Kalau engga salah beberapa waktu yang lalu ada rekan yang
membutuhkan ini, tapi saya lupa namanya. Maaf ya jadi menggunakan
jalum ini.

Salam,
diana

>From: "Erland Hari Nofiar" <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: "Erland Hari Nofiar" <[EMAIL PROTECTED]>
>To: "balita-anda" <[EMAIL PROTECTED]>
>Subject: [balita-anda] Sepucuk surat dari seorang ayah
>Date: Mon, 17 Jun 2002 16:08:22 +0700
>
>
>Sepucuk surat dari seorang ayah
>oleh: unknown
>
>Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu.
>
>Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti 
>kelahiranmu dulu, belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena 
>ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika 
>yang dicintai belum sekalipun kutemui.
>Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-nabi dan Rasul, serta 
>temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah 
>pada anak-anaknya. Meskipun demikian, ketahuilah nak, menjadi ayah itu 
>berat dan sulit.
>Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu disisiku, aku seperti 
>menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku 
>terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan 
>paling aku banggakan di depan siapapun, bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku 
>duduk berduaan berhadapan denganNya, hingga saat usia senja ini.
>Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah 
>cintaku dan ibumu. Sebagai bukti bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan 
>oleh apapun jua.
>Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", 
>timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya.
>Engkau bukan milikku, atau milik ibumu, nak.
>Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu.
>Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena 
>pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
>Nak, sedih, pedih, dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku 
>dan siapa engkau.
>Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu 
>sepenuh-penuh airmata dihadapan Tuhan.
>Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku. Sejak saat itu nak, satu-satunya 
>usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu 
>senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu 
>karenaNya, bukan karena aku dan ibumu.
>Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan 
>dicintai Tuhan. Inilah usaha terberatku nak, karena artinya aku harus lebih 
>dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih 
>dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekatiNya tak lagi 
>terlalu sulit. Kemudian kitapun memulai perjalanaan itu berdua, tak pernah 
>engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma 
>menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat 
>kau rasakan perjalanan rohaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih 
>berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti, nak.
>Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus 
>airmatamu, ketika engkau hampir putus asa.
>Akhirnya nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan dihadapan 
>Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dariNya, aku akan ikhlas, karena 
>seperti itulah aku di dunia. Tapi kalau boleh aku berharap, aku ingin saat 
>itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga nak, karena itulah 
>bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.
>
>dari ayah yang senantiasa merindukanmu.
>
>




_________________________________________________________________
MSN Photos is the easiest way to share and print your photos: 
http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke