On Wed, 20 Apr 2005, muhammad catur Rahmatullah wrote:

> Kita ambil manfaatnya saja, dengan adanya diskusi seperti ini kita
> jadi tahu siapa-siapa yang andil dalam perinternetan di indonesia
> walau dengan cara masing-masing entah andil beneran atau hanya sodok
> menyodok demi keuntungan atau kepentingan diri sendiri.
> Wallohu'alam... hanya tuhan dan pribadi masing-masing yang tahu hati
> seseorang.

mas, sejak Indonesia merdeka, pahlawan hanya menjadi milik TNI .... bener
salah sih :-). Padahal banyak orang orang yg iklas berjuang untuk
pembangunan seperti buruh bangunan rela dibayar murah, guru iklas dibayar
murah, penduduk iklas digusur..... mereka tak pernah dicatat dalam mailing
list atau sejarah Indonesia :-). Begitulah sikap orang Indonesia selalu
gotong royong, walau tidak dicatat sebagai pahlawan.

Tetapi sekarang kalau saya lihat di kampung, gotong royong mengejar
penjahat kok mengerikan yah ..... banyak anak muda dg mulut bau alkohol
membawa beberapa jeriken minyak tanah ..... maksudnya kalau ketangkap
langsung di bakar .... mengerikan dan saya kira itu merupakan anomali atau
kesalahan arah dari sikap gotong royong di kampung itu walaupun arahnya
benar, membantu pak polisi menangkap penjahat.

> Tapi dalam forum diskusi seperti ini ya boleh-boleh saja berpendapat,
> pasti ada pro dan kontra.

soal kebebasan itu memang sudah sifatnya komunitas internet, yg katanya
disebut fredom of speech. Namun paa implementasinya kita mungkin perlu
melihat rule anda guidance nya. Kalau saya ikutan mailing list "sumpah
serapah agama" maka disitu saya bisa liat adanya rule and guidance adalah
" jika penulis email menulis sumpah serapah pada pemeluk agama lain, maka
pemeluk agama lainnya harus menulis serupa". 

Tetapi saya ndak suka begitu karena hanya menghabiskan energi dan
mengesalkan hati belaka, karena saya sadari soal agama adalah urusan
masing masing, dan Tuhan pun tak pernah memperlihatkan kepada saya bahwa
si A diberi tanda anugrah penghargaan dan bisa masuk surga (mungkin karena
alamnya beda dg saya, saya di alam fana dan Tuhan saat itu di alam gaib,
atau indera mata saya tidak diberi ijin oleh Tuhan untuk melihat prosesi
Tuhan memberikan tanda jasa itu kepada orang orang yg dinilai "baik dan
lulus").

Di saat lain, ketika saya masuk ke sebuah pasar tradisional, karena saya
memegang prinsip freedom of speech Internet, maka saya merasa boleh-boleh
saja mengatakan kepada seorang ibu penjual tomat "anda kok seksi amat" dg
suara agak keras.

Tetapi walau itu di pasar, tampaknya ada rule and guidance yg harus saya
ikuti, karena terbukti ketika itu saya didatangi oleh seorang lelaki
tinggi besar ..... suaminya :-). 

Rulenya : saya tidak boleh menggoda istri orang. Guidancenya : saya di
pasar sebaiknya berkata bukan menyoal keseksian ibu penjual tomat,
melainkan melihat bagaimana kualitas tomat yg dia jual. Walaupun itu semua
tidak ditulis di papan pengumuman di depan kantor pasar itu ......

Salam,
-marno-



Kirim email ke