Apa iya segitunya ...? kalo pun ada .. tetep aja beda kali style hidupnya .. 
klo di neg. kita ini yg namanya pemulung yah ... bs dibayangin .... cara 
hidupnya ....


--- On Wed, 10/15/08, Rinaldi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Rinaldi <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: CiKEAS> Memulung Sampah,Profesi Baru Penduduk AS Untuk Bertahan Hidup 
dari Terpaan BadaiKrisis
To: CIKEAS@yahoogroups.com
Date: Wednesday, October 15, 2008, 10:30 PM










    
            


Kacian..ya.. ...

CALIFORNIA (Arrahmah.com) - Krisis ekonomi 
yang  melanda AS akhir-akhir ini tidak hanya telah mengguncangkan 
sendi-sendi ekonomi negara ini, tapi juga telah menimbulkan krisis kemanusiaan. 
 

Di kota-kota utama di sejumlah negara bagian, seperti California dan San 
Fransisco, jumlah penduduk miskin yang menjadi tanggungan badan-badan amal  
semakin meningkat. Bahkan untuk bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, tidak 
jarang diantara mereka  harus bekerja sebagai  pemulung 
sampah.

Di California, yang merupakan kota terkaya di AS, banyak pemuda 
AS yang memungut barang-barang bekas dari tong sampah, seperti botol bekas 
minuman, soft drink, plastik-plastik bekas. Barang-barang bekas tersebut 
kemudian dijual kepada sejumlah perusahaan tertentu untuk didaur 
ulang.
James, salah seorang pemulung sampah di California, mengatakan, 
penjualan barang-barang bekas seperti botol-botol minuman yang dikumpulkannya 
selama sehari, hasilnya cukup lumayan dapat memenuhii kebutuhan makan sehari. 
Dia juga menuturkan sehari maksimal memperoleh 50 USD. Uang tersebut sudah 
cukup 
untuk membeli makanan untuk sehari.
 
Roy, seorang pemuda berumur 28 
thn asal San Fransisco. Dia harus berjalan berjam-jam menelusuri jalan utama 
kota San Fransisco guna mendapatkan botol-botol bekas dari tempat-tempat 
pembuangan sampah. " ini pekerjaan yang berat membutuhkan ketahanan tubuh, 
karena harus berjalan selama berjam-jam" ungkap Roy. Ini adalah dunia baru bagi 
saya. Mengumpulkan barang-barang bekas untuk ditukarkan dengan dollar" ungkap 
Roy seperti dikutip Aljazeera.
 
Sejumlah tempat penadahan 
barang-barang bekas di San Fransisco kini telah berubah menjadi tempat favorit 
bagi para penduduk miskin AS. Fenomena ini telah menjadi problem sosial dan 
penyakit masyarakat.
 
Ratusan keluarga di San Fransisco juga harus 
hidup dari santunan badan-badan amal. Menurut laporan Second Harvast, salah 
satu 
badan amal di San Fransisco,  jumlah permintaan bantuan meningkat dratis. 
Mereka tidak hanya dari golongan orang-orang miskin, tapi juga para pegawai 
yang  gajinya tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup. Jumlah 
permintaan bantuan pangan dari para warga juga meningkat 15 persen. Bahkan, 
banyak diantara para dermawan yang tadinya menjadi donatur, tapi saat ini 
justru 
meminta bantuan dari lembaganya, karena kehilangan pekerjaan dan tidak mampu 
lagi menghidupi keluarganya. (Hanin Mazaya/alj/SI) 

      

    
    
        
         
        
        








        


        
        _______________________________________________
Saksi mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://ji-indonesia.com/mailman/listinfo/saksi_ji-indonesia.com



      

Kirim email ke