Saya sependapat dengan Pak Awang, Ferry dan Rovicky,
bahwa Junghuhn berjasa bagi Indonesia (artikel tentang
Junghunh pernah dibahas dalam edisi Spesial Gatra
tahun lalu, kalau tidak salah tentang kemajuan Iptek
di Indonesia). 

Namun selain Beliau, ada beberapa "ekspat" yang
berkunjung ke Indonesia (Hindia Timur) abad ke-19 yang
berjasa "membangun" potensi Indonesia dalam semua
bidang (dari kekayaan alam sampai sumber daya
manusia). Sebut saja selain Junghuhn, ada William
Stanfort Raffles (dikenal dengan Raffles), Daendels
(yang terkenal dengan Jalan Trans Java : Anyer sampai
Banyuwangi), Wallace (sahabat Charles Darwin penggagas
teori evalusi yang meneliti flora dan fauna di
indonesia bag Tengah dan Timur), sampai Dowes Decker,
dll. Mereka mampu memberikan "sumbangsihnya" terhadap
harumnya nama Indonesia, terutama hasil karya dan
penelitiannya yang membuktikan potensi alam Indonesia
yang kaya raya ke dunia internasional. Bahkan sampai
sekarang, beberapa hasil karya mereka tetap berdiri
kokoh.

Khusus tentang Raffles (ekspat dari negerinya David
Beckham dan Pangeran Charles) pembuatan Benteng di
Bengkulu (Fort Midllesborough), pembangunan Bogor
Botanical Garden dengan istananya serta yang lainnya
sangat mengangkat nama Indonesia di bidang Biologi.
Saya pernah mengunjungi keduanya dan sangat kagum atas
hasil karyanya. Namun yang sangat saya kagumi adalah
keputusannya untuk menukar daerah Bengkulu (yang lebih
besar luasnya, milik Inggeris saat itu) dengan Pulau
Singapore (milik Belanda saat itu), yang baru bisa
kita rasakan manfaatnya saat ini sebagai pusat bisnis
dan industri di Asia Tenggara dengan pendapatan per
kapita penduduk yang tertinggi di area kita ini.
Tentunya jarang orang yang mempunyai pandangan jauh ke
depan pada jamannya.

Bangsa Indonesia, masih bisa bangkit bila mau
intropseksi dan belajar dari pengalaman yang sudah ada
atau dari pengalaman orang lain. Belum terlambat dan
bisa kita mulai saat ini, minimal dari diri kita
sendiri.

Wassalam.

TAM

--- Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Menarik uraian Ferry, 
> Kenapa orang melupakannya ?
> 
> Ya mungkin saja karena Junghuhn termasuk "wong
> londo", dimana dalam
> benak hampir kita semua di adalah bagian dari
> penjajahan, yg dibenci
> oleh kebanyakan rakyat Indonesia.
> Sulitnya buat kita yg konsen dengan ilmu atau sains
> yg tidak mengenal
> kata baik-buruk, tidak mengenal bangsa, tidak
> mengenal negara. Sains
> hanya bicara apa adanya seadanya dan tidak
> mengada-ada. Tentunya
> menjadikan heran karena seseorang saintist yg datang
> karena minat
> ilmiahnya menjadi rancu karena status kedatangannya
> sebagai "tentara".
> 
> Kita bisa kagum sekaligus "gemes" karena kita berada
> diatas dua kaki
> ilmiah yg ingin tahu banyak tentang alam lingkungan
> sekitarnya, dan
> satu lagi kaki yg berada diatas kebangsaan yg bangga
> dengan jiwa
> patriotiknya dalam mengusir penjajah.
> Ilmiah memang tidak mengenal bangsa, tidak mengenal
> agama, seolah
> tidak mengenal tata nilai manusia, tetapi ilmiah yg
> ndompleng
> penjajahan menjadikan sesuatu yg cerah menjadi
> kabur.
> 
> Apakah saya, anda, ataupun dia mau melakukan kerjaan
> atas dasar minat
> ilmiah dengan mengabaikan sifat manusiawinya atau
> tidak ... its up to
> you.
> apapun yg anda putuskan yg fenomenal tetep saja
> fenomenal.
> 
> Salam,
> RDP
> "knowledge, filling an empty mind with the open one"
> 
> On 5/10/05, [EMAIL PROTECTED]
> <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > 
> > Nama besar Junghuhn juga dikenal di kalangan
> avonturir dan pendaki gunung,
> > sebagai orang pertama yang mendaki &
> mengidentifikasi keberadaan 30 gunung
> > di Jawa yang ber-elevasi di atas 2000 mdpl di
> Pulau Jawa. Sekilas kata2
> > Junghuhn yang menjadi sumber inspirasi banyak
> pendaki gunung:
> > 
> > " Masih jelas dalam ingatanku kesan pemandangan
> hutan-hutan Pulau Jawa yang
> > tak putusnya diselubungi kehijau-hijauan alami
> yang memesona. Juga pada
> > beribu-ribu bunga di dalamnya yang senantiasa
> menyebarkan wewangian dan
> > aroma asli nan penuh nikmat, Jelas juga dalam
> ingatanku berisiknya
> > daun-daun yang diembus angin laut yang lembut,
> meniup sela-sela pepohonan
> > pisang sampai ke pucuk-pucuk pepohonan kelapa.
> Jauh di dalam hutan
> > terdengar tak henti-hentinya suara gemuruh
> jatuhnya air terjun dari lereng
> > gunung yang terjal ke sungai yang berbatu-batu.
> > Mengalami semua ini, aku sungguh-sungguh merasa
> seolah-olah kami sudah lama
> > berkenalan, dan aku tak dapat berbuat lain selain
> menundukkan kepala dan
> > berdoa, berterima kasih kepada Sang Pencipta.
> > Kini timbul dalam hati sanubariku perasaan rindu
> dan hasrat kuat untuk
> > kembali ke tempat itu, dan memuja: Hai
> gunung-gunung dan hutan-hutan, salam
> > cinta dan terima kasih, sampai jumpa lagi !" (FW
> Junghuhn)
> > 
> > Sayangnya, dibandingkan nama besar dan jasanya,
> tak demikian penghargaan
> > masyarakat kepadanya. Terakhir kali saya bersepeda
> ke Taman Junghuhn di
> > Jayagiri, Lembang tahun lalu kondisinya sudah
> sangat memprihatinkan dan
> > tidak terawat. Tugu dan nisannya sudah berlumut
> dan kotor. Menurut sang
> > kuncen, dana perawatan Taman dan makam beliau
> sudah lama terhenti bersamaan
> > dengan ditutupnya Goethe Institute, Bandung.
> Sedihnya lagi, banyak orang
> > yang mengunjungi makamnya, tetapi bukan untuk
> mengenang jasa2nya, tetapi
> > karena menganggapnya keramat dan untuk mencari
> pesugihan...hiks...hiks.
> > 
> > salam
> > 
> > Ferry
> 
>
---------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> To subscribe, send email to:
> [EMAIL PROTECTED]
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy
>
Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
> Komisi SDM/Pendidikan : Edy
> Sunardi([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
> Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED]
> atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi
> Dahlius([EMAIL PROTECTED])
> Komisi Database Geologi : Aria A.
> Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
>
---------------------------------------------------------------------
> 
> 



                
Yahoo! Mail
Stay connected, organized, and protected. Take the tour:
http://tour.mail.yahoo.com/mailtour.html


---------------------------------------------------------------------
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke