================================= Seri : "Membangun Keluarga Indonesia" ================================= [EQ] MIMPI ANAK JADI NAGA Oleh : Joseph LandRi [belajar sampai ke negeri China] HUA SHE TIAN ZU MENGGAMBAR ULAR DIBERI KAKI Bagaimana mungkin, ular kan tidak punya kaki, kalau menggambar ular dengan kaki, apa jadinya Bung! Dalam hal ini, artinya apa pun tidak boleh berlebihan, entah itu disiplin, uang, kebebasan, dan pergaulan. Yang namanya berlebihan pastilah tidak baik! 49. Ingat! Apa pun yang Berlebihan itu Tidak Baik Ada pepatah di kalangan orang Tiong hoa yang berbunyi kira-kira seperti ini, Jen Sen Pu Yaw Thai Jen Cen. Selain itu, ada juga yang berbunyi Ma Ma Fu Fu Kwo Tse Che. Arti pepatah yang pertama adalah Hidup itu jangan terlalu serius, sedangkan yang kedua berarti Hidup itu asal-asal aja. Mungkin yang dimaksud oleh kedua pepatah itu adalah bahwa dalam menghadapi hidup ini, manusia janganlah bersikap berlebihan. Misalnya saja, dalam hal pekerjaan, jangan terus-terusan bekerja tanpa ada waktu untuk bersantai. Manusia, biar bagaimanapun, perlu keseimbangan. Ada waktu untuk bekerja keras, ada waktu untuk bersantai supaya bisa segar lagi untuk bekerja kembali. Kecuali kalau keadaan memang memaksa untuk lebih banyak bekerja, misalnya kalau penghasilan tidak mencukupi sehingga harus menyambi kerja di banyak tempat. Kalau itu yang terjadi, sebaliknya kita ingat untuk menjaga keseimbangan antara bekerja dan bersantai. Hal itu juga berlaku dalam membesarkan atau mendidik anak. Sebagai orangtua, kita harus selalu mengusahakan supaya tidak ada hal yang berlebihan. Misalnya, disiplin. Kita memang seharusnya mendidik anak untuk berdisiplin dalam belajar, tetapi jangan sampai membuat mereka tidak punya kegiatan lain selain belajar. Biar bagaimanapun, anak juga perlu waktu untuk bermain dan bergaul dengan temannya. Anak-anak yang terlalu sibuk belajar sampai lupa bergaul malah cenderung kurang berhasil dalam karier dan kehidupannya. Begitu juga dalam hal uang. Jangan dibiasakan memberi anak terlalu banyak uang karena akan menjadikannya pemboros. Kalau sudah terbiasa boros, anak akan kesulitan untuk hidup lebih irit atau prihatin. Padahal, kita tidak bisa menjamin keadaan keuangan akan terus baik seperti sekarang. Misalnya suatu saat kita mengalami kesulitan keuangan, anak yang sudah terbiasa boros akan kesulitan menyesuaikan diri. Begitu pula, kalau kebiasaan boros terbawa sampai saat ia menikah, hal itu bisa merepotkan, terutama kalau keadaan keuangannya setelah menikah tidak sebaik keadaan kita sekarang. Berikut sebuah cerita berdasarkan kejadian nyata. Ada seorang gadis dari keluarga yang berkecukupan. Sayangnya, ia adalah anak yang manja dan boros. Mungkin hal itu dikarenakan ia merupakan anak tunggal di keluarganya. Setelah menikah, kebiasaan borosnya tidak hilang dan malah makin menjadi karena orangtuanya tetap memberikan bantuan uang setiap bulan. Malangnya, beberapa tahun setelah menikah, orangtuanya meninggal dan usaha suaminya tidak berjalan dengan baik. Keadaan keuangannya pun menjadi buruk. Ia mulai sering ribut dengan suami soal uang belanja. Padahal, menurut sang suami, uang belanja yang ia berikan cukup untuk hidup sehari-hari. Yang terjadi kemudian benar-benar menyedihkan. Si istri, yang memang masih berpenampilan oke walaupun sudah punya dua anak, entah bagaimana menjadi pelacur amatiran. Mungkin karena benar-benar tidak bisa hidup prihatin atau sederhana, ia melakukan hal itu. Jadi ingatlah, apa pun yang keterlaluan itu tidak baik. Disiplin yang terlalu ketat bisa membuat anak tidak diterima dalam pergaulan dan tidak punya teman. Pemberian uang yang berlebihan bisa membuat anak boros dan tidak menghargai uang. [bersambung . . . . ]
SONETA INDONESIA <www.soneta.org> Retno Kintoko Hp. 0818-942644 Aminta Plaza Lt. 10 Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan Ph. 62 21-7511402-3 --------------------------------- Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell? Check outnew cars at Yahoo! Autos. [Non-text portions of this message have been removed]