Nampaknya banyak teman-teman yang sangat mengenal baik beliau pak. 
Kebetulan saya juga tidak kenal. Hanya tahu nama "yang terkenal itu".

Tapi saya ingin mengomentari komentar soal "Zaman Kediktatoran".
Di negara yang dinilai sebagai negara yang demokratis saja ada Mafia dan
Kartel pak, jadi mungkin juga terjadi di Indonesia bahkan di jajaran pejabat
kita.

Contoh sederhana, jika sebuah partai menang di pemilu, maka banyak pejabat
dari partainya mengisi tempat2 penting. It's politic. Terjadi dimana mana.

Agree ?

Cheers,


-wawan


> -----Original Message-----
> From: Marowa [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, July 28, 2005 11:57 AM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [ccTLD-ID] Selamat buat bapak Teddy
> 
> Saya selaku orang awam dan orang baru, merasa heran.
> Koq mail-mail yang datang seputar masalah ini hampir kedengaran sinis
> semua. Lalu seakan-akan yang disalahkan adalah sang pejabat tsb. Kalo
> beliau mampu, "why not?", walau kalau mau jujur, rangkap jabatan memang
> banyak sisi negatif-nya.
> 
> Terus, yang nunjuk beliau siapa?
> Kalo merasa sang Pejabat kurang kapable, yah... salahkan yang ngangkat
> dulu dong. Harus fair dalam berkomentar.
> Kalaupun sudah terlanjur, hasil kerjanya yang akan menilai kapable atau
> tidak. Jadi beri kesempatan. Kalo ternyata dirasa tidak mampu, yah minta
> diganti. Toh sekarang bukan zaman kediktatoran lagi.
> 
> Atau cuman saya yang masih terlalu buta dengan keadaan di sini?
> Atau se-gelap itukah keadaan di sini?
> 
> salam damai,
> Mrw
> 
> [semua komentar di-delete]
> 
> 
> --
> This message has been scanned for viruses and
> dangerous content by MailScanner, and is
> believed to be clean.


Kirim email ke