andri agung <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  

Perhatikan: pesan yang diteruskan sudah dilampirkan.

andri    
---------------------------------
  Apakah Anda Yahoo!?
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!Subject: RE: GAJI TINGGI 
BUKAN SEGALANYA....
Date: Fri, 6 Oct 2006 13:14:34 +0700
From: "Ispandiono" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
CC: <[EMAIL PROTECTED]>

                   

  
  
---------------------------------
  From: Paiman A Yusuf
Sent: Rabu 04/10/2006 8:02
To: Sulistyohadi; Hananto; UPms IV Pekerja
Subject: RE: GAJI TINGGI BUKAN SEGALANYA....


      Wassalamu’alaikum w.w. terimakasih banyak atas kiriman e-mailnya Pak H. 
Sulistyohadi semoga kita dapat mengambil intisari dari kasus tersebut
   
  Thanks n Regards,
   
  -----Original Message-----
From: Sulistyohadi 
Sent: 30 Agustus 2006 8:24
To: Hananto; UPms IV Pekerja
Subject: RE: GAJI TINGGI BUKAN SEGALANYA....
   
            Ass.ww.Kita sebagai seorang muslim, jika kita ingin menjadi manajer 
yg baik maka ikutilah sunatullah nabi Muhamad. Saw . InsyahAllah 
berhasil.Wass.Sulistyohadi.
   
  -----Original Message-----
From: Hananto 
Sent: Monday, August 14, 2006 7:30 AM
To: UPms IV Pekerja
Subject: GAJI TINGGI BUKAN SEGALANYA....
   
  Fyi….
   
    Thanks n Regards,
   
   
  Hananto S.
  Sistem Informasi dan Komunikasi
  PT Pertamina (Persero) Unit Pemasaran IV
  Jl. Pemuda 114 Semarang
  Ph. +62 24 354 5341, 351 7901 ext 5555
  Mobile + 62 819 319 690 57

             

     

       


          GAJI TINGGI BUKAN SEGALANYA……..


       

    Mengapa perputaran karyawan tinggi walaupun remunerasinya di atas 
rata-rata? Uangkah pemicunya? Atau ada faktor lain yang menentukan kesetiaan 
mereka?

     

     

  Akhir tahun lalu, Lesmana, seorang teman lama yang ahli dalam pengembangan 
bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan multinasional 
untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia . Dia tertarik dan memutuskan untuk 
bergabung. Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang 
sering diberitakan sebagai pemimpin visionaris dan legendaris.
   
  Gaji Lesmana besar, perlengkapan kantornya mutakhir, teknologinya canggih, 
kebijakan SDM-nya pro-karyawan, kantornya megah di daerah segitiga emas, bahkan 
kantinnya menyajikan makanan yang lezat dan murah. Dua kali dia dikirim keluar 
negeri untuk pelatihan. "Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat di 
sini,"kata Lesmana.             "Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan 
teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini".
   
  Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan 
itu, dia mengundurkan diri. Lesmana belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, 
tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana. Belakangan, sejumlah karyawan di 
divisi yang sama dengannya ikut resigned. Direktur utama perusahaan itu pun 
merasa tertekan karena perputaran (turnover) karyawan sangat tinggi. Cemas 
memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk alokasi dana pelatihan 
karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu apa gerangan yang terjadi. 
Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini mengundurkan diri, padahal gajinya 
sudah cukup tinggi?
   
  Lesmana resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan 
sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri.
   
  Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat, 
periksalah atasan langsung mereka. Si atasan adalah alasan utama karyawan tetap 
bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan. Namun dia jugalah yang menjadi 
alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi 
pengetahuan, pengalaman dan klien mereka. Bahkan tidak jarang selanjutnya 
secara terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan  bekas tempatnya bekerja.
   
  "Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya,"kata para ahli SDM. 
Begitu banyak  uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan karyawan 
berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra maupun 
pelatihan mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan disebabkan 
oleh manajer/pimpinannya, bukan oleh hal lain.
   
  Jika anda mengalami masalah turnover , maka pertama-tama periksalah kembali 
para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para karyawan tidak 
betah?.
  Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang yang ia 
dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan dan seberapa besar 
perusahaan menghargai mereka.. Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para 
pimpinan terhadap mereka. Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk 
sering dialami oleh para karyawan yang bekerja dengan baik. Survey majalah 
Fortune beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena 
berada di bawah atasan yang menyebalkan.
   
  Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat 
mungkin adalah hal yang terburuk, yang secara langsung akan mempengaruhi 
kinerja dan mental para  karyawan.
   
  Simak saja kisah yang dikutip langsung dari"medan perang" ini. Mulya seorang 
insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia dimaki-maki bos 
di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghina dengan kata-kata yang 
kasar. Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Mulya praktis tak punya nyali untuk 
menjawab. Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan mulai menjadi 
kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan ke istri dan 
anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya. Lambat laun, bukan pekerjaan 
Mulya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan.
   
  Nasib Agus juga setali tiga uang. Menceritakan "penyiksaan" yang dilakukan 
oleh bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu penting antara 
keduanya. Atasan Agus benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia 
tidak lagi diikut-sertakan dalam pengambilan keputusan. "Bahkan dia tidak lagi 
memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru," keluh Agus. "Sangat memalukan 
duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan tidak seorangpun yang membantu 
saya". Lantaran tidak tahan lagi, lalu Agus mengundurkan diri.
   
  Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan 
memperlakukan karyawan ditempat umum adalah yang terburuk. Pada awalnya, si 
karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu 
sudah tertanam. Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin 
kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu akan mulai mencari 
pekerjaan lain. Ketika seseorang tidak bisa membalas kemarahannya, ia akan 
melakukan pembalasan "pasif". Biasanya dengan cara memperlambat pekerjaan, 
berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh atau menyembunyikan 
informasi penting.
  "Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin 
orang itu mendapat kesulitan. Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan 
pekerjaan kita," papar Agus.
   
  Para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan 
mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel 
dan sebagainya. Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan 
merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas. Jika ini terus berlanjut, 
maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena 
masalah sepele saja.
   
  Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang 
diterima sebelumnya. Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya karena 
bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak 
memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada 
satu orang (seperti atasan Lesmana) yang terus-menerus mengatakan," Kamu tidak 
penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!".
   
  Kendati tersedia segudang pekerjaan lain (terlebih dalam keadaan pengangguran 
tinggi sekarang ini), bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang 
karyawan yang bertalenta tinggi.. Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari 
pengganti, ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi 
akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan 
itu saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa 
pergi karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya 
rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya diinformasikan ke 
karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan.
  Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi"duta" 
untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu.
   
  Kita semua tahu suatu perusahaan telekomunikasi besar yang orang-orang ingin 
sekali bergabung, atau suatu bank yang hanya sedikit orang ingin menjadi 
bagiannya. Mantan karyawan kedua perusahaan ini telah keluar untuk menceritakan 
kisah pekerjaannya.
  "Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus memikirkan cara 
untuk mengikat jiwa setiap karyawannya," kata Jack Welch mantan orang nomor 
satu di General Electric. Umumnya nilai suatu perusahaan terletak "diantara 
telinga" para karyawannya.  Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati…..
   
   
  JUNIUS LEE,CEO & Managing Consultant
  JCI Kimberley Executive Search International
  (Recruitment Consultants)





   
    
      
---------------------------------
  

  Want to be your own boss? Learn how on Yahoo! Small Business. 





 __________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke