Sekolah hanya bagian dari penggalan waktu dalam proses pendidikan. Mempercayakan pendidikan hanya ke bangku sekolah adalah awal dari kekeliruan memahami konsep pendidikan seumur hidup dan seutuhnya. Bisa diamati negara-negara yang sukses dan maju biasanya selain kualitas pendidikan sekolahnya bagus juga karena di luar sekolah disegala ruang dan waktu ada pendidikan yang ditanamkan dan ditegakkan. Kalau disekolah kualitas pendidikan jadi tanggung-jawab guru maka siapa yang bertanggung-jawab tegaknya pendidikan di jalan raya, diterminal, dikantor, dipertokoan, di toilet, di tempat umum, dlsb? Apakah tempat-tempat ini bukan tempat pendidikan?
Pendidikan diluar dan didalam sekolah sama pentingnya dan sama-sama perlu dikontrol dan ditegakkan. Kalau di sekolah para gurulah yang mengontrol dan menegakkan untuk memastikan semua siswa mematuhi pendidikan di sekolah itu, lantas siapa yang harus menegakkan pendidikan di luar sekolah? Tentu orang tua, petugas keamanan, penegak hukum, atasan/bos, orang yang lebih tua, sopir dan kita semua. Pastikan bahwa dimanapun kita berada sesebenarnya kita tengah berada dalam pendidikan luar sekolah dan harus tunduk dengan aturan dimasyarakat dan tempat umum serta ada penegak aturan yang bekerja sungguh-sungguh seperti guru sungguh-sungguh menjaga ketertiban sekolah. kalau ini tidak jalan maka pendidikan tidak akan utuh tercermin dalam individu tersebut. Orang kita yang baru pulang tamat belajar dari sekolah terkenal di negara-negara maju, kenapa setelah pulang relatif tidak ada bedanya dengan prilaku ditempat kita dan hanya berbeda isi ilmu pengetahuannya saja? Sebaliknya biar orang yang murni produk didikan asli negara kita tapi setelah hijrah kenegara maju kenapa dia akan terbiasa dengan cara hidup tertib dan disiplin negara bersangkutan? Ini karena pendidikan luar sekolah dinegara bersangkutan ditegakkan dalam bentuk aktivitas keseharian sedangkan ditempat kita longgar karena dikita pendidikan hanya dibangku sekolah, diluar sekolah bebas. Pengertian pendidikan seumur hidup memang begitu. Artinya ketika berada di sekolah kita sedang mengikuti pendidikan dengan tata-tertib sekolahnya dan ketika berada diluar sekolah kita sedang mengikuti pendidikan ditengah masyarakat dengan tata-tertib masyarakat yang ada. Polisi yang pungli berarti mendidik tidak benar diluar sekolah. Atasan yang korupsi berarti mendidik yang tidak benar dikantor. Orang tua yang merokok ditempat umum berarti mendidik yang tidak benar kepada anak-anak muda ditempat itu, dlsb...dlsb..... Jadi kalau si "engeener" itu pulang kampung ke Meksiko dan bekerja di Meksiko (bukan di Nasa) maka dia akan jadi orang biasa karena pendidikan luar sekolah di meksiko tidak sebagus di Amerika. SH kukuh Kumara <key...@yahoo.com> > Ada yg bilang Salah satu sumber daya terbesar dan terpenting adalah > Pendidikan. Dengan pendidikan seseorang diharapkan mampu mengatasi masalah2 > yg dihadapinya atau setidaknya mampu menolong dirinya sendiri saat > mengarungi kehidupan. > > Melalui pendidikan pula kita mampu mempelajari memahami berbagai macam ilmu > pengetahuan, teknologi dan juga seni budaya. > Jadi wajarlah kalau banyak orang berbondong-bondong berupaya mendapatkan > pendidikan yg terbaik. > Memang pendidikan yg baik tidaklah murah apalagi gratis, bahkan Ki Hajar > Dewantara mengatakan "Jer Basuki Mowo Bea" yg kalau diartikan secara bebas > kira2 maknanya "No Pain No Gain". > Pendidikan yg baik dan benar diyakini mampu menjaga nilai2 budaya suatu > bangsa dan bahkan mempertajam dan meningkatkannya. > Mungkin hal itulah yg telah menjadikan inspirasi bagi orang2 dari kalangan > yg kurang beruntung secara ekonomi dimanapun juga baik di Indonesia maupun > di belahan dunia yg lain untuk berusaha mendapatkan pendidikan sebaik > mungkin. > > Beberapa contoh adalah sosok Khadijah William seorang gadis di California > yg selama ini hidup tanpa memiliki rumah tinggal. Namun keuletannya telah > membuat dia tahun lalu diterima di Harvard University. > > Contoh lain adalah Jose Hernandez adalah salah seorang NASA astronaut > keturunan Mexico. Masa kecil Jose dihabiskan dg berpindah-pindah dari > ladang2 pertanian di California karena orang tuanya adalah buruh pemetik > hasil pertanian. Beruntung ada guru yg mampu mengetahui potensi yg dimiliki > Jose dan meminta orang tua Jose agar anaknya bisa mendapatkan pendidikan yg > baik. > Jose memang bersekolah namun hingga usia 12 thn belum belajar bahasa > Inggris, namun lagi2 keuletannya telah membawanya menjadi seorang "engineer" > dan sekarang dia juga salah seorang Astronaut NASA. > > Mudah2an kisah2 ini bisa kita jadikan sbg inspirasi agar Pendidikan bisa > dijadikan sbg Panglima untuk perbaikan nilai2 kehidupan kita. > > Salam > Kukuh > Powered by Telkomsel BlackBerry®