Abah, Kompilasi hubungan antara kimia magma Krakatau dengan perioda letusannya tak bisa dibangun kalau hanya mengandalkan van Bemmelen (1949); ada beberapa laporan lainnya yang perlu diacu, yaitu (1) Verbeek, R.D.M. (1885) : "Krakatau" (terbit dalam bahasa Belanda, dicetak di Batavia/Jakarta), dan ini laporan paling orisinil tentang Krakatau sebab ditulis berdasarkan survei Verbeek hanya dua tahun setelah letusan katastrofik 1883; satu lagi adalah publikasi dari G.A. de Neve (1981) : “Anak Krakatau (1 930 - 1980)” - Proceedings PIT X lkatan Ahli Geologi Indonesia, Bandung. Ketiga buku ini dengan sangat baik dikompilasi oleh Peter Willumsen, ahli geologi migas (dulu di Huffco Brantas) yang sangat menyukai Krakatau dan pernah memimpin fieldtrip ke sana (bayangkan fieldtrip ke Krakatau dipimpin oleh petroleum geologist). Tetapi jangan memandang sebelah mata dulu, Peter sangat ahli tentang Krakatau; buku fieldguide-nya yang diterbitkan IPA sangat kaya analisis yang didukung referensi. Dari plotting antara hubungan komposisi SiO2 dan tahun letusannya diketahui bahwa Krakatau meletus hebat kala komposisi SiO2-nya melebihi 70 %. Siklus ke-1 terjadi sejak sebelum Masehi dan hancur oleh letusan hebat pada 416 M. Hasil ejecta menta (piroklastika) hasil letusan 416 M menunjukkan kandungan SiO2 72 %. Lalu setelah itu diferensiasi magma menuju andesit lalu basal lagi sampai kandungan SiO2 seminimal 53 %. Dari sini, magma pelan2 menjadi intermediat lagi yang menandai siklus kedua; lalu asam lagi, dan mencapai puncaknya pada 1883 saat SiO2 kembali 72 % dan terjadilah letusan katastrofik yang tercatat dengan baik itu. Lalu magmanya menjadi basaltik lagi sampai 53 % SiO2 pada tahun 1927, dan saat Anak Krakatau tumbuh di tengah kaldera 1883, itulah siklus ketiga, tahun 1930 Anak Krakatau meletus saat SiO2 63 %; lalu turun lagi sampai 53 % dan kini sedang menanjak naik kembali berada di posisi 55 %. Diferensiasi magma/lava Krakatau dari gabro/basal ke diorit/andesit ke granit/riolit sulit diprediksi berdasarkan waktu. Tahun 1927-1930 kenaikannya cepat, naik 10 % SiO2-nya (3.3 % setahun) dalam tiga tahun saja; Data dari tahun 1960 (53 % SiO2) ke 1980 (55 % SiO2) menunjukkan peningkatan yang melandai hanya 0.1 % SiO2 setahun. Berdasarkan ekstrapolasi dan menganggap semuanya linier, maka letusan katastrofik seperti tahun 1883 dengan SiO2 72 %, masih bisa puluhan tahun lagi. Perhitungan sangat kasar saja dengan banyak sekali asumsi dan menganggap linear dari perkembangan yang terakhir, maka SiO2 Krakatau di atas 70 % akan tercapai sekitar tahun 2070. Tetapi, berdasarkan histori diferensiasi magmatik dan letusannya Krakatau sukar ditebak. Yang lebih penting dan bermanfaat adalah mengukur dengan rutin kadar SiO2 lava Krakatau, saat ia meningkat terus sampai > 60 % harus mulai waspada. Letusan terakhir Krakatau (Anak Krakatau) tahun 1930 terjadi saat kadar SiO2-nya 63 %. Untuk bencana erupsi gunungapi, kita tak pernah tidak diberitahukan alam, pengukuran rutin akan menunjukkannya; tetapi untuk gempa...kita selalu kecurian. salam, Awang
--- Pada Sen, 8/3/10, yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id> menulis: Dari: yanto R.Sumantri <yrs...@rad.net.id> Judul: [iagi-net-l] Kapan Krakatau meletus >( was Uneg-uneg..LUSI) Kepada: "iagi-net" <iagi-net@iagi.or.id> Tanggal: Senin, 8 Maret, 2010, 1:46 PM Ndang Kalau tidak salah dalam buku yang sangat terkenal the Geology of Indonesia ,van Bemmelen 1949, ada hubungan yang sangat erat antara kandungan SiO2 dengan saat Krkatau meletus. Nah , kalau melihat kandungan SiO2 Krakatau sekarang , apakah sudah ada perkiraan kapn Krakatau akan meletus "besar" 2 an ?. Hanya ingin tahu saja. Si Abah > > 3. Lava basalto-andesitik pada dasarnya berkomposisi lebih basa > dibandingkan andesit-basaltik yang intermediat atau riolitik yang asam. > Semakin basa lava semakin mudah dibangkitkan oleh suatu aktivitas. Magma > Merapi meskipun dikatakan basalto-andesitik, berbeda dalam komposisi > SiO2-nya dibandingkan dengan Merapi, relatif lebih asam; semakin banyak > SiO2 semakin kental dan kecenderungan membentuk sumbat lava semakin besar. > Goncangan gempa adalah energi yang akan mengaktivitas fluida, fluida apa > pun itu yang ada di bawah permukaan; bisa migas, air, maupun magma. Saat > "dikocok" begini, lava basal akan lebih merespon dibandingkan lava asam; > maka meskipun Semeru terletak lebih jauh dari episentrum gempa Yogya, > peningkatan aktivitasnya bersamaan dengan Merapi yang lokasinya lebih > dekat. Jadi, respon Semeru cepat; respon Merapi relatif lebih lambat > karena komposisi kedua gunungapi ini relatif berbeda dan tambahan pula di > puncak Merapi terdapat beberapa sumbat > lava lama. > >_ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/