Antara gelar pendidikan tinggi dan moral adalah dua hal yang berbeda, tetapi 
tentu sekali sangat bagus apabila orang berpindidikan tinggi juga bermoral 
baik. Untuk mendapat kenyataan demikian diantara penguasa negara Indonesia 
tidak begitu mudah ditemukan. Malah yang seharus menjadi contoh sesaui 
wahyu-wahyu sang mahadil di langit nan biru malah memberikan gambar terbalik, 
contoh yang paling nyata ialah mantan Menteri Agama, Said Agil Husen Al 
Munawar, bertitel pendidikan tinggi, dari pendidikannya adalah Saudia Arabia 
atau yang lazim dikenal dalam ucapan kaum penganut ilmu surgawi sebagai tanah 
suci, sekalipun demikian beliau menyikat [korupsi] Rp 50 milyar masuk kantung 
pribadi. Dalam katagori pendidikan tinggi tentunya termasuk pula akademi 
kemiliteran dan kepolisian. Berapa banyak jenderal polisi dan militer yang 
tidak korupsi? Jadi gelar berpendidikan tinggi bukan jaminan bermoral baik 
belum tentu juga pengurus dan pengatur [manager] yang baik. 


  ----- Original Message ----- 
  From: judithms lubis 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, March 25, 2007 2:57 PM
  Subject: Re: [mediacare] Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral



  apakah gelar sarjana  itu menjamin moral seseorang menjadi baik dan mampu 
jadi pemimpin ?

  jms
  '  be legal '  
    ----- Original Message ----- 
    From: Leo TOBING 
    To: mediacare@yahoogroups.com 
    Sent: Sunday, March 25, 2007 1:43 PM
    Subject: RE: [mediacare] Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral



    parameter-nya bahwa seseorang bermoral itu bagaimana, ya?
    apakah orang yg tidak pernah dipidana sudah dapat dinyatakan sebagai orang 
yang bermoral? (terbukti tak pernah memiliki permasalahan hukum).
    lalu ... bagaimana dengan calon pemimpin yg pernah dipidana? apakah ada 
kesempatan untuk menjadi pemimpin lagi?



    Regards,
    LEO TOBING


    -------------------
    NO PEACE WITHOUT JUSTICE!



--------------------------------------------------------------------------
      From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of 
Sunny
      Sent: Saturday, March 24, 2007 8:26 PM
      To: Undisclosed-Recipient:;
      Subject: [mediacare] Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral


      http://www.suarapembaruan.com/News/2007/03/24/index.html

      SUARA PEMBARUAN DAILY 
      Soal Capres Sarjana 

      Indonesia Lebih Butuh Pemimpin Bermoral

      [JAKARTA] Indonesia lebih membutuhkan pemimpin yang memiliki moral baik 
ketimbang gelar sarjana. Syarat calon presiden minimal sarjana dinilai sebagai 
upaya pemerintah saat ini untuk menjegal lawan politik. 

      Hal itu disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi 
Indonesia Perjuangan, AP Batubara kepada wartawan di Jakarta, Jumat (2/3). Dia 
menanggapi rencana pemerintah untuk merevisi paket undang-undang politik yang 
salah satunya mensyaratkan calon presiden harus memiliki gelar sarjana. 

      "Gelar sarjana bukan sebuah jaminan kualitas kemampuan seorang pemimpin. 
Apa arti gelar sarjana, master, dan doktor jika tidak dipercaya rakyat. Sebab, 
kepemimpinan itu menyangkut soal kepercayaan dan moral," kata dia. 

      Menurut Batubara, saat ini banyak politisi di Indonesia yang bergelar 
sarjana, baik di eksekutif dan legislatif, tetapi memiliki mental dan moral 
yang rendah. Dia mencontohkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang 
bergelar sarjana tapi terlibat dalam perbuatan tidak bermoral, yaitu hubungan 
seksual yang ditayangkan lewat video porno. 

      "Contoh lain, banyak koruptor yang memiliki predikat sarjana tapi 
kepintarannya itu digunakan untuk mengeruk uang negara alias korupsi," kata 
dia. 

      Dikatakan, revisi paket UU Politik itu menunjukkan sikap dan mental 
Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang tidak demokratis dan penakut. Oleh 
karena itu, sebagai partai yang selalu konsisten mengusung misi demokrasi dan 
kerakyatan, PDI-P jelas menolak revisi itu. 

      Revisi paket UU politik itu, kata Batubara, juga telah menjadi alat 
kepentingan Pemerintahan Yudhoyono untuk menjegal Ketua Umum DPP PDIP, Megawati 
Soekarnoputri untuk tampil sebagai calon presiden pada Pemilu 2009. Namun, dia 
yakin, upaya seperti itu tidak akan mendapatkan dukungan dari rakyat. 

      "Apalagi, berbagai hasil survei yang dilansir sejumlah lembaga, seperti 
Lingkaran Survei Indoensia (LSI), menunjukkan kalau PDI-P kembali tampil 
menjadi partai utama yang diunggulkan," kata dia. 

      Sebagai presiden yang selalu mengumandangkan demokrasi dalam berbagai 
kesempatan, Yudhoyono diimbau untuk tidak melakukan cara-cara inkonstitusional. 
Apalagi jika cara-cara seperti itu dilakukan hanya untuk kepentingan kekuasaan. 
[O-1] 


      Last modified: 24/3/07 


   


------------------------------------------------------------------------------


  No virus found in this incoming message.
  Checked by AVG Free Edition.
  Version: 7.5.446 / Virus Database: 268.18.17/732 - Release Date: 3/24/2007 
4:36 PM

Kirim email ke