On Wed, Apr 20, 2005 at 01:47:19AM +0700, [EMAIL PROTECTED] wrote: > sah-sah saja anda mengatakan itu apa adanya, menurut saya pendapat > itu pasti mewakili perpektif dimana anda berdiri. Kami juga punya > "pernyataan" apa adanya, yg mungkin tidak tersepakati oleh anda yg > berdiri pada perpektif yg berbeda dengan kami...
Yup. Jadi biarkanlah kami berpendapat. Toh ini juga milis kami yang terbuka untuk umum. ... > Jadi, anda lah yg pertama menguak persoalan kepada publik.... Ya. Saya tidak menyangkal hal itu. Saya *sengaja* membuka hal ini ke publik agar publik tahu apa yang terjadi di belakang layar. Supaya komunitas tahu perlakuan apa yang kami terima dan dapat belajar dari pengalaman ini. Soalnya, bodohnya saya, tidak belajar dari pengalaman pak Samik ketika menghadapi APJII juga. > Nah tuh kan.. > ada istilah baru lagi: "nyodok di belakang....." Maaf pak Heru. Saya memang benar merasakan hal itu. Lihat saja kronologisnya dan langkah-langkah yang diambil. Itu langkah-langkah yang terlihat oleh umum. Masih ada banyak langkah lain yang tidak bisa saya ceritakan kepada publik yang intinya ingin mendongkel kami dari pengelolaan domain. (Ada yang kasak kusuk.) Perlakuan yang saya terima bukan hal yang biasa. [Bukan, saya tidak berbicara mengenai upaya2 yang dilakukan oleh EL6. Saya tidak berbicara tentang dia, meskipun yang dia lakukan juga sejalan dengan yang diinginkan oleh oknum APJII. Yang lucu bagi saya adalah entah sadar atau tidak, meskipun mereka saling bermusuhan, ternyata mereka sejalan. Mungkin pepatah "your enemy is my enemy?" ada benarnya.] > Kalau anda setuju, saya menawarkan diri untuk dialog. Saya menolak. Seperti sudah saya jelaskan ke pak Karno di LII. Untuk bertemu secara institusi, maka *semua dewan ketua APJII* harus hadir. Struktur di APJII membuat anda atau salah seorang dewan ketua tidak dapat membuat keputusan. (Sifatnya seperti, atau memang, berbentuk formatur.) Anda kan tidak bisa membuat keputusan. (Misalnya keputusan untuk menjadi registrar, keputusan untuk ini itu kan harus dari dewan ketua.) Jadi apa manfaat bertemu? Sebagai catatan, saya sudah banyak ketemu dengan rekan-rekan APJII, termasuk anggota dewan ketua. Secara individu, satu persatu. Tidak ada progres, tidak ada perubahan. Ya sekedar ngobrol2/makan2. Secara perorangan tidak masalah, tapi secara institusi nggak manfaat. Tidak ada keputusan2 yang dapat dibuat. Lagi pula seperti anda katakan, munas APJII tinggal sebulan lagi dan anda tidak mencalonkan diri lagi. Silahkan munas dulu lah. Silahkan diskusi secara *formal* di institusi anda, baru saya akan bicara dengan pimpinan berikutnya. Jangan anggap penolakan ini sebagai ego yang mau menang sendiri, atau merasa paling benar. Bukan itu. Saya hanya tidak melihat manfaatnya jika anda dan saya ketemu. Kalau ketemu dengan *seluruh dewan ketua*, nah itu baru mungkin baik karena kita bisa make decision. > >PS: saat ini ada request dari APJII untuk menggunakan nama domain > >idnic.net.id :( sigh... > >Bagaimana saya bisa menghargai dengan langkah2 seperti ini? > > > > Itulah salah satu sikap dari perspektif kami, sah-sah saja kalau > anda lalu menolak atau tidak sepakat. Ok. Ini merupakan salah satu move yang saya anggak "nyodok dari belakang" Ya samalah seperti kasus Ambalat. Sudah tahu domain tersebut tadinya kami pakai untuk mengelola domain kok sekarang diminta. Apa tidak membingungkan pengguna domain Indonesia? > Tidak perlu menghargai apa yg kami lakukan, seperti kami juga tidak > harus selalu menghargai apa yg anda lakukan... Ok. > Kalau pilihannya adalah membiarkan situasi tetap seperti ini atau > bergulir sebagaimana adanya, juga silahkan..... Yup. Kami punya program (registrar-registry) yang harus kami selesaikan. Urusan dengan APJII hanya merupakan distraction yang harus saya tangani. -- budi