming biasa. Padahal bisa menimbulkan kepanikan atau malah ada yg. mengikuti tipsnya dan tau-tau timbul akibat yg. tidak diharapkan. -- O _/)(\_ |~ Salam, /~~\ o' |~ Rien. /_ _\ o' ^ ^ >>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<< >> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]