Another info.....

=========================================


Trombosis Bisa Sebabkan Keguguran 

Jakarta, Kompas 
Pembekuan darah pada pembuluh atau trombosis di sekitar plasenta 
menjadi salah satu penyebab keguguran berulang pada ibu hamil. Hal 
ini akibat gangguan sistem kekebalan tubuh yang disebut sindroma 
antifosfolipid (antiphospholipid syndromes).

Demikian diungkapkan Prof Dr dr Karmel L Tambunan SpPD KHOM, pakar 
hematologi yang juga Ketua Perhimpunan Thrombosis Hemostasis 
Indonesia (PTHI), dalam jumpa pers pada simposium trombosis tahunan 
ke-3 di Jakarta, Sabtu (20/10) lalu.

Selain sindroma di atas, penyebab keguguran berulang lain yang sudah 
diketahui adalah kelainan kromosom atau genetik, infeksi bakteri 
klamidia dan virus TORCH (Toxoplasma, Rubela, Cytomegalia, dan 
Herpes), kelainan anatomi rahim dan gangguan hormonal atau kekurangan 
hormon progesteron, serta ketidaksesuaian golongan darah dan resus 
pada pasangan suami istri. 

Sindroma antifosfolipid terjadi akibat tidak terkendalinya antibodi 
terhadap unsur fosfolipid yang merupakan bagian utama dari dinding 
sel. Karena adanya gangguan tertentu, maka tubuh akan membentuk zat 
antibodi yang kemudian merusak unsur tersebut. 

Adanya antibodi yang tidak terkendali itu dapat menyebabkan pembekuan 
darah di pembuluh darah tubuh. Bila pembekuan terjadi di otak bisa 
mengakibatkan stroke, di jantung mengakibatkan penyakit jantung. 
Gangguan ini juga dapat menyebabkan infertilitas dan keguguran 
spontan yang berulang. 

Terjadinya trombosis pada saluran yang memberi makanan pada janin 
atau ovum yang telah terbuahi mengakibatkan kegagalan nidasi sehingga 
terjadi keguguran. Nidasi adalah masuknya ovum yang telah dibuahi ke 
dalam selaput lendir rahim atau endometrium. Bila aliran darah ke 
plasenta berkurang, selain bisa menyebabkan janin gugur, juga dapat 
berakibat lain: bayi yang dilahirkan bisa mengalami retardasi atau 
perkembangan tubuh yang lambat.


Tingkat keberhasilan

Dari 289 kasus abortus berulang yang ditangani Tambunan, 96 persen 
pasien telah berhasil hamil setelah kelainan trombosisnya 
dikoreksi. "Hal ini membuktikan bahwa ada korelasi signifikan antara 
trombosis dengan keguguran," jelasnya.

Terapi trombosis telah dilakukan pada ratusan wanita yang telah 
divonis tidak bisa hamil karena selalu mengalami abortus. Prestasi 
yang dicapai dokter PTHI ini, katanya, jauh lebih maju daripada usaha 
yang dilakukan di Amerika Serikat yang baru berhasil menangani 60 
kasus. 

Pengobatan yang dilakukan adalah pemberian obat yang mengatasi bekuan 
darah, yaitu obat anti-koagulan dan anti-agregasi trombosis; 
kombinasi aspirin dan heparin. "Dengan obat ini darah yang mengental 
menjadi lebih encer hingga aliran darah ke plasenta lancar dan janin 
bisa berkembang dengan baik," tambahnya. 

Faktor keguguran, menurut Tambunan, bisa disebabkan juga oleh 
penggunaan pil KB. Hal itu terjadi karena kandungan estrogen yang 
tinggi dalam pil kontrasepsi dapat menurunkan zat anti-trombin III di 
tubuh yang berfungsi mencegah pembe-kuan darah. Karena itu, pengguna 
pil KB yang ingin hamil disarankan menjalani terapi anti-trombosis, 
apalagi bila memang itu faktor penghambatnya. (yun) 




To unsubscribe : [EMAIL PROTECTED]

 

Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/ 



Kirim email ke