Media Indonesia, Rabu, 6 Maret 2002 'Leptospirosis' Serang Jakarta, 8 Orang Meninggal
JAKARTA (Media): Warga Jakarta diminta lebih berhati-hati karena menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta A Chalik Masulili, telah muncul penyakit baru, yaitu leptospirosis. Gejalanya mirip penyakit flu, tetapi bila terlambat ditangani, korban dapat meninggal dunia hanya dalam beberapa hari setelah serangan. "Sudah 17 orang dilaporkan terserang, delapan orang di antaranya meninggal," kata Masulili usai acara rapat kerja dengan Komisi E DPRD DKI, di Jakarta, kemarin. Menurut Masulili, penyakit ini belum pernah diketahui ada di Jakarta, namun pernah berjangkit di delapan kota di Indonesia. Itu pun dalam kurun waktu berjauhan. Penyakit ini diketahui berjangkit di Jakarta ketika seorang penderita meninggal dunia di RSUD Tarakan, Jakarta Pusat. Korban banjir warga Jakarta Barat itu meninggal dunia di RSUD Tarakan pada 14 Februari. Menurut Kadinkes DKI, penyakit tersebut sebenarnya tidak sulit disembuhkan bila gejala dininya sudah terdeteksi. Pengobatannya sangat mudah. "Dengan memberikan antibiotik derivat penisilin saja, penyakit ini bisa disembuhkan," katanya. Namun, untuk mendiagnosa tidak mudah, sebab gejala serangan leptospirosis ini mirip dengan gejala serangan penyakit influensa (flu). Penderita akan terlihat demam dan menggigil, sakit kepala, mual, malaise, nyeri pada otot terutama betis, mata merah, dan keluar belek pada mata. Gejala ini tampak antara 4-9 hari setelah infeksi, terjadi meningitis dan tubuh akan berwarna kuning karena serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri itu sudah mulai meningkat pada organ hati penderita. Pada stadium lanjut, bakteri juga dapat menyerang ginjal, jantung, paru-paru, pendarahan, dan kerusakan pembuluh darah. Semua gejala ini dapat menyebabkan kematian mendadak penderita. Penyakit tersebut muncul pada saat Jakarta dilanda banjir beberapa waktu lalu. "Mungkin tikus yang mengidap penyakit itu, terpaksa berkeliaran di permukaan karena sarangnya kebanjiran. Tikus-tikus ini lantas menularkannya ke mana-mana." katanya. Penularan penyakit ini tidak melalui kontak badan ataupun melalui udara, melainkan ditularkan melalui air seni dan kotoran tikus yang terserang. Masuknya penyakit ini ke dalam tubuh manusia bisa terjadi bila bagian badan yang luka terkena air seni atau kotoran tikus tersebut. Dinkes DKI kini tengah memberikan peringatan dini kepada masyarakat untuk pencegahannya, antara lain menyebarkan leaflet ke rumah-rumah sakit. Karena gejalannya mirip flu, warga yang terkena flu agar diberi antibiotik. Maksudnya, bila penyakit tidak terdeteksi, usaha penyembuhannya sudah dilakukan. (Hru/OL-01) To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.